Chereads / Isekai : Kingdom Of Denjavas / Chapter 1 - Bab 1 - Hadiah Undian Berhadiah 300 Miliar

Isekai : Kingdom Of Denjavas

🇮🇩Si_Koplak
  • 341
    Completed
  • --
    NOT RATINGS
  • 752.2k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Bab 1 - Hadiah Undian Berhadiah 300 Miliar

Hadiah Undian Berhadiah, apakah Anda tahu hal-hal seperti itu.

Di sebuah negara bernama Indonesia yang terdiri dari beberapa pulau besar dan banyak lagi yang kecil, banyak perusahaan provider di negara ini yang mengadakan undian berhadiah. Mulai dari hadiah kecil sekitar Rp.500.000, dan yang besar bisa memberi Anda beberapa Miliar Rupiah.

Ada begitu banyak orang yang begitu beruntung menjadi milyarder dadakan setiap tahun, tetapi yang beruntung seperti mereka mungkin tidak adalagi di negara ini.

"Sialan, aku tidak memberitahu siapa pun selain orangtuaku, jadi bagaimana mereka bisa tahu bahwa aku mendapatkan undian berhadiah itu…"

Salah seorang yang sangat beruntung mendapatkan undian berhadiah adalah Tama, sedang mengendarai mobil keluarga yang dibelinya ketika ia menang undian berhadiah dari salah satu provider, di sepanjang jalan pedesaan yang tenang di awal musim panas, memaki-maki sepanjang jalan.

Semuanya dimulai sekitar sebulan sebelumnya.

Dia sedang dalam perjalanan pulang dari kerja seperti biasa, berjalan di minimarket di mana dia biasanya mampir untuk membeli makan malam, ketika ingin membayar di kasir tiba-tiba hpnya miliknya berdering, sebuah pesan singkat masuk kedalam hpnya yang berbunyi.

'selamat nomor anda memenangkan undian berhadiah dari T******s senilai 300 Miliar, segera hubungi call center yang tertera'

Awalnya dia tidak menggubrisnya, dia lalu membayar belanjanya lalu kembali ke kosannya yang tidak jauh dari minimarket itu. Setibanya didalam kamar kosan miliknya, dia lalu meletakkan belanjaan miliknya lalu berbaring diatas kasur.

Dia mengingat pesan singkat yang masuk ke hpnya, Tama lalu mengambil hpnya dan membaca berulangkali pesan singkat tersebut.

"Jika saya benar memenangkan undian berhadiah ini, maka hidup saya sebagai pegawai gaji bisa berakhir setelah hanya tiga tahun. Menjalani kehidupan yang mudah di usia 25 mungkin akan menyenangkan, ya"

Seketika mimpi-mimpi itu terlintas di dalam benaknya, dia juga berpikir bahwa bahkan jika dia tidak menang, itu bisa menjadi bahan lelucon yang bagus.

"Aku tidak pernah berpikir aku akan benar-benar memenangkan undian berhadiah 300 miliar,"

Ya, sekarang dia sedang mendapatkan durian runtuh, yang tidak disangka-sangka mendapatkan undian berhadiah senilai 300 miliar rupiah.

Tama sempat ragu untuk menghubungi call center yang tertera di pesan singkat tersebut, karena telah penipuan yang terjadi di negara ini dengan modus undian berhadiah.

"kruuk, kruuk" bunyi perut Tama.

"waduh aku lapar lagi, mending makan saja dulu, setelah itu baru pikirkan lagi tentang pesan singkat itu," gumam Tama.

Tama lantas segera memasak mie instan yang telah dia beli di minimarket tadi, setelah masak dan makan, dia kembali lagi berbaring diatas kasur busa miliknya yang sudah usang. Kembali menatap layar kaca hpnya dan membaca berulangkali pesan singkatnya, dia juga sempat browsing beberapa artikel mengenai undian provider tersebut, apakah benar mengadakan undian berhadiah atau tidak.

"sepertinya pesan singkat ini tidak menipu," pikir Tama setelah membaca beberapa artikel mengenai undian berhadiah yang diadakan oleh salah satu provider terbaik di Indonesia.

Tama lantas melirik jam di hapenya, ternyata sudah jam 2 pagi, dia lantas memutuskan untuk beristirahat saja dan besok baru menghubungi call center yang tertera.

-----

Pagi pun tiba, kini tiba saatnya untuk bekerja seperti biasa, dan dia akan memasukkan lengannya ke lengan baju yang biasa dia sadari.

"sebaiknya aku tidak usah pergi kerja dulu,"

Begitu dia menyadari itu, dia menghubungi perusahaannya sekaligus untuk cuti sakit.

Dia sekali lagi mengkonfirmasi pesan singkat tersebut apakah benar atau tidak, seperti halnya semalam, pagi ini dia juga berkali-kali membaca pesan singkat dan membuka internet untuk membaca artikel-artikel yang telah dia baca semalam.

"lebih baik aku menghubungi call center itu saja, kalau memang rezeki pasti tidak lari kemana," ungkap Tama yang memutuskan untuk menghubungi call center yang tertera di pesan singkat tersebut.

Singkat cerita dia telah menghubungi call center tersebut dan benar dia telah memenangkan undian berhadiah senilai 300 miliar rupiah, dia sangat senang dan bahagia, berguling seperti anak kecil, meloncat-loncat seperti kelinci, serta teriak-teriak seperti seorang rocker.

