"Gue mau kasih saran sesuatu buat lo?" Artha menghampiri Pasha yang sedang berdiri menatapnya tajam setelah lelaki berambut sarang burung itu berhasil mengerjainya habis-habisan.
"Apa?" Pasha menyahut kesal.
"Gue mau kasih tahu, lo hati-hati ya. Jangan coba-coba lari dari tanggung jawab ya," ujar Artha yang malah dibalas Pasha dengan wajah mencibir membuat Artha ingin melanjutkan nasehatnya. "Pak Maman Suparman katanya kenal baik sama seluruh pentolan preman kejam di Bandung. Dia nggak bakalan segan-segan minta mereka buat mutilasi lo hidup-hidup pake pisau karatan, kalo lo sampek macam-macam. Dan gue sengaja bagi info penting ini buat lo karena gue ini masih punya hati nurani. Udah gitu aja. Kami bertiga pamit duluan ya. Maap nggak ngajak-ngajak." Artha menepuk-nepuk bahu Pasha dengan agak keras sebelum meninggalkan kamar Gita dan berpamitan pada kedua orangtua Gita yang tampak malu kepadanya. Sementara Gita masih menangis dan tak mau memandang wajah siapa pun.