Sampai di apartemen Bima yang cukup nyaman dan cukup besar untuk tiga orang dewasa dan satu anak kecil, Artha langsung rebahan di atas karpet seperti seekor kucing tua yang kelelahan. Mungkin tepatnya karena ia sedang terserang jetlag karena perbedaan waktu antara Indonesia dan Belanda.
Sementara Gita langsung membongkar isi kopernya di dalam kamar yang telah Bima siapkan untuknya. Di dalam apartemen Bima memang memiliki dua kamar tidur. Satu untuknya tidur dan satu lagi dipersiapkan untuk temannya yang ingin menginap.
Ketika Bima sedang memakaikan baju bersih pada Amoka, teleponnya berdering. Melihat siapa yang menghubunginya saat ini membuat jantung Bima bertalu-talu dengan keras. Anya, Mamanya Amoka meneleponnya. Tidak ingin didengar siapa pun terutama oleh Artha, Bima cepat-cepat menuju balkon apartemennya untuk menghindari siapa pun menguping.
"Hallo, Teh..." Bima menjawab dengan suara pelan dan hati-hati.
