Nando memasuki gedung lab,ia berjalan menusuri lorong panjang itu,hatinya terasa mendung,ada yang mengganjal seakan separuh jiwanya pergi entah kemana.Ia memasuki ruangan loker menoleh kearah loker eza,ya...hatiku hampa karna ketidakhadirannya,bukan sekarang tapi untuk selamanya,dia selalu membuatku bersemangat menyambut hari hariku disini,tapi kini dia pergi,kembali pada pemilik hatinya,aku yang selalu bersamanya,mendukungnya,mencairkan suasana agar dia bisa tersenyum,tak bisakah aku egois untuk memilikinya....Nando menggeleng sendiri dan tersenyum hampa.
"pagi Nan..." suara amelie membuyarkan lamunannya,ia menoleh kesisi loker lain yang sudah berdiri amelie dan reka didepannya,ia hanya tersenyum sekilas.
"kamu baik baik aja kan nan..." reka merasa ada yang lain dari sikap nando.
"aku baik re..."
"aku tau bagaimana perasaan kamu Nan,kamu yang selalu ada untuk kak eza,mendampinginya disaat ia butuh seseorang,menghiburnya agar selalu tersenyum,tapi bukan kamu yang ada dihatinya,aku merasa begitu kasian pada kak eza,dia melalui begitu banyak masalah."
"bolehkah aku egois amelie..."
"sesuatu yang dipaksakan itu tidak baik Nan,belajar dari yang terdahulu,betapa memaksa suami eza untuk menjadi pendampingnya,tapi ia gagal,karna hanya satu orang yang bisa memenangkan hatinya,.."
"Nan,biarkan dia Bahagia,meski tidak bersama kamu,setidaknya kamu pernah menjadi bagian dari senyumannya sekarang..."
Nando tersenyum ketir mendengar nasihat sahabat eza,ya setidaknya ia harus merelakan,jika bukan dirinya yang eza butuhkan saat ini,setidaknya wanita itu baik baik saja dengan kondisinya sekarang.Ia mengusap kasar wajahnya,entah mengapa rasanya hatinya begitu hampa.
"udah lupakan saja,jangan terlalu dirasa..." amelie menyenggol bahu Nando,lelaki itu terkejut dan menoleh sepintas.
"ayo kita apel pagi,entar telat kena damprat sama bu nining...." reka merangkul keduanya beranjak dari ruang loker.
Selesai apel pagi mereka sarapan pagi di pantry,Lagi lagi Nando termenung,biasanya wanita itu selalu duduk disampingnya,meski jarang tersenyum,ia masih bisa mengganggu dan menimbulkan sekilat senyum manisnya.Ah...aku benar benar dilema,batin nando.Tiba tiba ia melihat seseorang berjalan melintasi ruangan pantry menuju rung staff.
"kak Andi..." gumamnya pelan lantas berlari meninggalkan sarapan paginya,ia tidak begitu berminat sarapan lagi.
"kak andi..." serunya sontak membuat lelaki itu berhenti berjalan.
"Nando.."
"ada perlu apa kakak kemari,ada yang urgent..?"
"tidak,kakak hanya mengantarkan surat pengunduran diri eza,.."
"apakah ia harus mengundurkan diri kak,tidak bisakah ia istirahat sementara,dan jika pulih bisa bekerja lagi..."
"tidak Nan,ini keputusan vicky,dia yang akan merawatnya,kami hanya bisa bergantung padanya,lelaki itu semangat hidup eza,tidak ada yang lain..."
"aku pasti sangat kehilangannya..." Andi menatap lekat lelaki dihadapannya,wajahnya begitu murung,ada kegelisahan,kegundahan dan ketakutan dimatanya.
"Nando,aku berterima kasih sudah begitu memperhatikan adikku,sudah begitu baik menjaganya,aku mengetahui perasaanmu,tapi ini pilihan eza,lelaki itu yang menjadi satu satunya pilihannya.Aku meminta maaf atas nama adikku..."
"tidak kak.Aku akan terima,aku akan bahagia jika dia bahagia.Dia tersenyum saja sudah membuat hatiku hangat,dengan kondisinya sekarang memang sebaiknya dia butuh sosok yang bisa membuatnya nyaman dan tenang,namun bukan aku oraangnya,tapi vicky.Aku harap dia bisa menjaganya dengan baik..."
Andi tersenyum menepuk bahu Nando,ia berjalan kembali menuju ruangan staff adiknya.Didalam sudah menunggu Nining,krish dan win.
"apa kondisinya begitu parah hingga ia harus mengundurkan diri pak..." sapa nining kepada andi yang terlihat begitu matang meski wajahnya terlihat muda.
"dia tidak bisa berjalan bu,butuh waktu untuk pemulihan sehingga kami memutuskan ia untuk mengundurkan dirii agar fokus menjalani terapi..." Nining manggut manggut mendengarnya,sangat disayangkan karna eza karyawan terbaiknya meski ia selalu memarahinya atau merendahkannya.Krish juga merasa kehilangan sosok wanita yang selalu menjadi inspirasinya sejak masuk di departemen ini.Wanita yang dari awal membimbingnya saat masih ada Ammi dan debby.
Nando memandangi ruangan kerja tempat biasa eza melakukan pengamatan,tempat biasa wanita itu duduk menyelesaikan laporannya dengan ia sebagai temannya,rasanya baru kemarin mereka bersama sama.
"kamu kehilangannya..." Tiba tiba lamunannya buyar saat krish mendatanginya.
"ehm.dia tidak disini lagi."
"Dia wanita kuat,dia bijak,pintar,anggun,dia terlihat cantik dimata siapapun.Aku belajar banyak karnanya,huh...tidak ada yang bisa mengira dia akan berakhir disini..."
"ya,saya juga merasa begitu pak."
"aku berharap ia menemukan kebahagiaannya setelah bersama lelaki yang ia cintai..."
Nando mengangguk pelan seraya menatap setiap tempat diruangan yang biasa eza singgahi,wanita itu banyak meninggalkan cerita disini.Entah kapan pun itu,ia tidak yakin bisa menemukan sosok seperti eza.Begitu juga krish,ia merasa sulit menemukan karyawan loyal seperti eza.
kring...!!
lamunan keduanya buyar mendengar suara ponsel krish berdering.
"dari siapa pak...?"
"ammi..." ucap krish pelan,ia tidak yakin mengapa mantan staff eza terdahulu menghubunginya.
Sementara Nando masi terbuai akan kenangannya bersama wanita itu,wanita yang kini masih terkungkung sedih dengan kondisinya.
"aku harap kamu bahagia za,jangan lupakan aku,aku yang pernah menjadi bagian hari harimu,ah...aku ingin menangis rasanya.Adakah wanita lain sepertimu za,dan kenapa wanita yang kupacari tak sebaik dan secantik dirimu..." gumamnya kesal.