Chereads / Menikahi Kupu-kupu Merah / Chapter 3 - Trikmu Merayu Pria Sangatlah Cerdik

Chapter 3 - Trikmu Merayu Pria Sangatlah Cerdik

Sakit...! Cecile Luo hampir menangis kesakitan. Ia jatuh sangat keras kali ini dan dengan sempurna menjelaskan arti sebenarnya dari ungkapan 'menyentuh tanah dengan kedua tangan, lutut, dan kepala' di buku pelajaran sekolah menengah atas. Hal ini biasa disebut juga sebagai jatuh dengan posisi pantat ke atas. Yang lebih menyedihkan lagi, payudaranya yang mendarat lebih dulu. Cecile Luo merasa begitu kesakitan, seakan payudaranya terbagi menjadi empat bagian.

Panggilan Cecile Luo berhasil menghentikan langkah Eugene Mu. Pria itu berbalik badan dan menatap wanita yang terbaring di lantai dengan pose aneh. Wajahnya pun lebih gelap dari sebelumnya, seakan nyaris meneteskan tinta hitam. "Trikmu untuk merayu pria hari ini sangat cerdik, tapi sayang... Tidak ada gunanya bagiku!" kata Eugene Mu.

Hinaan sarkastis Eugene Mu membuat Cecile Luo tiba-tiba melupakan rasa sakitnya. Ia mengangkat kepalanya dan menatap pria dengan aura berkuasa itu, lalu berkata, "Mungkin kamu terlalu percaya diri? Matamu yang mana yang melihat aku sedang merayumu?"

"Kedua mata ini melihatnya," jawab Eugene Mu dengan penuh arti.

Cecile Luo menatap mata Eugene Mu dan langsung mengubah ekspresinya. Hanya karena merasa terlalu panas, Cecile Luo membuka kancing bagian atas piyamanya untuk membuatnya lebih dingin. Sekarang ia jatuh dalam pose begini hingga tiba-tiba bagian dadanya yang besar dan putih terlihat keluar, bahkan bagian dalam dadanya terlihat dengan jelas.

Cecile Luo cepat-cepat menarik lehernya dan menarik pakaiannya, mencoba menutupi bagian yang terbuka keluar. Namun, ia tidak habis pikir bahwa ketika ia terjatuh, ujung piyamanya juga tertekuk ke atas dan memperlihatkan kaki rampingnya yang jenjang. Saat ia menarik pakaiannya, piyama terangkat sedikit demi sedikit hingga ia tidak bisa menutupi pantat kecilnya.

Napas Eugene Mu tiba-tiba tercekat dan sebuah rasa aneh naik dari perut bagian bawahnya. Meskipun wanita ini memiliki pikiran yang dalam dan hati yang jahat, ia memiliki modal untuk memikat hati orang.

"Wanita sialan! Berhenti menarik bajumu! Segera bangun dan berdiri!" perintah Eugene Mu. Ia melihat Cecile Luo bergegas bangkit dari lantai dan mengira bahwa wanita itu masih bertekad untuk menantangnya. Ia pun segera bergegas melangkah ke depan dan menarik Cecile Luo dengan kasar.

"Aduh!" pekik Cecile Luo.

Eugene Mu menarik pergelangan tangannya hingga ia terangkat. Awalnya ia ingin berdiri dengan stabil, tapi ia tidak menyangka bahwa kedua kakinya sakit dan lemah hingga membuat seluruh tubuhnya terjatuh ke pelukan pria itu. Eugene Mu juga tidak sempat menghindar hingga dirinya langsung terjatuh ke lantai.

"Luo! Chen! Xin!"

Cecile Luo hanya ingin menangis tanpa air mata saat mendengar Eugene Mu menggertakkan giginya. Ia hanya bertindak berdasarkan insting. Ia jelas tidak bermaksud merayu Eugene Mu dan malah ingin menjauh dari Eugene Mu. Pria itu begitu sombong dan memiliki kepribadian yang mengerikan. Bahkan jika Eugene Mu tidak memperlihatkannya, itu semua tetap terlihat dari wajahnya.

Sayangnya, kedua kaki Cecile Lio menjadi begitu tidak bertenaga untuk kedua kalinya. Kejadian barusan bisa dibilang tidak sengaja. Sekarang ia langsung menjatuhkan diri… Mungkin jika ia mengatakan apapun juga tidak akan ada orang yang percaya.

Tatapan Cecile Luo jatuh di bibir Eugene Mu. Pria itu merapatkan bibir tipisnya yang berbentuk sempurna dan terlihat sebuah bekas ciuman yang jelas di bibir bawahnya. Tidak mungkin... Apa itu gara-gara aku? pikirnya.

"Apa yang masih kau lihat? Menyingkirlah dari atas tubuhku!" Eugene Mu mulai mengeluarkan amarahnya. Ia didorong ke bawah hingga jatuh dan dicium oleh wanita yang paling menyebalkan itu. Rasa malu yang aneh.

Cecile Luo mulai berkeringat karena panik. "Baiklah, aku akan bangun. Buat apa kamu begitu kasar? Kamu pikir aku suka begitu dekat denganmu?" kata Cecile Luo sambil memegang lantai untuk membantu menopang tubuhnya yang hendak bangun.

Entah mengapa, tubuh Cecile Luo sejenak terasa sakit. Barusan kakinya terasa lunak dan sekarang tubuhnya seperti tidak memiliki kekuatan. Ia baru saja sedikit mengangkat tubuhnya, tapi lengannya sudah tidak bisa menahannya. Seluruh tubuhnya kembali jatuh di atas tubuh Eugene Mu.