Chereads / Cinta Tanpa Batas / Chapter 121 - Hilangnya Tirani

Chapter 121 - Hilangnya Tirani

Eza menggeliat pelan,ia merasakan tangan vicky melingkar dipinggangnya.Ia membuka perlahan matanya,benar saja laki laki itu tertidur disisi ranjang sambil menggenggam jemari dan memeluk pinggangnya.Sejak makan siang tadi ia tertidur dan ternyata vicky juga tidur disampingnya,ah pasti tidak nyaman tidur duduk seperti itu,padahal semalam ia juga tidur disofa menjaganya.Dengan pelan eza melepaskan tangan vicky dari tubuhnya,ia berusaha turun dari ranjang dengan susah payah menggeser kursi rodanya,perlahan ia meninggalkan lelaki itu untuk istirahat disana.Sementara ia meraih amplop coklat yang tidak sempat ia baca tadi,ia menggulir kursi rodanya menuju taman dibelakang rumah.Tercatat jelas disana namanya juga irawan sudah resmi becerai,eza menghela nafas pelan,merasakan sendi sendinya merenggang setelah ia cukup ketakutan tadi.

Seperti sebuah lagu yang pernah ia dengar ketika gathering bersama rekan kerjanya waktu itu,ia sempat berpikir bagaimana lagu itu teramat sempurna menyusun kata kata hatinya,genre dangdut milenial yang diputar saat ia menunggu digazebo wahana air,ia ingat jikalau ia yang menjadi tokoh dalam syair lagu itu,dan pada akhirnya...begitu...

🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶

Akhirnya aku tak sanggup lagi

Untuk tetap bertahan hidup begini

Cukuplah, cukup sampai di sini

Silahkan saja bila kau ingin pergi

Terlalu lama

Terlalu banyak

Terlalu sering

Kausakiti hati ini

Hanya karena ego diri

Kasih

Akhirnya.....

Akhirnya...

Aku tak sanggup mendampingi dirimu

Lelah kusembunyi

Di balik senyumku

Hanya karena tak ingin ada

Pertengkaran di antara kita berdua

Lelah kumenanti

Hilangnya tirani

Namun hatimu tak bernurani

Bak berharap hujan di terik sang mentari

Puaskanlah

Puaskanlah

Selagi nafas masih ada

Sekarang

Silahkan engkau pergi

Kejarlah semua mimpi-mimpi indahmu

Terlalu lama

Terlalu banyak

Terlalu sering

Kausakiti hati ini

Hanya karena ego diri

(Tirani~Lesti)

Saat akhirnya aku merasa tidak sanggup lagi,bertahan hidup.Cukup sudah,sampai disini saja hubungan kita,kupersilahkan dirimu pergi.Terlalu lama,terlalu banyak dan terlalu sering hatiku tersakiti karena keegoanmu dan keluargamu.Hingga pada akhirnya aku tidak lagi sanggup berdampingan denganmu.Selama ini aku sudah lelah bersembunyi dibalik senyumanku,hanya karena aku tidak ingin selalu ada pertengkaran dalam hubungan kita.Lelah cukup lelah aku menanti Hilangnya Tirani~perlakuan semena mena keuargamu,juga dirimu,tentang egomu dan keluargamu....Namun kutau hatimu juga keluargamu seakan tak bernurani dan aku seakan berharap hujan ditengah terik mentari...Puaskanlah,kini puaskanlah...selagi nafasmu masih ada,sekarang silahkan pergi kejar semua mimpi mimpimu...Akhirnya...akhirnya...

Eza menghela nafas meresapi kata kata yang mencuat dihatinya,ada perasan lega menyelinap dihatinya.Akhirnya,itulah bahasa kalbunyaa saat ini.Tatapannya tertumpu pada beberapa bunga ditaman itu,bahkan ia tak menyadari vicky sudah berdiri dibelakangnya,mengalungkan lengannya untuk memeluknya dari belakang.

"kakak sudah bangun ?" ia menyadari keterkejutannya,sementara lelaki itu tampak mengecup puncak kepalanya.

"apa gerangan yang membawamu kemari.Apakah hatimu sedang gusar ?"

"tidak.Hanya ingin melihat lihat saja...."

"jangan pergi diam diam seperti ini,kakak kehilanganmu,meski dekat,kakak begitu khawatir...." eza tersenyum menatap wajah tampan dan menawan itu.

"baiklah."

Vicky menyadari keberadaan amplop coklat dipangkuan eza,ia meraihnya dan membacanya sekilas.

"sudah selesai sekarang.Akhirnya semua berakhir,tidak ada lagi penghambat...." Eza mengangguk setuju,ia rasa lelaki dihadapannya kini begitu menanti saat saat ini,saat dirinya resmi terlepas dari bayang bayang irawan.

Ya pada akhirnya aku berpisah,Tirani yang hilang,berganti sikap hangat dan menghargai,aku tidak perlu bersembunyi dengan senyumku,jika aku suka aku katakan suka,jika tidak maka tidak,aku tidak menanti apapun,selain cinta dan juga kasih sayangnya,seperti hujan yang membasahi bumi,hatiku selalu merasa sejuk disisinya.Jika aku bisa memilih aku tidak ingin bertemu orang seperti irawan untuk bisa bersanding dengan laki laki ini sekarang,tapi ini semua proses,jalan takdir yang harus aku lalui.Meskipun aku memilih ingin merengkuh lelaki ini tanpa bertemu irawan hidupku terbilang sangat biasa,sang pencipta sudah membuatkan drama serta jalan cerita yang membuat kokoh hatiku,membuktikan sejauh dan sekuat apa imanku,seperti itulah.Aku bersyukur memiliki lelaki ini saat ini dimasa masa terburukku,jikapun aku tidak menginginkan ini semua,semua ceritaku sudah tercatat Jauh sebelum aku dilahirkan.Untuk lelaki tercintaku,terima kasih atas usahamu juga perasaanmu untukku,aku mencintaimu...sangat.

"aku mengetahuinya,..."

"apa ?"

"aku juga mencintaimu.Sangat..." eza tersenyum malu,entah mengapa lelaki ini bisa membaca isi hatinya yang tarakhir.Tidak ada yang bisa ia sembunyikan darinya,apapun itu.Karena hati mereka seolah terhubung satu sama lain.