Menunggu saatnya ia akan menjemput Amoka pulang sekolah, Anya menikmati secangkir kopi sambil mengawasi karyawannya bekerja. Suasana cafe siang ini lumayan ramai seperti hari-hari biasanya.
Sambil menatap keluar melalui jendela cafenya, Anya perlahan-lahan menyesap kopinya. Bersama aliran kafein, ia memutar kembali ingatannya ke masa-masa pertemuan pertama kali tak terduganya dengan Artha di Keukenhof hingga hari kemarin di bandara. Saat lelaki itu akhirnya kembali ke Indonesia. Membawa kembali kisah mereka berdua yang tak mungkin berlanjut.
Dan Anya tahu lelaki itu kecewa dengan penolakannya. Akan tetapi itu yang terbaik buat Artha, menurut Anya.
Ia kemudian mengingat ia belum menghubungi sahabatnya, Amor. Sahabat jahilnya itu harus bertanggung jawab atas kekacauan yang telah ia buat bersama Bima. Yang telah diam-diam merancang pertemuan tak terduga antara ia dan Artha beserta Gita yang terus terang telah mengusik ketenangan dan kedamaian hidupnya di Belanda selama ini.
