"Lo tadi keren banget, Run. Kayaknya lo harus masuk tim basket sekolah kita, deh," canda Geo. Namun, cewek yang berdiri di sebelahnya hanya diam dengan kepala tertunduk.
Geo menghela napas, menatap langit dengan senyum miris menghiasi wajah tampannya. "Lo tahu? Meskipun lo ada di sini sekarang, gue sama sekali nggak ngerasa lagi jalan sama lo."
"Apa?" Runa yang tersadar dengan ucapan Geo, kini menatap cowok itu.
Geo terkekeh. "Tuh cincin nggak perlu lo pegangin terus juga nggak bakalan ilang, kok." Tunjuk cowok itu pada jari manis Runa, yang sejak awal tiba di taman ria, nyaris tidak pernah lepas dari usapan cewek itu.
"Apaan, sih, lo." Tersipu malu, Runa menyembunyikan tangannya di belakang punggung.
Geo berjalan ke pinggir danau, mecengkram pagar pembatas di sana, menatap ke kejauhan. "Menurut lo gimana? Lo seneng jalan sama gue hari ini?"
Runa menelan ludah, menatap punggung lebar cowok itu. "G-gue—"