Keesokan harinya.
"Hasil uji DNA nya sudah keluar kan Bim?" Amor berbisik pada Bima yang baru saja datang dan hendak berpamitan sebelum pulang ke Bandung. Amor menggunakan kesempatan itu di saat Bima datang dan Anya masih berada di paviliun.
Bima tak menyangka, Amor akan terus mengingat soal itu.
Bima mengangguk sambil membuka ranselnya, mencari amplop putih berisi surat keterangan hasil uji DNA yang ia periksakan di salah satu Rumah Sakit di Amsterdam.
"Ini, Teh." Bima menyerahkan surat keterangan itu pada Amor yang sudah tak sabar lagi.
Amor segera membuka dan membacanya. Saat membacanya, tiba-tiba Amor menangis. Bukan karena terkejut apa lagi terharu. Tapi karena ia tidak bisa mengerti apa yang diterangkan di dalamnya.
"Kenapa sedih, Teh?" tanya Bima.
"Habis isinya pakai bahasa Belanda, Bim," Amor menjawab dengan nada geli. "Bacain dong artinya, Bim," pinta Amor sambil mengembalikan kertasnya pada Bima.
Bima lalu melipat kertas itu dan dimasukan kembali ke dalam amlopnya.