Chereads / Cinta Tanpa Batas / Chapter 130 - Mengambil milikku

Chapter 130 - Mengambil milikku

Eza menoleh kearah vicky mencoba mencari jawaban.Matanya yang bening sudah berkabut,dadanya terasa sesak dan kakinya terasa lunglai.

"jangan mencacinya,kumohon.Dia tidak tahu apa apa,kita bisa bicarakan ini baik baik...." eza melihat lelaki disampingnya berkata dengan lembut pada wanita parubaya itu,kedua orang tua vicky pun juga tampak menghampiri mereka.

"apa yang perlu dibicarakan.Kau meninggalkan putriku karena ulah wanita jalang ini,wanita yang berhijab tapi munafik..." deg rasanya hati eza dihujam beribu pedang mendengar ungkapan jalang juga munafik dari wanita itu.Vicky melihat raut wajah eza berubah mendung,matanya berair bahkan hampir tumpah dipipinya yang memerah akibat tamparan tadi.

"ibu,Bukan aku yang meninggalkan Nandini.Dia yang ingin berpisah dariku,kami tidak saling mencintai bu,aku minta jangan mengklaim buruk pada calon istriku..."

"Nandini minta berpisah karena kamu tidak pernah memperhatikannya,fokusmu hanya pada wanita ini,aku tahu putriku.Wanita jalang ini pasti menggodamu terus menerus,Sekarang kau puas anakku berpisah wanita jalang....kau menghancurkan rumah tangganya,dimana perasaanmu sebagai seorang wanita...."

Airmata yang sudah ditahan sedari tadi pun meluncur tanpa permisi diwajah eza dia tidak suka dikatakan wanita jalang,hatinya sakit sangat sakit.

"bukan...bukan aku..." ucapnya lirih hampir tak terdengar.Vicky tersulut emosi mendengar wanita disampingnya diperolok didepan publik,awalnya ia bicara lembut tapi sekarang ia meninggikan nada suaranya.

"Dia tidak merusak rumah tangga siapa pun.Nandini yang menceraikanku,dan menuntutku dipengadilan ibu.Nandini mencintai lelaki lain,dia punya kekasih lain,mereka masih berhubungan bahkan saat kami sudah menikah.Seharusnya saat ibu ingin marah padaku ibu selidiki dulu putri ibu.kami menikah baik baik,berpisah juga baik baik,Jangan memperkeruh suasana,jangan mengatakan calon istriku dengan umpatan kasarmu....dia wanita baik baik.Jauh sebelum aku menikah dengan putrimu,aku sudah memilihnya.Jaga bicara ibu,tanyakan pada putri ibu dan jangan hanya menyalahkan dan menyudutkanku...."

Eza perlahan mengerti dari adu argumen mereka bahwa wanita ini adalah orang tua Nandini,mantan istri vicky.Orang tua manapun pasti tidak rela rumah tangga anaknya hancur bahkan masih seumur jagung.

"ibu,bawa Reza pergi dari sini.Biar vicky yang bicara pada ibu Nya Nandini..." vicky menyuruh ibunya membawa pergi eza dari sana,ia tidak ingin wanita itu terus mendengar perkataan menyakitkan dari mantan mertuanya.Orang tua vicky pergi membawa eza pergi dari sana menyisahkan vicky juga wanita parubaya itu.

"mengapa kau menyuruhnya pergi ?aku belum selesai memaki nya,dia wanita tidak berhati..."

"cukup ibu !!! jangan mengatainya lagi,dia tidak ada urusan dengan perpisahanku dengan Nandini,ini murni permintaan Nandini juga keinginanku...."

"jika tidak Karena dia kalian tidak akan berpisah,Dan lihat baru beberapa bulan kalian berpisah kamu sudah akan menikah dengannya..."

"Nandini ingin menikahi lelaki yang dicintainya,bukan aku.Dia tidak mengatakannya padamu ? tolong,mengerti putrimu...dia hanya ingin lelaki itu,apa karena dia berbeda kasta dengan keluargamu sehingga kau melarangnya.Ibu....kebahagian Nandini lebih penting dari sekedar harta berlimpah.Aku memiliki segalanya tapi dia tidak bahagia denganku,aku hanya ingin melepaskannya,melepasnya agar bahagia,tidak bisakah ibu membuka lebar mata ibu melihat kebahagiaan putri ibu...."

wanita dihadapannya kini hanya terdiam,entah apaa yang tengah ia pikirkan.Vicky menurunkan nada bicaranya mendadak ibu dari mantan istrinya itu tertunduk sedih.

"aku tidak ingin dia berpisah denganmu,pernikahan harus sekali seumur hidup....aku hanya ingin yang terbaik buat Nandini ku...."

"Artinya Dia bukan jodohku.Pernikahan yang dipaksakan itu tidak baik,melepas adalah jalan untuk dia bahagia,biarkan dia menemukan kebahagiaannya.Dia hanya butuh dukungan itu saja...." vicky lalu memeluk wanita yang seumuran dengan ibunya itu,mencoba menguatkan wanita yang tampak bingung dengan kehidupan putrinya.Setelah lama berbincang jam penerbangan mereka tiba,vicky berpamitan pada mantan mertuanya itu,ia menyusul orang tuanya juga wanita yang dicintainya.

Selama perjalanan eza banyak terdiam,pandangannya banyak ia lemparkan kesisi lain,dia tidak ingin menoleh sedikit pun pada lelaki disebelahnya.Sesampainya dikota P eza masih tak bersuara,wajahnya muram sejak kejadian tadi,ia lebih banyak diam.Bahkan saat tiba dirumah yang mereka tempati bersama dalam beberapa bulan terakhir ini pun dirinya masih bersikap dingin,ia langsung menuju kamarnya dan menguncinya dari dalam.

"ibu rasa dia tersakiti dengan ucapan ibu Nandini tadi Nak...." ibu vicky menepuk bahu putranya yang tampak bingung dengan sikap eza.

"Aku tidak bisa melihatnya bersedih bu.."

"biarkan dia sendiri,dia masih syok itu saja.Dia butuh waktu sendiri Nak...."

Vicky menghela nafas berat,ia meninggalkan kamar eza dengan perasaan rumit.Sementara didalam kamar eza tampak menangis terseduh mengingat perkataan ibu Nandini tadi.

"apakah benar aku yang membuat mereka berpisah,apakah salah aku ingin bersama lelaki yang aku cintai.Aku ...bukan aku,bukan aku...aku hanya ingin mengambil milikku yang sudah tak dimiliki orang lain lagi.Apakah aku salah ? Nandini mengatakan dia tidak mencintai vicky,lalu apa salahnya mereka berpisah,bukan aku penyebabnya,tapi hati mereka yang tak menerima.Kenapa wanita itu menyalahkanku,aku tidak menggoda siapapun,tidak menyakiti hati wanita lain...kenapa dia menyalahkanku..." eza menangis sesenggukan,kepalanya terasa pusing akibat banyak menangis.Ditambah bekas tamparan yang masih kentara membekas diwajahnya,matanya berkunang kunang,pandangannya kabur dan kamarnya terasa berputar.Eza jatuh ambruk ditempat tidur setelah mendapati darah segar dari lubang hidungnya..

Bruuk !!!