Saat irawan terpuruk dengan perpisahannya,ada sosok laki laki lain yang juga merasa hampa karena kehilangan sosok wanita terbaiknya.Nando menarik nafas dalam,sudah hampir sebulan wanita itu meninggalkan pekerjaannya,meninggalkan dirinya disini,ditempat Dimana keduanya saling berbagi cerita dan menghibur sesama.Ia menelusuri galeri di ponselnya,menatap lekat foto wanita yang tidak banyak tersenyum tapi masih terlihat wajah ramah,teduh dan juga cantiknya.Eza....ah,aku begitu merindukanmu.Ia kemudian menggulir nomor seseorang dan menghubunginya.
"kak vicky...ini aku Nando,bagaimana kondisi eza,apakah sudah ada perkembangan..?"
"hmm...ya Nando,dia baik,sudah mulai membaik,hanya butuh sedikit lebih lama untuk proses terapi nya,..." dari seberang suara vicky tengah berbicara dan juga terdengar sibuk melakukan sesuatu.
"apa aku boleh berbicara dengannya..?sebentar saja..."
"ah,aku sedang bekerja sekarang,eza sudah pulang kerumahku,Nanti aku akan menghubungimu saat dirumah..."
"apa dia sudah kembali dari rumah sakit ?"
"ehm.begitulah.Dia tidak menyukai rumah sakit,jadi aku memilih merawatnya dirumah."
"lalu kalau kakak bekerja,siapa yang menjaganya..?kakak meninggalkannya sendiri begitu..." suara nando terdengar sedikit sangar bahkan ia sempat beranjak dari posisinya yg semula duduk menjadi berdiri begitu mendengar ucapan dari seberang.
"tidak.Aku menempatkan seseorang Untuk menemaninya dirumah,dia akan menjaga dan merawat eza,dia juga yang akan membantu apapun keperluan eza,kamu pikir aku setega itu membirkannya sendiri...?"
"ya,aku pikir..."
"tidak.aku juga harus bekerja nando,lagian saat istirahat aku sempatkan melihatnya sebentar,Jangan terlalu mengkhawatirkannya..."
"aku hanya ingin mendengar suaranya..."
"aku tahu.Cobalah untuk move on,dia calon istriku.Jangan terus terus memikirkannya..."
"aish.kak vicky bisakah bersikap biasa saja,toh masih calon.belum jadi juga..." Nando bersungut kesal begitu mendengar ucapan itu,dari seberang terdengar suara vicky sedang mentertawakannya.
"ya sudah.aku tutup,aku masih ada pekerjaan nanti aku hubungi jika sudah dirumah..."
Nando menatap kearah layar ponselnya,ia mendengus kesal,apa apaan ini,ia merasa dipermainkan oleh mantan atasannya itu.Setidaknya wanita itu baik baik aja sekarang,ah...aku merindukanmu.Apa yang harus aku lakukan,Nando menyugar rambutnya dengan kasar.Sepintas dilihat ia begitu tampan,ketika sedang marah,lelaki itu punya sisi manis jika dilihat.Amelie yang dari tadi memperhatikan nando dari balik pintu kaca juga berdecak kagum.Selama ini ia begitu tidak peduli pada lelaki itu,apalagi ia selalu menempel dimanapun eza berada,ia merasa tidak ada yang istimewa,namun begitu lelaki itu memainkan rambutnya,ah...rasanya jantung amelie berdegup kencang.
"kamu sedang apa Nan..." amelie memutuskan menghampiri nando yang sudah nampak tenang duduk menatap taman didepan gedung lab.Tempat itu tempat favorit eza dulu sewaktu jam istirahat,nando tidak bergeming,amelie menarik sebelah earphone yang menempel ditelinga nando.Lelaki itu terkejut,ia menoleh sekilas.
"amelie..."
"sendirian aja,kamu ngapain disini...?"
Nando memejamkan mata merasakan hembusan angin diwajahnya.
"tidak ada,aku menyukai tempat ini,mendengarkan musik ditemani angin sepoi sepoi..."
"ah...kamu masih memikirkannya sekarang..?" bukannya menjawab nando membuka matanya dan melepaskan earphone dari telinganya,ia memandangi wajah amelie dengan serius.
"sedang apa kau..?" amelie merasa wajahnya seolah memerah ditatap begitu intens oleh lelaki disampingnya,jantungnya juga berdegup tidak karuan.
"tidak ada.Kenapa kamu disini,biasa kamu menempel dengan revan seperti lem.Apa kalian putus...?"
"ah...Nando,kami cuma berteman.Ayolah...sejak kapan kami punya hubungan..."
"oh begitu.aku pikir..."
"kamu ngapain disini sendirian,mikiri kak eza.?"
"entahlah.aku merasa dia sudah lebih baik sekarang,bersama sesorang yang begitu ia nanti,dia pasti akan baik baik aja,hmm...tidak ada alasan untuk aku memikirkannya bukan ? amelie...aku memutuskan putus dengan pacarku..."
"kenapa ?"
"tidak ada.hanya aku yang tidak bisa melanjutkan..."
"nando...ayolah,kamu harus move on..." Nando menghela nafas perlahan,ia menyandarkan tubuhnya disandaran kursi panjang yang didudukinya.
"kak eza beruntung,meski suaminya begitu tapi banyak orang yang menyukainya,pak vicky yang begitu tergila gila padanya,kak rendy...dia juga memutuskan resign begitu kak eza resign,dan juga kamu...yang gigih menyukainya,mendukungnya,hingga kamu harus putus dengan pacarmu....Ada banyak orang yang menyayanginya,walaupun itu terlihat menyakitkan,setidaknya dia tidak sendiri..." Nando memandangi amelie dengan serius,wanita itu jadi salah tingkah dipandangi begitu.
"kamu cantik ternyata,aku tidak melihatnya sebelumnya..." ucap nando spontan yang membuat wajah amelie merah seperti kepiting rebus.
"apaan sih Nan...?"
"hahaha...." Nando tertawa jail,ia melihat ekspresi lucu amelie begitu mendengar ucapannya.
"kamu cantik aku akui meski tak secantik dan seanggun eza,tapi kamu selalu bersikap konyol,dan juga terus berada disisi revan membuat wajah cantikmu itu kurang terekspos...."
"Nando..." cebik amelie dengan kesal,lelaki itu mengabaikan gerutuan kesal amelie.ia bangkit dan menoleh kembali menatap wajah merah amelie,
"terima kasih sudah membuatku tertawa,pertama kalinya setelah eza,kamu memang cantik,untuk itu aku tidak bohong..." ucapnya lalu pergi meninggalkan amelie yang masih melongo dan menatap kosong kepergian Nando dari hadapannya.