Sepulang dari cafe irawan memutuskan menemui wito sepupunya,dia satu satunya orang yang selalu mendengarkan segala keluh kesahnya.Saat ini irawan butuh teman berbagi agar dia tidak hanya memendamnya seorang diri.
"Apakah kini kau menyesali perpisahanmu,aku tidak tau secara detail permasalahan kalian.Tapi aku sangat sangat menyesal dan kecewa dengan perpisahanmu,terutama uwak yang tak pernah memperlakukan istrimu dengan baik..."
"Mantan istri..."
"ya...Mantan istrimu..."
"apakah kamu mengetahui ibuku tidak baik memperlakukan dia,..."
"ya,sangat tahu.Apalagi saat dirimu tidak ada untuknya selama enam bulan,eza benar benar tersiksa dengan pola kakak kakak iparmu juga ibumu.."
"Apakah aku begitu jahat padanya selama ini...?"
"tidak.Kamu sudah berusaha,hanya kamu tahu sendiri bagimana sikap uwak...tidak,bahkan istriku saja tidak menyukainya,entah mengapa."
"Istrimu?Kenapa dia tak menyukai eza ?"
"Dia terlalu cemburu,aku sempat pergi melihatmu dengan eza bukan.Dan kau tau istrimu itu wanita cantik,Dia memperhatikan style nya,wanita modern di lingkungan kita.Kamu tahu dari ujung keujung banyak orang membicarakannya,entah itu kebaikannya,keburukannya juga karirnya..."
"Meski aku mendapatkannya aku tak mendapatkan hatinya..."
"Hanya belum.Hubungan kalian terbilang singkat,mungkin hatinya mulai terketuk saat saat terakhir.Tetapi tragedi menghancurkan semua yang bahkan belum sempat terwujud.."
"ya,kurasa jika aku bisa menahan diri waktu itu.Aku bisa memiliki hatinya disaat dia mengandung buah dari pernikahan kami,dia sedang mencoba menerimaku.Tetapi karena egoku semua terjadi begitu saja,dia memergoki ku berjalan dengan desni,detik detik terakhir dia ingin memulainya denganku...dan peristiwa naas itu terjadi,aku kehilangannya juga calon anakku..."
"Sudahlah,tak perlu disesali.semua sudah terjadi,Setidaknya kamu pernah merasakan menjadi bagian hidup dari wanita secantik eza....walau tak berhasil hingga akhir.."
"Dia akan menikah besok.Aku harap dia bahagia kali ini,aku menyesal telah memaksanya,aku tau hatinya milik siapa namun aku tetap memaksakan perasaanku.Aku akhirnya sadar,jika mencintai seseorang kita tidak perlu memaksakannya,karena itu akan membuatnya menderita.Sebaliknya,aku hanya perlu melepaskannya,....melihatnya bahagia dengan yang lain adalah wujud rasa cinta sesungguhnya...."
"aku kira kau sudah mendapatkan sisi positifnya,bangkitlah...cinta tak cukup sampai disini.Bukalah hatimu kembali,masih banyak wanita lain..."
Wito menepuk pelan bahu sepupunya itu,selama ini ia menyayangkan perpisahan keduanya.Tetapi itu lebih baik bagi keduanya,ia juga merasa kasian dengan eza atas perlakuan keluarga mereka.
"kau tau irawan,aku begitu mengagumi mantan istrimu itu..." wito tersenyum sambil terkekeh lucu,irawan menatap serius kearah sepupunya itu.
"kau menyukainya saat masih menjadi istriku..."
"begitulah.Aku merasa kehilangan akal waktu itu."
"apa yang membuatmu menyukainya ?"
"tentu kau tahu tanpa aku jelaskan,Dia wanita cantik,mapan,mandiri,fashion style,dia juga ramah dan murah senyum...aku suka senyumannya..."
"sudah kuduga...ya banyak orang tersihir karena senyumannya.Aku rasa begitu.Dia...wanita yang sangat aku sayangkan kini pergi dariku..,"
"hahaha....sudahlah.Jangan terlalu serius.Aku hanya mengaguminya.Kau tau istriku begitu cemburu padanya tanpa sebab..." wito terkekeh mendengar nada sesal pada ucapan irawan,ia kembali memandang iba pada sepupunya itu.
"Jika kelak kamu menikah,aku berharap kamu jangan terlalu menuruti kemauan uwak.Boleh saja mendengarkaan nasihat orang tua selagi itu baik,jikaa itu hanya memperburuk hubungan diantara kalian jangan terapkan... Menikah itu bukan hanya menyatukan dua hati,tapi juga dua keluarga...dan semua butuh dukungan keluarga.Aku harap uwak bisa berubah setelah kejadian ini,tidak semua masalah atau apapun bisa diselesaikan dengan uang..."
"aku berharap juga begitu..."
"Uang hanya memperburuk suatu hubungan,kurang apalagi eza memewahkan uwak selama ini...tapi semua tidak terlihat.Aku kasian untuknya,bukan aku menjelekkan ibumu yang tak lain uwakku sendiri....tapi sikapnya itu buruk ir..."
"aku akan memintanya berubah..."
"ya kuharap.Sudah jangan berlarut dalam kesedihan,hadirilah pernikahannya besok.Tunjukan jika kamu bahagia hanya melihatnya bahagia,tunjukan bagaimana besar pengorbananmu hanya untuk melihatnya bisa tersenyum lagi.Dia harus bahagia...katakan padanya..."
"aku akan menghadirinya.Aku ingin melihat senyumnya yang sudah lama hilang saat bersamaku,aku ingin mengatakan aku sudah merelakanmu...aku ingin melihatmu bahagia.Pergilah jika bisa membuat hatimu bahagia..."
"Bagus...itu lebih baik..."
Wito mengacungkan jempolnya kearah irawan,sepupunya itu kini benar benar telah mengikhlaskan wanita yang selama ini telah meluluh lantakkan hatinya,mengikhlaskan wanita itu berbahagia dengan lelaki pilihannya.ya tidak selamanya cinta harus memiliki,tidak selamanya perasaan harus dibalas dengan sang pemilik hati,karena melihat hati yang kita sayangi bahagia saja sudah cukup.Kita hanya perlu merelakan dan mengikhlaskan...