Chereads / Isekai : Kingdom Of Denjavas / Chapter 7 - Bab 8 - Menyelamatkan Desa Part 3

Chapter 7 - Bab 8 - Menyelamatkan Desa Part 3

Barang yang dia bawa beratnya hampir 150 kg, tidak mungkin untuk membawa semua itu ke desa dengan tangan dan sekali jalan.

Dia bisa membawa barang-barang tersebut dengan bolak-balik, tetapi sebagai manusia modern, Tama akan mengatakan dia lebih suka tidak melakukannya.

"Ini. . adalah masalah, bahkan jika saya pergi ke toko perangkat keras sekarang pasti sudah tutup …. Haruskah saya melakukan perjalanan pulang pergi … itu tidak mungkin,..."

Saat mengemudi dan memikirkan masalah mengangkat barang belanjaan, dia melihat ada sebuah kereta dorong di gudang di dekat lapangan pinggir jalan.

Tama lantas secara spontan menginjak rem mobilnya hingga mobil terhenti, dan dengan terpaku menatap gerobak penarik di dalam gudang.

"Wow, waktu yang sangat tepat …. tetapi jika saya mengambilnya seperti itu, sama saja saya menjadi pencuri,".

Meskipun model lama yang berat terbuat dari besi, itu sangat kokoh karena strukturnya yang sederhana.

Rodanya juga terbuat dari ban tanpa tusukan (itu karet solid di bagian dalam).

"Tidak ada waktu untuk memikirkan tentang hal itu … ini keadaan darurat, saya berharap mereka memaafkan saya dengan menggambil gerobak milik mereka,".

Tama lalu mengambil gerobak itu dengan menarik keluar dari gudang dan mengikat stang gerobak ke mobilnya dengan tali.

Dia lalu mengeluarkan uang 1 juta rupiah keluar dari dompetnya, memasukkannya ke dalam kantong plastik bening yang ada di mobilnya, dan menulis "Maafkan aku" di tas itu. Dia meletakkan tas itu di tempat di mana gerobak itu dan kembali ke menyalakan mobilnya untuk menarik gerobak keluar dari dalam gudang.

Namun secara kebetulan, beberapa hari kemudian ketika Tama melewati gudang itu lagi, ada kereta dorong baru yang bisa dilipat di sana. Di stang gerobak ada catatan yang mengatakan "Terima kasih. Ambil beberapa sayuran atau sesuatu jika Anda suka ".

"Akhirnya masalah membawa barang-barang ini telah selesai …."

Dia lantas membuka ikatan tali di bagian belakang mobilnya dan mengambil gerobak, dia lalu mengambil beras dan barang-barang lainnya yang dia taruh dibelakang mobil lalu memasukkan kedalam gerobak, setelah itu dia kembali mengikat gerobak ke mobilnya.

Malam itu Tama mengemudi dengan perlahan dan sangat hati-hati, karena dia mesti memperhatikan gerobak yang dia ikat dibelakang mobilnya. Oleh sebab itu Tama butuh waktu cukup lama hingga sampai di villa keluarganya, dan saat ini sudah jam 12, sudah tengah malam.

Sudah 6 jam sejak dia meninggalkan desa, tak lama kemudian dia akhirnya sampai di villa keluarganya, dia lalu memarkirkan mobilnya dan melepas ikatan tali gerobak yang terikat di mobilnya, setelah itu dia menarik gerobak itu masuk kedalam villanya yang membuat tikar bambu yang ada diruangan itu menjadi kotor.

"Aku sangat lelah dan sepertinya Aku ingin istirahat sejenak, tapi sepertinya itu tidak akan berhasil, mungkin sebaiknya aku memakan sedikit prem dan meminum Hemaviton-plus, lalu segera pergi ".

Ketika dia memikirkan hal itu, tiba-tiba dia teringah belum makan apapun selain sup dengan beberapa daun misterius dan serangga belalang sejak dia pergi ke dunia lain di sore hari.

Dia kekurangan kalori, tetapi beberapa botol Hemaviton-plus dan prem kering bisa menutupinya.

"Sepertinya Aku harus membersihkan tatami nanti…. baiklah, ayo berangkat ke dunia lain! "

Tama berteriak untuk membangkitkan semangat juangnya sambil menarik gerobak yang sarat dengan 150 kg bagasi dan melewati ambang pintu menuju dunia lain.

"Ooh, itu gerobak penarik untukmu. Ini ringan".

Tama menarik gerobak melalui lorong batu sambil berjalan, serta menggunakan senter miliknya untuk menerangi jalan.

Sementara ketika tiba di hutan, ada beberapa masalah kecil dengan akar pohon, tetapi berkat gerobak tarikan yang memiliki beban maksimum beberapa ratus kg, ia bisa melewati tanpa hambatan.

Tama menarik kereta menuju rumah Nadin yang berada didesa seperti itu selama 5 menit, namun tiba-tiba ada seseorang yang berlari menghampiri dirinya.

"Huh,!!!! Nadin!!! kamu belum tidur,?"

"tuan Tama,!!! Mungkinkah?!? Anda kembali … dan barang bawaan itu...!?"

Nadin membelalakkan matanya karena terkejut melihat besarnya muatan pada kereta dorong.

