Ketika selesai berbicara, Ji Ming memberikan tas koper yang biasa digunakan untuk menyimpan dokumen kepada Tang Li. Melihat tas itu, Tang Li tidak langsung menerimanya. Ada keraguan dalam hati yang membuatnya kembali menatap Ji Ming.
"Tuan tanpa sengaja mengetahui bahwa Nona Tang belum membayar biaya sponsor untuk tahun ini. Jadi, Tuan memerintahkan saya untuk mengambil uang sejumlah 50.000 Yuan agar bisa Nona gunakan dalam keadaan darurat," terang Ji Ming. Melihat Tang Li yang tampak ingin bertanya, Ji Ming segera mendahuluinya berkata, "Untuk hal ini, saya juga tidak tahu mengapa karena saya tidak bisa sembarangan bertanya tentang apa yang dilakukan Tuan."
Tang Li bukan orang munafik yang tidak menginginkan uang tersebut. Ia pun mengambil tas tersebut, lalu bertanya, "Apakah Tuan Song selalu berbuat baik seperti ini?"
"Tuan Song selalu berdoa kepada Buddha," jawab Ji Ming.
Bisa dibilang bahwa Song Baiyan merupakan orang yang baik. Tapi, jika memang begitu, kenapa ia sudah bisa duduk di posisi tertinggi di Kementerian Keuangan saat baru saja menjabat? Tang Li hanya mengatakan hal ini dalam hati dan tidak mengatakannya secara langsung. Lagi pula, mengejar kekuasaan memang merupakan sifat alamiah manusia.
Setelah menyelesaikan urusannya dan meninggalkan kampus, Ji Ming menuju ke tempat tinggal pribadi Song Baiyan. Yunqi Mountain Villa merupakan vila yang terletak di kaki gunung Fengyun di pinggiran Ibukota dan dibangun di lereng gunung dengan fengsui yang bagus. Vila itu dibangun lima tahun yang lalu dan memiliki halaman yang begitu luas. Ada rumor yang mengatakan bahwa dulunya tempat itu adalah milik kaisar pada zaman kuno.
Karena pemilik dari vila ini merupakan orang yang terhormat, maka penjagaan pun juga diperketat. Ketika ada mobil yang tiba di kaki gunung, gerbang besar hitam perlahan dibuka hingga menunjukkan jalanan aspal yang berliku dengan dikelilingi bebatuan dan pohon pinus hijau yang kokoh. Di saat musim gugur, daun-daun cokelat akan berguguran. Aliran air yang berbunyi gemericik dan berkabut di gunung menunjukkan bahwa musim semi akan segera datang.
Begitu Ji Ming turun dari mobil, ia langsung menuju ke Danau Houshan. Tepat di seberang halaman, ia melihat Song Baiyan berjalan di tepi danau. Permukaan danau itu berkilauan karena pantulan sinar matahari. Tiba-tiba, pria itu menghentikan langkahnya dan melihat ke arah danau.
Ketika mendengar sebuah suara, Song Baiyan membalikkan badanya. Kali ini, tanpa menunggu Song Baiyan bertanya, Ji Ming berbicara terlebih dahulu, "Uang itu telah diserahkan pada Nona Tang."
"Apakah dia bertanya sesuatu?"
"Nona Tang bertanya, apakah Tuan sering melakukan perbuatan baik seperti ini?"
Song Baiyan tersenyum, lalu bertanya lagi, "Apakah dia menanyakan hal lain?"
"Tidak."
Song Baiyan melangkah maju dan Ji Ming mengikutinya dari belakang. Setelah beberapa saat, terdengarlah suara Song Baiyan kembali, "Pergilah ke Departemen Keuangan dan katakan pada mereka bahwa pertemuan akan dibatalkan dengan alasan aku tidak enak badan."
Ji Ming hanya mengangguk. Namun, karena masih ada beberapa hal yang mengganjal di hatinya, ia tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Apakah Tuan dan Nona pernah bertemu sebelumnya?"
Song Baiyan sempat terdiam beberapa lama, lalu barulah ia menjawab, "Beberapa tahun lalu, ketika di Yunnan."
Ji Ming tidak menyangka bahwa Song Baiyan akan memberitahunya. Song Baiyan yang sedang berdiri di tepi danau, kembali teringat pada Tang Li yang terluka saat siang tadi. Terlebih lagi, kejadian semalam. Kalau ia tidak tahu bahwa ayah kandungnya adalah Li Wenyan, mungkin ia belum tentu bisa mengenali Tang Li ketika berada di ruang kerja saat itu.
Song Baiyan masih bisa mengingat momen ketika ia bertemu gadis bertubuh kurus tersebut untuk pertama kali.
Delapan tahun lalu, ketika Song Baiyan bangun dari luka akibat luka tembak, gadis berkuncir kuda itu meletakkan tangannya di bibir tipisnya. Ia pun berkeringat dingin dan sangat tegang ketika mendengar suara langkah kaki di luar, namun ia tidak melarikan diri. Lalu, gadis itu berbisik di telinga Song Baiyan, "Selama kamu tidak bersuara, aku tidak akan mencekikmu."
———