WARNING!!Dalam cerita ini mengandung perbuatan yang tidak baik untuk ditiru harap kebijaksanaan pembaca.
1 jam sebelumnya....
Jay sedang terdiam menatap ikan yang ada di kolam. Sesekali dia memasukkan tangannya untuk meraih ikan itu tapi sesekali dia diam lagi memasukkan tangannya ke dalam saku.
"Sendiri aja?" Seseorang berdiri disamping Jay dan itu orang yang dia benci.
"Iya." Jay singkat.
"Biasanya ngobrol sama Muel."
"Lagi pingin sendiri."
"Kenapa?"
"Ga papa, kakak lagi ngapain disini?"
"Tadinya mau ke Tiara tapi lewatin kamu jadi nyapa dulu aja."
"Oh iya, lanjutin aja jalannya takut Tiara nunggu."
"Dulu kenapa putus sama Tiara?"
"Masa Tiara ga cerita?"
"Dia cerita."
"Ya udah apa yang diceritain berarti itu alasan kita putus."
"Ga mau denger alasannya apa?"
"Engga.."
"Dia bilang.."
"Aku bilang engga." Jay kesal karena Dirga terus berbicara.
"Tapi kamu harus tahu, dia bilang kamu aneh waktu pacaran sama dia, dia cerita sih katanya kamu bersikap aneh tuh karena Tiara cinta pertama kamu dan kamu udah suka Tiara dari lama. Awalnya aku ga percaya tapi waktu aku ketemu kamu aku nyadar sih kalo kamu emang aneh." Perkataan Dirga seolah menghina Jay. Jay mengepalkan tangannya tapi tak membalas perkataan Dirga.
"Aku sampe heran kenapa ya cewek pinter kaya Tiara bisa suka sama cowok aneh kaya kamu. Tiara kan cantik masa seleranya begini." Dirga terus mengoceh dengan hinaan yang ditujukan pada Jay.
"Kamu tuh punya kelainan atau apa sih?umur segini masih kaya anak kecil?pantes mainnya nyambung kalo sama Kris, sama Dean, sama Farel." Dirga membuat Jay menatap kearahnya sekarang.
"Kalo aku kaya anak kecil pergi sana, aku ga mau main sama anak gede."
"Tapi hebat kamu anak kecil yang berhasil dapetin ciuman dari Tiara. Aku tahu kok soal ini Tiara pernah cerita katanya itu juga ciuman pertama kamu. Jadi...Tiara itu segala pertama ya buat kamu?kenapa kamu ga sekalian lepas keperjakaan kamu sama Tiara?"
"Kalo ngomong hati-hati ya!!" Jay kali ini marah.
"Kenapa??marah?ternyata anak kecil bisa marah juga ya, mau pukul?pukulan kamu tuh kaya gigitan semut tahu ga?ga ngaruh apa-apa, ga ada rasanya tapi... ngomongin pukulan jadi inget kakak kamu. kakak kamu tuh gampangan ya baru deket dikit mau aja dicium besok-besok mau lagi kalo ditidurin."
"Dasar bang***t!!!Kakak ga gitu!!!"
"Jay..Jay, 2 cewek yang ada dalam hidup kamu tuh udah pernah aku cobain, besok-besok siapalagi?ga mungkin mommy kamu kan?" Dirga kali ini benar-benar keterlaluan membuat Jay sangat marah dia menghina kakak dan ibunya.
"Dasar Kepa***t!!" Jay kini beraksi memukul Dirga dengan ganas dan tanpa ampun. Dia mendorongnya keras. Dia tak suka ucapannya. Itu terlalu kejam baginya. Dia mengenal kakaknya. Ara tak seperti itu, meskipun itu salah keduanya tapi jelas tak boleh Dirga mengucapkan hal itu sembarang. Belum lagi ucapan yang membawa-bawa nama ibunya membuat Jay tak akan mengampuninya. Ibunya tak boleh dilecehkan seperti itu. Dirga keterlaluan. Jay terus memukulnya habis-habisan seolah memberikan pelajaran pada Dirga. Dia mengeluarkan semua jurus yang selama ini dia pelajari.
"Apa lu, gw ga takut banci!!!" Ucap Dirga disela-sela pukulannya.
"Dasar bre***k, Baji**n, Anj**...." Jay terus memukul Dirga dengan tangannya sementara mulutnya tak henti mengeluarkan segala umpatan kotor. Jay seperti dirasuki. Dia lupa jika mungkin tindakan ini akan dibenci Kenan atau bahkan Jesica. Disisi lain Dirga yang tak mau kalah juga terus memukuli Jay. Dia mencoba membuat Jay merasakan pukulan kerasnya.