Dari hari itu sampai hari pembayaran, dia menghabiskan waktu di kamarnya sembari membayangkan apa yang terjadi kedepannya, dan ketika hari pembayaran datang, dia memanggil taksi, pergi ke bank, dan menguangkan pembayaran.

Sama seperti itu, ia menyetor 300 miliar pembayarannya ke bank

Setelah menguangkan pembayaran, dia pergi bekerja.

"Karena kedua orang tuaku sudah tidak sanggup mengolah sawah maka aku akan mengambil alih sawah kecil milik orang tuaku, aku mengundurkan diri dari perusahaan ini"

Itulah yang dia laporkan kepada bosnya saat dia mengajukan pengunduran dirinya

Bos perusahaan itu khawatir apakah selama ini dia terlalu ketat dan keras padanya, tapi kata Tama

"Orang tua saya sudah tua, dan pekerjaan mengelola sawah terlalu berat pada tubuh mereka, jadi mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka ingin saya kembali ke rumah"

Ketika dia menjelaskan hal itu, bosnya tampak mengerti dan dengan hangat berkata, "itu terlihat sulit, tetapi tetaplah seperti itu, jika terjadi sesuatu, maka segeralah hubungi aku,"

Setelah itu, ia menghabiskan satu bulan yang ditentukan oleh hukum sebelum pengunduran diri untuk menyerahkan pekerjaan dan berurusan dengan bisnis yang belum selesai, dan pensiun secara damai pada hari berikutnya

Dia kemudian menerima lebih dari 50 panggilan telepon sehari dari organisasi yang belum pernah terdengar sebelumnya, kelompok sukarelawan yang kelihatannya teduh, dan teman-teman yang belum pernah dilihatnya sejak sekolah dasar, menghubunginya untuk meminta uang.

Selain itu, setiap hari dan malam tuyul yang entah bagaimana mendapat angin dari rejeki nomplok akan datang mengetuk pintu kamarnya. Dia bosan dengan semua ini dan memutuskan untuk meninggalkan kosannya.

Setibanya dikampung halamannya, Tama lalu berdiskusi dengan kedua orangtuanya mengenai hal yang dia lalui.

"Ada tempat tinggal di bogor yang diwariskan dari kakek kamu, jadi bagaimana kalau bersembunyi di sana,??? Ketika kami mengunjunginya 20 tahun yang lalu sepertinya tidak terlalu buruk, tiang dan atapnya juga masih sangat bagus,

"Juga, kami ingin berlibur diluar negeri, bisakah kamu mengirimkan beberapa untuk kami nak,"

Tama lalu berpikir sejenak, bahwa tidak ada yang akan menemukannya di tempat seperti itu, sehingga dia bisa bersembunyi di sana untuk sementara waktu.

Tama juga mengirimkan beberapa miliar di rekening orang tuanya, beberapa miliar tidak membuatnya jatuh miskin, apalagi itu untuk kedua orangtuanya.

Beberapa hari kemudian, kunci villa yang di ceritakan oleh ayahnya tiba dengan pengiriman ekspres J**. Tama lalu membereskan pakaian miliknya dan segera meninggalkan kosan yang selama ini dia tempati.

"Aku tidak melihat bangunan di mana pun, semuanya hanya pohon dan pohon, google maps mobil juga mengatakan alamatnya ada di sekitar sini,"

2 jam berkendara di sepanjang jalan gunung dan 10 menit mengikuti arah dari google maps mobil di sepanjang jalan tanah yang sempit kemudian, tempat tinggal satu lantai muncul.

Kerikil tersebar di bagian depan rumah, dan hampir tidak ada rumput liar yang tumbuh, sepertinya villa ini cukup terawat.

Hutan bambu menyebar ke segala arah, membuat suara gemerisik saat angin bertiup di atasnya.

"Oh—, jadi ini dia villa warisan dari kakek, sepertinya ini cukup baik untuk sesuatu yang dibiarkan sendiri selama 20 tahun,"

Dia menghentikan mobilnya di atas kerikil, turun, dan memeriksa villa warisan tersebut. Bangunan villa itu tampak lebih rapi dari yang dia harapkan.

Tama lalu membuka kunci rumah dengan kunci miliknya dan mengintip ke dalam, sepertinya tidak perlu disapu dan dapat dihuni seperti apa adanya. Villa itu cukup bersih dan wangi, tidak sedikitpun kotoran yang ada didalam villa, mungkin orangtuanya kemari untuk membersihkan dulu sebelum Tama tinggal disini.

Sepertinya tidak dibiarkan selama 20 tahun

"Aku bertanya-tanya mengapa ini sangat rapi. Mungkin rumah yang baik cukup baik meskipun dibiarkan sendiri "

Bahkan meski memiliki kesan yang agak menakutkan, Tama lalu berjalan masuk ke dalam rumah. Di bagian terdalam rumah ia menemukan sebuah kamar dengan pintu ganda yang terbuka ke luar, dikunci dengan gembok.

"Eeeh,!!!! mengapa ada ruang yang tergembok di dalam rumah, bukannya gembok itu biasanya diluar yah,?"

Tama masih memiliki ketakutan yang tak menyenangkan, dia mencoba menyentuh gembok, namun secara tiba-tiba remuk dengan suara "bakii!"