Vicky mengabari keluarga eza,mengenai kondisinya saat ini.Ia menelpon Andi dengan berkata perlahan.
"kak apa boleh aku bertanya sesuatu...?"
"mengenai apa ?"
"perpisahan eza.Bukan berarti aku tidak sabar menunggu prosesnya kak..."
"Kenapa..?"
"Eza membutuhkan pendampingan ekstra,aku ingin selalu disampingnya mengingat dia sering bermimpi buruk,tapi aku masih menjaga jarak karena statusnya,dia wanita baik kak.Setidaknya semakin cepat permasalahannya selesai,aku ingin segera meminangnya,hanya untuk menghilangkan jarak antara kami kak..."
"kakak mengerti maksud kamu,kamu tidak salah menanyakan itu,kakak akan urus perpisahan mereka,dia butuh kamu,tidak baik lelaki dan wanita bersama tanpa suatu ikatan,begitu bukan...?
"benar kak..." Vicky tersenyum dibalik telpon tanpa andi bisa melihatnya.Nandini sudah melayangkan gugatan cerai,surat itu sudah masuk kepengadilan,hanya menunggu proses sidang.Ia berharap perpisahan eza juga secepatnya,karna ia juga akan menunggu masah idah eza untuk menikahinya.Vicky menutup panggilan setelah dirasa cukup lama bertelponan.
Andi mulai menyusun strategi Untuk mengurus perceraian adiknya,semua harus secepatnya.Ia juga tau vicky ingin hubungannya dengan eza tidak ada pemisah karena mereka belum resmi menikah.Ya...dia ingin adiknya secepatnya menikah dengan lelaki itu supaya tidak ada rumor buruk menempel pada adiknya.
Andi kemudian mendatangi rumah keluarga irawan sepulang kerja,ia membawa berkas perceraian adiknya yang ia urus bersama rekannya yang kebetulan bekerja dipengadilan agama.
"ada apa kak kemari ? apa ada sesuatu pada istriku saat ini ? apa Dia baik baik aja..?" irawan menyambut andi dengan hangat meski raut wajah andi sang ipar sangat tidak bersahabat.
"tidak perlu berbas basi,adikku tidak butuh dirimu,dia tidak dalam kondisi baik,dia mengalami depresi..."
"benarkah ? maafkan aku kak..."
"aku tidak menyangka akan begini ir,aku merasa salah memberikan adikku padamu,..."
"kak,aku menyesal,aku mencintainya...sungguh..." mata irawan terlihat berkaca kaca.Namun andi tidak tergugah sedikit pun.
"eza tidak membutuhkanmu,dia sangat terluka sekarang,dia tidak mencintaimu bukan,itu yang kamu pikirkan saat kejadian itu bukan,meski dirinya ingin mencoba memberimu hatinya,kamu menghancurkannya sebelum semuanya terjadi...."
"kak andi...."
"Aku minta lepaskan adikku,ceraikan dia.Biarkan dia bersama kebahagiannya...." Andi menyodorkan surat gugatan cerai.Irawan terlihat syok menerima dan menatap kertas dihadapannya.
"apa tidak ada kesempatan lagi untukku kak,aku tidak bersungguh sungguh ingin berpisah darinya...." suara irawan terdengar tercekat menahan tangis dan sesak dadanya.
"tidak ir.Maaf...aku tidak bisa mentolerir perbuatanmu.Adikku depresi,dia lumpuh...aku terluka sebagai kakaknya,ia kehilangan semangat,itu mempengaruhiku,jadi tanda tangani surat ini dan berpisahlah...jangan kembali dalam kehidupan adikku...sebagai kakak ini permintaanku,untuk adikku..."
Irawan menghela nafas dalam,berat,meski awalnya ia berniat meninggalkan eza karena wanita itu tidak mencintainya,tapi pada saat masa itu tiba kini hatinya sakit dan hancur.
Andi menyodorkan bolpoin kearahnya,
"Tanda tanganilah.Aku akan mengurusnya,kau hanya perlu menghadiri persidangan,eza tidak,tidak akan ada mediasi supaya prosesnya cepat berjalan..."
"kak..." irawan memelas memohon belas kasih kakak iparnya.Namun Andi tak bergeming sedikitpun,hingga dengan terpaksa ia menandatangani surat perceraian tersebut melihat raut wajah andi yang mulai tak sabar.
"aku menceraikan sheza syahreza,aku menyesal tidak bisa mempertahankannya,semoga dia menemukan kebahagiaannya,yang tidak bisa ia dapatkan dariku..." Irawan menatap Andi dengan tatapan penuh kekecewaan.Hatinya hancur,bertahun ia memuja wanita itu,pada akhirnya ia bisa menikahinya,namun sekarang semua hancur,ia mengacaukannya karena hasutan orang tuanya,ia termakan,ia salah menerka hal yang tak terlihat.
Begitu Andi meninggalkan rumah keluarga mantan adiknya itu,irawan menatap kosong didepan jendela memandang kepergian Mantan kakak iparnya yang tak terlihat lagi.
"sudahlah jangan terlampau menyesalinya,wanita itu tidak ada baiknya sedikit pun..."mamanya menghmpirinya yang tengah termenung,hatinya hancur,seluruhnya.
"ma,eza seperti sekarang karena aku,aku bersalah padanya,aku kehilangan calon anakku karena sikap egoisku ma...."
"maksud kamu ?"
"saat kejadian dia tengah hamil anakku ma,bayi itu pergi tanpa aku sempat tahu keberadaannya,aku bersalah,eza lumpuh sekarang...bagaimana ini,aku berpisah,aku berpisah darinya..."
"hentikan kegalauanmu itu irawan.Mungkin bayi itu tau jika kalian tidak bisa bersama,jangan terlalu menyesali,semua takkan berakhir hanya karena kamu berpisah dengannya.Masih banyak wanita lain..."
"aku mencintainya ma...aku begitu lama memujanya,pada akhirnya aku bisa menikahinya,tapi sekarang berakhir...."
Ana sedikit tergugah,setelah menantunya itu pergi hatinya merasa bersalah.Mengetahui eza sempat mengandung calon cucunya,hatinya berdebar tiba tiba,ia sedikit keras sebelumnya,tapi kini ia merasa sesak dihatinya begitu anakknya berpisah ia menginginkannya dulu,tapi sekarang peraasaannya hampa tanpa ia sadari.
"ir,maafkan mama.semua salah mama,eza...entahlah,saat ia pergi mama merasa bersalah..." Irawan memeluk erat mamanya,ternyata hati mamanya tergugah meski pada akhirnya mereka sudah berpisah.
ANa kemudian teringat pada Rere sahabatnya,pasti ibu dari mantan menantunya itu begitu membencinya.Wanita itu sudah tidak aktif lagi keperkumpulan mereka.Re,aku bersalah pada putrimu,maafkan aku...bisik ana sendiri.
Ya penyesalan terjadi begitu kita kehilangan,saat ada bahkan ia tak pernah menganggap menantunya satu itu tapi disaat semua benar benar berakhir hatinya hancur melihat kehancuran putranya sendiri.