"Dasar anak kecil!!!" Dirga kini mendorong Jay sampai dia terjatuh dan terus berusaha memukulinya dari atas. Giliran dia yang mendominasi. Dirga akan membuat wajah Jay tak berbentuk sama sekali bahkan Dirga jamin tak ada orang yang mengenalinya nanti.
"Eh eh apa-apaan sih..." Muel dan Kay datang dan mencoba melerai mereka tapi Dirga dan Jay tak peduli. Mereka terlalu dikuasai oleh amarahnya.
"Kay panggil om kenan buruan..." Muel berusaha memisahkan pergulatan sengit antara Jay dan Dirga sementara Kay berlari dengan dengan cepat memanggul ayahnya.
"Ya ampun...." Kenan segera berlari menghampiri anaknya begitupun Dimas yang mencoba menghentikan pukulan Dirga.
"Lepasin aku dad!!Lepasin aku!!!" Jay meronta-ronta akibat tarikan Kenan sementara Kay menghalangi pandangan depan Jay.
"Jay..Jay..Udah!!!" Teriak Kenan membuat Jay diam. Mulut dan hidungnya sudah mengeluarkan darah begitupun Dirga. Jay tenang sebentar dan tak lama dia berlari lagi untuk menghajar Dirga. Dia tak mau dihentikan. Dia akan memberi pelajaran pada mulut Dirga yang sembarangan melecehkan keluarganya.
"Jay...Jay, udah..." Dariel langsung menghalangi Jay dan memegangi kedua tangannya. Tenaganya kini rasa begitu kuat. Dariel yakin Jay tadi memukul Dirga dengan begitu keras.
"Dia jahat sama aku kak, dia jahat!!!" Jay terus berteriak-teriak.
"Iya-iya, udah dulu Jay..." Dariel mengunci tangan Jay. Dia tak ingin ada perkelahian lagi. Apalagi mata Kenan kini begitu tajam memandang anaknya. Sepertinya dia sedikit marah dengan kelakukan Jay.
"Dia ngata-ngatain aku, ngata-ngatain kak Ara...Dia jahat!!." Jay tak peduli dengan ucapan Dariel. Dia terus meracau semaunya.
"Iya-iya, udah ceritanya jangan disini. Berhenti, oke?."
"Ga bisa!!Dia baji***n." Jay membuat Jesica terkejut dengan ucapannya sementara Jay terus meronta mencoba menembus badan Dariel. kini Kenan berjalan ke arah anaknya itu lagi.
"Udah biarin aja Riel, Dim lepasin aja itu Dirga.." Kenan menyuruh Dariel dan Dimas untuk tak menghalangin Jay atau Dirga.
"Ayo berantem lagi, coba Daddy pingin liat gimana Jay mukulnya. Ayo..coba Dirga pukul Jay..." Kenan dengan nada kesal sambil meletakkan kedua tangannya dipinggang namun mereka kini terdiam.
"Ayo!!kenapa diem?tadi katanya mau berantem lagi." Kenan kini mendorong Jay untuk mendekati Dirga begitupun sebaliknya.
"Udah gini diem, aneh. Kenapa sih pukul-pukulan segala?coba Daddy pingin denger alasannya, Kamu Jay, kenapa?"
"Kak Dirga ngata-ngatain aku dad.."
"Ngata-ngatain gimana?yang jelas ngomongnya.."
"Dia bilang aku gila, dia bilang aku sakit, aneh punya kelainan. Dia bilang Kak Ara gampangan. Katanya 2 orang cewek deket aku udah dia cobain, dia bawa-bawa nama mommy, Dia pernah nuduh aku ngejebak dia sama Kakak. Aku ga suka keluarga aku dihina-hina gitu. Dirga jahat!!! Dia yang Gila!!!." Teriak Jay sambil menunjuk kearah pria itu.
"Bener kamu ngomong gitu Ga?" Dimas dibuat tak percaya anaknya seperti itu tapi Dirga diam.
"Kamu diem papa anggap iya."
"Iya pah..." Dirga dengan suara kecil.
"Terus Dirga, om tanya kenapa mukul Jay?"
"Dia mukul aku duluan, dia ganggu aku sama Tiara terus. "
"Aku ga ganggu Gob***k.!!!" Jay dengan kasar.
"Apa lu Anj***g!!" Dirga tak terima dengan perkataan Jay.
"Ayo pukul lagi, Daddy sama om Dimas liatin." Kenan membiarkan Jay yang sudah kembali emosi.
"Udah puas belum?!!" Kenan bertanya lagi namun keduanya diam.
***To be continue