Kecemburuan, kecurigaan, kegalauan, hingga ketakutan akan kehilangan kini terus menghantui hidup Gita sejak ia kembali dari Belanda. Upayanya selama kurang lebih setahun mempengaruhi dan meracuni isi kepala Artha dengan cerita-cerita bohong mengenai Anya yang ia ciptakan kini seolah tak berarti lagi.
Begitu Artha bertemu kembali dengan Anya, keraguan dan kemarahan Artha seolah sirna. Dengan mata kepala sendiri, Gita melihat Artha jelas-jelas telah telah memaafkan begitu saja perempuan itu. Bahkan jika Gita tidak nekat menghalangi dengan segala cara, Artha mungkin akan kembali jatuh ke dalam pelukan Anya. Perempuan yang kini kembali menjadi duri dalam kehidupan Gita dan Artha.
Dan kini sikap Artha pun mulai banyak berubah kepadanya. Tunangannya itu kembali kerap mengabaikannya, meski ia telah berkali-kali menarik perhatiannya dan bahkan mengadukan sikap acuh Artha kepada kedua calon mertuanya.