Setelah selesai berbicara, Tang Li meninggalkan ruangan itu terlebih dahulu. Dari ruang privat ke lift yang berjarak 20 meter, Tang Li berjalan dengan kecepatan tidak cepat dan tidak lambat, seakan sedang menunggu sesuatu. Dalam hatinya, ia berhitung, Satu, dua, tiga...
Tepat pada hitungan ketiga, Tang Li mendengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa dan diikuti dengan suara yang memanggilnya, "Nona..."
Ketika Tang Li menoleh, ternyata orang itu adalah Ji Ming. Ia menghampiri Tang Li sambil masih menunjukkan sikap hormatnya, "Nona, tunggu dulu. Tuan menyuruh saya mengantar Nona pulang ke rumah keluarga Li."
Kali ini, Tang Li tidak bertanya mengapa. Tepat sebelum sampai ke lift, seorang anggota staf berjalan ke arah mereka. "Tuan Ji," kata staf itu, lalu menyerahkan tas kertas yang berisi jaket wanita kepada Ji Ming.
Ketika Ji Ming menyerahkan jaket itu kepada Tang Li, ia tidak segera menerimanya. Ia kembali menatap Ji Ming, lalu bertanya, "Apakah ini dari Tuan Song?"
"Ini sudah larut malam, apalagi di luar sedang turun hujan. Tuan takut jika Nona masuk angin," jawab Ji Ming.
Akhirnya, Tang Li mengambil jaket itu. Saat pintu lift tertutup, ia berkata, "Saya suka dengan pakaian ini."
Ji Ming hanya diam dan melirik Tang Li, sedangkan Tang Li tidak menjawabnya lagi.
Selama perjalanan, Tang Li dan Ji Ming tidak banyak bicara. Tang Li tahu dari kehidupan sebelumnya bahwa Ji Ming bukanlah tipe orang yang banyak bicara. Saat ini Ji Ming mengemudikan mobil Lexus yang begitu luas dan Tang Li duduk sendirian di kursi belakang. Perhatian Tang Li tertuju pada jas yang berada di sampingnya. Ia sudah bisa menebak jas milik siapa itu. Ia juga melihat rokok yang sepertinya terjatuh dari saku jas tersebut.
Pikiran Tang Li kembali teringat pada pertemuan pertamanya dengan Song Baiyan di balkon. Sekarang, ia diantar pulang oleh Ji Ming. Tang Li merasa instingnya tidak salah. Ia merasa bahwa Song Baiyan begitu toleran padanya, tapi ia tidak tahu kenapa pria itu bisa begitu.
Ketika di balkon, Tang Li tidak bisa melihat wajah Song Baiyan dengan jelas. Di kehidupan sebelumnya pun, ia tidak melihat Song Baiyan di pesta ulang tahun. Tanpa diduga, pria itu malah menjadi tamu undangan VIP di pesta ulang tahun ini.
Saat Tang Li tadi menuruni tangga, Song Baiyan sudah pergi. Memang Song Baiyan dan keluarga Li bukanlah teman dekat. Namun, mengingat posisi Song Baiyan saat ini, ia pun diundang sebagai tamu kehormatan di pesta keluarga Li dan bahkan Li Wenyan begitu sopan ketika berbicara dengannya.
Mobil berhenti di depan pintu rumah keluarga Li. Tang Li turun dari mobil, memeluk jaketnya, lalu membungkukkan badan. "Tolong sampaikan rasa terima kasih saya kepada Tuan Song," kata Tang Li. Ketika ia berjalan ke arah pintu, tiba-tiba ia teringat, "Oh, iya. Nama marga saya adalah Tang, bukan Li."
Setelah itu, Ji Ming kembali ke klub tadi dan tiba di sana ketika jam tepat menunjukkan pukul dua belas malam.
Song Baiyan sedang memegang teko ketika ia melihat Ji Ming kembali. "Apakah dia sampai rumah dengan aman?" tanyanya.
Ji Ming mengangguk dan menjawab, "Iya, Tuan."
Sebenarnya ada sedikit keraguan di hati Ji Ming sejak Song Baiyan menyuruhnya memberikan payung pada Tang Li. Pemuda itu telah bekerja untuk Song Baiyan selama enam tahun. Namun, ini pertama kalinya ia melihat Song Baiyan memedulikan seseorang yang tidak dikenalnya. Hanya saja, ia tidak memiliki hak untuk ingin tahu lebih jauh.
Beberapa saat kemudian, Song Baiyan keluar dan masuk ke mobilnya. Ia masih mencium aroma buah ketika masuk ke dalam mobil, sama seperti ketika ia berada di dekat Tang Li. Tenggorokannya tiba-tiba terasa gatal. Ketika ia meraih kantong jasnya untuk mengambil rokok, saku jasnya ternyata kosong.