"Yakin Aa sudah siap bertemu mereka sekeluarga?" Arya memastikan sebelum mereka turun dari mobil. Mereka berdua kini telah tiba di depan kediaman keluarga Gita yang tampak sepi dari luar. Seolah-olah mereka sekeluarga sedang menutup diri dari lingkungan sekitarnya.
"Harus siap," sahut Artha mantap sambil membuka pintu mobilnya. Hal pertama yang harus ia lakukan dalam menyelesaikan masalahnya adalah dengan meminta maaf terlebih dahulu pada Gita dan keluarganya. Meski resikonya sudah bisa ia bayangkan. Selain tidak akan dimaafkan, kepala beresiko benjol, pipi memar atau ia akan kehilangan satu atau dua gigi lagi.
Arya menghela nafas sambil mengikuti langkah Aa-nya menuju gerbang rumah keluarga Gita. Langkahnya ikut terasa berat namun ia bertekad akan terus menemani Aa-nya.
Memencet bel yang terpasang di pagar rumah berkali-kali, Artha menunggu sang pemilik rumah keluar. Ia sudah siap diamuk, dilempari atau bahkan diteriaki. Tekadnya sudah bulat seperti tahu bulat.