Chereads / Cinta Tanpa Batas / Chapter 118 - Terapi pertama Part 2

Chapter 118 - Terapi pertama Part 2

Samar samar vicky mendengar gumaman eza dalam tidurnya,perasaan wanita itu padanya.Perlahan dengan sedikit mengintip ia melihat ekspresi wanita itu,dan pelan pelan ia membuka matanya mendapatkan eza yang terkejut melihatnya bangun.

"aku juga mencintaimu,sangat mencintaimu..." ucapnya pelan sembari tersenyum menatap wajah malu eza.

"kakak bangun,apa aku membangunkan kakak ?"

"tidak.kakak hanya tersentuh dengan ucapan cintamu...." vicky membelai lembut wajahnya yang sudah memerah karena malu.

"Kalau saja kita sudah menikah..." gerutunya kesal,eza mengernyitkan dahinya tidak mengerti.

"memang kenapa...?"

"kakak ingin terus disisimu,lebih dekat seperti ini lebih tepatnya tidak ada jarak..."

"maksudnya..."

"ah...eza ayolah.kakak ingin terus disini,disampingmu,tidur bersamamu..." dengan spontan eza melotot mendengar ucapan vicky,wajahnya ia tutupi dengan kedua Tangannya.

"kakak..."

"hmmm...jadilah istriku,segera setelah perpisahanmu selesai,kumohon jadilah pendampingku,disisiku,bersamaku,aku ingin terus bersamamu,memelukmu,eza...ah...rasanya begitu lama menunggu semuanya.." vicky menyugar rambutnya,ia begitu kepanasan saat ini.Entahlah,rasanya ia tidak rela membiarkan wanita itu sendirian dalam kamar ini.

"kemarilah..." eza merentangkan kedua tangannya,meminta vicky masuk dalam dekapannya.Dengan berkaca kaca,vicky masuk dalam pelukan wanita yang masih pada posisi awalnya.

"kamu tahu,aku ingin selalu memelukmu,berada dalam pelukanmu,karena aku tidak bisa jauh darimu...."

"iya,aku tahu kak.Terima kasih untuk semua cinta yang kakak berikan padaku,sudah sabar menungguku,menemaniku disaat seperti ini..." Kedunya berpelukan dengan erat,seolah ingin mengakhiri jarak yang selama ini mereka bangun karena status mereka yang masih menggantung.

"oke,bersiaplah.Kita akan pergi selesai magrib,apa perlu aku bantu sayang..."

"aku bisa sendiri kakak,kakak bersiaplah sendiri..." eza melempar senyumannya kearah lelaki yang tersenyum nakal kearahnya.

"baiklah,aku akan panggil bi ina untuk membantumu,aku keluar dulu..." vicky akhirnya berjalan keluar kamar meninggalkan wanita itu dengan senyuman bahagia.

Selepas magrib dan melaksanakan shalat,mereka berangkat menuju rumah sakit terbesar dikota P.Tak lama keduanya sudah sampai dilobi rumah sakit,vicky membantu eza turun mendudukannya dikursi roda dan mendorongnya masuk kemeja resepsionis.Vicky mendaftar untuk bertemu dokter fisioterapi,setelah berkonsultasi dengan spesialis rehabilitasi medis juga dokter saraf yang menangani eza sewaktu dirawat kemarin.

Mereka datang disaat tidak terlalu ramai pasien sehingga mereka bisa dengan cepat bertemu dokter yang akan menangani eza,Mereka mendengarkan semua penjelasan Dokter sherly ariawan,dokter yang akan membantu eza juga seorang perawat.Terapi pertama dimulai dengan,Terapi manual, dokter akan melakukan gerakan, pijatan, atau manipulasi untuk memperbaiki jaringan tubuh yang terganggu.Latihan dan pergerakan, fisioterapi akan memandu eza melakukan latihan gerakan berulang dalam jangka waktu tertentu.

Tahap selanjutnya,Edukasi, dokter akan memberi tahu penerapan gaya hidup sehat dan postur tubuh yang baik dalam menjalani aktivitas.

Eza sudah mulai melakukan tahapan terapi,ia belajar untuk menggerakkan kakinya,berat sangat berat,ia berusaha semaksimal mungkin,belajar menggerakkan kakinya yang seolah mati rasa.Dengan dibantu dokter dan perawat eza menjalani prosesnya dengan sungguh sungguh,meski sulit,ia coba melawannya,apalagi vicky lelaki itu terus menyemangatinya,mendukkungnya,ia tidak ingin laki laki itu kecewa.

"apakah sulit ? kamu tidak apa apa sayang...?" vicky berjongkok didepan kursi roda eza setelah selesai melakukan terapi yang pertama.Wanita itu mencoba tersenyum seolah membuang jauh jauh rasa lelahnya,lelaki dihadapannya pasti jauh lebih lelah mendampinginya.Eza tidak mau mengecewakan vicky,dia harus bisa,dia pasti bisa,ini hanya awal saja,ia pasti akan terbiasa.

"aku tidak apa apa kak,ini tidak sulit hanya sedikit berat saja menggerakkan kakiku...."

"kamu akan terbiasa.aku yakin kamu pasti bisa sayang,kamu akan bisa berjalan kembali setelah menjalani terapi ini.Percayalah,semua akan baik baik saja..." eza mengangguk dan tersenyum,rasa gugup,takut dan bebannya seolah musnah begitu mendengar ungkapan kepercayaan laki laki dihadapannya.Jika lelaki ini berkata aku paasti bisa lalu mengapa aku harus ragu dan takut,ini tidak seberapa dari perjuangannya untukku,gumamnya sendiri.

Mereka pulang setelah melakukan beberapa kali pergerakan,waktu juga telah menunjukan pukul sepuluh malam.Eza juga sudah sangat lelah,ia ingin segera beristirahat.Vicky membawa mobilnya meninggalkan rumah sakit,menyusuri malam yang kian pekat menuju rumahnya yang berjarak satu jam dari rumah sakit.

Tak lama mobilnya sudah terparkir digarasi,bik ina tergopoh gopoh menyambut kepulangan mereka.Vicky membuka pintu mobil dan menggendong eza yang sudah terlelap diperjalanan tadi.

"bik tolong bawakan masuk tas juga kursi rodanya ya,..."

"baik pak..."

Vicky menggendongnya melangkah memasuki rumah dengan perlahan,ia tidak ingin membangunkan wanita digendongannya.Ia bahkan menidurkannya dengan pelan diatas ranjangnya,ia melepaskan sweater yang membungkus tubuh wanita itu.

"kamu pasti sangat lelah sayang,aku tahu kamu begitu berusaha untukku,terima kasih..." vicky mengusap lembut kening eza menciumnya pelan.

"istirahatlah,cukup untuk hari ini...aku menyayangimu..." Vicky terus memandanginya dan memilih tidur disofa yang ada dikamar itu,ia tidak ingin jauh dari wanita tercintanya.