Serentak semua yang ada di dalam mobil, terdiam saat mendengar Pak Teuku tega meminta putrinya, Anya untuk membuang janinnya. Kebenciannya pada Pasha, membuatnya tidak sudi menerima darah daging Pasha yang kelak akan hadir di tengah-tengah keluarga mereka.
"Kalau aku nggak mau buang?" Anya kembali bertanya. Merasa sedih, di saat ia telah sepenuhnya menerima kehadiran mahkluk mungil itu, sang kakek malah menolaknya mentah-mentah. Bahkan memintanya untuk membuangnya.
"Cut," Pak Teuku menatap lekat-lekat putrinya. "Ayah nggak ingin kehadiran anak itu kelak akan mempersulit hidup kau, Cut. Karena dengan adanya anak itu, selamanya akan tetap ada pengikat di antara kau dan Pasha meski kalian berdua akan resmi bercerai...Jadi kau aborsi saja janin itu. Mumpung baru lima minggu."