"Saya membawa makanan dan obat-obatan dari negara saya, hmmm … Saya akan berterima kasih jika Anda menerimanya tanpa bertanya terlalu banyak".

Dia berpikir untuk menceritakan semua tentang kedatangannya ke dunia ini, tetapi bahkan jika dia mengatakan kepadanya bahwa dia datang dari dunia lain, dia mungkin tidak akan mempercayainya.

Juga, jika Anda memikirkannya, ini adalah cerita yang aneh karena ada tempat di mana Anda dapat pergi ke Indonesia dan kembali hanya 5 menit dari desa, namun tidak ada seorang pun di desa yang tahu tentang keberadaannya.

Jika lorong batu itu semacam tanah suci, itu akan mengganggu jika entah bagaimana keluar.

"Tuan Tama …. mungkinkah kamu Gre … "

"Eh?"

"Ah, tidak, itu bukan apa-apa! Ada begitu banyak makanan dan obat-obatan, terima kasih banyak! "

Untuk beberapa alasan Nadin menjadi bingung. Dia kemudian berterima kasih kepada Tama dan menyelinap ke bawah setang untuk membantunya menarik kereta.

Tama bertanya-tanya apa yang akan dikatakannya, tetapi bagaimanapun, dia bersyukur dia tidak bertanya terlalu banyak tentang hal itu.

Kemudian dia menarik kereta bersama Nadin menuju ke rumahnya selama sekitar 5 menit, tetapi dia tampaknya tenggelam dalam pikirannya dan tidak mengatakan sepatah kata pun.

"Aah, punggungku terasa sakit …. sepertinya saya mengalami kram otot".

Setelah membawa beban di kereta ke kediaman Nadin, Tama mengusap punggungnya dengan tangannya.

Meskipun Nadin sepertinya tidak kekurangan gizi, Tama tidak ingin Nadin membawa barang-barang berat, Tama membawa beras seberat 100 kg dan Hemaviton-plus sendiri.

"Maaf, aku tidak kuat membantumu mengangkat barang-barang itu…. "

Melihat Tama seperti itu, membuat Nadin meminta maaf.

"Ah, tidak, tidak, jangan khawatir tentang itu, dari pada itu, berhubung ini sudah malam, jadi apa yang akan kita lakukan,?!? haruskah kita berkeliling ke rumah-rumah membawa obat,?!?"

"Ya, saya yakin semua orang sedang merasa kesakitan, jadi saya ingin membawa obat-obatan ini kepada mereka sesegera mungkin".

"Itu benar, bukan?", Kata Tama, menyetujui apa yang dikatakannya, dia kemudian menyandang tas travel yang ada di kereta tarik di bahunya.

Mengharapkan hal ini terjadi, sebelumnya dia sudah mengisi penuh tas miliknya dengan Hemaviton-plus dan susu bubuk dan juga botol bayi.

"Baiklah ayo" .

"Baik" .

Sinar lampu senter menyinari jalan mereka, keduanya berjalan di sekitar desa dalam langkah yang cepat.

"Di sini, tunggu dan minum ini. Ini adalah obat ajaib, penyakitmu akan segera sembuh ".

"R, sungguh …. Terima kasih…"

"Eh? Tidak, tidak seperti itu … "

Ketika mereka tiba di rumah masing-masing penduduk desa, mereka dengan cepat mengeluarkan Hemaviton-plus dan membuat penduduk desa meminumnya.

Nadin memberi mereka Hemaviton-plus untuk diminum, untuk beberapa alasan sepenuhnya nadin percaya diri bahwa minuman itu mampu mengobati penyakit yang mereka derita, tapi Tama masih tidak yakin dan merasa sedikit cemas.

"Apa yang kamu katakan? Itu kebenaran bukan? Ayo, mari kita pergi ke rumah berikutnya".

Bahkan ketika memiliki argumen seperti itu, mereka dengan cepat pergi ke rumah penduduk desa berikutnya.

Lagi pula, total ada 50 penduduk desa yang sakit.

Mengunjungi setiap rumah secara bergantian akan membutuhkan waktu yang cukup lama, namun tiba-tiba Tama mengingat sesuatu,

"Ah, itu benar, karena ada bayi yang tidak bisa mendapatkan ASI, aku punya sesuatu untuk menggantikannya. Kita harus bergegas ke sana,"

"Eeh,.!!!? harus sekarang,!? Lalu, saya mesti minta maaf untuk orang sakit, tapi mari kita prioritaskan bayi-bayi itu" ucap Nadin.

Pada saat mereka selesai berkeliling di setiap rumah seperti ini, matahari sudah mengintip dari balik gunung.

Setelah selesai memberikan susu bubuk kepada semua bayi di desa (mereka meninggalkan sekaleng susu bubuk dan botol bayi di setiap rumah setelah menjelaskan cara menggunakannya), dan setelah menyelesaikan tugas monumental memberi minuman Hemaviton-plus kesetiap penduduk desa yang sakit untuk di minum, mereka berdua lalu kembali ke rumah untuk tugas berikutnya.

Pemberian makan darurat.

Tapi tentu saja, mereka berdua merasa sangat kelelahan setelah melakukan begitu banyak kegiatan tanpa istirahat sedikitpun, mereka lalu mengambil Hemaviton-plus dan duduk untuk istirahat sebentar.