Anya memang sejak tadi berkali-kali menghela nafas panjang karena rasa cemasnya, merasa cukup tenang dna terhibur dengan Kehadiran Ayahnya dan Bang Sultan yang ikut datang menemaninya di puncak persidangan, sedikit banyak memberi dukungan pada Anya dalam menghadapi Pasha di persidangan.
Bersamaan dengan itu, Anya bersyukur karena rasa mualnya terhadap aroma pria berangsur-angsur mulai hilang. Sehingga tidak akan membuat Artha sengsara lagi karena ulahnya. Ikut mendampinginya menyaksikan jalannya persidangan.
Namun tetap saja ada yang membuatnya begitu khawatir dan takut, jikalau rasa mual itu akan menyerangnya lagi saat bertemu lagi dengan Pasha di persidangan.
Laki-laki itu tidak boleh sampai tahu tentang Anya yang saat ini sedang dalam keadaan mengandung dan kemungkinan besar adalah bayinya. Karena laki-laki itu akan semakin besar kepala dan yang terburuk tidak pernah melepaskannya meski pun dari balik penjara sekali pun.