Irawan meninggalkan rumah orang tuanya dengan rasa bersalah pada istrinya,ia juga merasa tidak habis fikir dengan permintaan orang tuanya kali ini.Entah apa yang terjadi pada mama nya saat berjanji terhadap desni mantan kekasihnya,dulu orang tuanya begitu menentang ia dengan desni karena sikap desni yang terlalu liar,namun kini mereka pula yang meminta desni kembali disaat ia sudah menikah dengan eza.
Irawan langsung berhambur masuk begitu sampai dirumah,ia mencari keberadaan istrinya,tiba tiba hatinya amat merindukan wanita yang sampai saat ini belum sepenuh hati menerimanya.Hatinya miris begitu melihat wanita yang amat ia cintai itu meringkuk diatas sofa diruang tv,bahu wanita itu berguncang memperlihtkan bahwa ia tengah menangis.
"eza,kamu kenapa sayang..?" irawan langsung menarik dan mendekap sang istri dalam pelukannya,wanita itu terkejut,ia langsung menghapus air matanya,tak menyangka sang suami mendapatinya tengah menangis.
"aku tidak apa,aku baik baik aja.."
"Jangan bohong.apa mama ana menelponmu dan mengancammu..?" eza mengernyitkan keningnya,mama ana,kenapa mertunya harus menelponnya sementara anaknya sudah berkunjung kerumahnya.
"tidak mas,mama tidak menelponku.Aku hanya sedang merasa kurang baik itu saja..." eza terpaksa berbohong,ia tak mungkin mengatakan bahwa vicky,sosok lelaki yang paling ia cintai baru saja menelponnya.
"Benarkah ? syukurlah..." irawan memeluk serta mengusap kepala eza,ia bersyukur sang mama belum mengatakan apapun pada istri yang amat ingin ia pertahankan.
Sementara itu ditempat kerja Eza gosip tidak enak berhembus dikalangan karyawan,desas desus terdengar hingga kerungan manager divisi,Nando yang pagi itu baru sampai ditempat kerja merasa aneh saat beberapa teman kerjanya melihatnya dengan tatapan aneh,ia berjalan melalui koridor yang sepanjang koridor berdiri beberapa karyawan wanita yang tengah berbisik manja sembari melirik kearahnya.Namun tak berselang lama tangannya ditarik paksa oleh seseorang.
"kak rendy..." seru nando terkejut begitu mereka sampai disuatu ruangan.
"kamu sudah dengar cerita yang beredar ?"
"cerita ? tentang apa ? aku tidak dengar..."
"Kau dengan eza...?" belum sempat Nando bicara bagas masuk menemui keduanya yang sontak membuat mereka terkejut.
"bikin kaget aja sih kak..." seru nando sembari mengusap dadanya,Nando memperhatikan rendy juga bagas yang menatapnya dengan tatapan mematikan,ia jadi bergidik ngeri,apa kiranya kesalahan yang telah ia perbuat.
"kamu dipanggil pak win dan bu nining keruang staff ?"
"aku ? untuk apa ?" bagas dan rendy saling tatap yang semakin membuat nando bertanya tanya.Tanpa banyak kata ia pergi meninggalkan keduanya yang tampak menghela nafas berat begitu ia pergi.
Nando mengetuk pintu ruang staff dan menggesernya,karna pintu tersebut pintu kaca yang digeser saat membuka dan menutupnya.
"Masuk,.." dari dalam terdengar suara berat pak win menyahutnya.
"ada apa pak memanggil saya ?"
"duduk dulu disini,ada yang ingin kami bicarakan padamu.."
Nando menggeser kursi didepan meja kedua atasannya,ia duduk dengan perasaan campur aduk,mengapa staffnya tiba tiba memanggilnya sepagi ini.
"kamu tau kenapa kami memanggilmu ?"
"tidak bu ? apa ada kesalahan yang saya lakukan..?"
"langsung saja nan,kamu sudah dengar gosip yang bertebaran diluar sana ?"
"tidak,saya tidak tau bu,saya baru sampai..."
"Ada hubungan apa kamu sama eza nan,banyak cerita diluaran sana yang mengatakan kamu amat dekat dengan eza,benar itu...?" pak win langsung ke inti permasalahan,jleb...nando menelan ludahnya dalam dalam mendengar ocehan atasannya,bagaimana mungkin mereka berpikir sejauh itu,ia merasa dirinya dan eza memang dekat,meski tak dipungkiri ia menyimpan rasa pada wanita yang telah bersuami itu.
"saya memang dekat dengannya pak,ada yang salah...?"
"bukan begitu nan,kita hanya tidak enak dengar cerita diluaran sana ..."
"cerita apa memangnya bu,saya tidak melakukan hal aneh aneh pada eza..."
"kamu tau dia sudah menikah bukan,tidak pantas seseorang yang sudah menikah dekat dengan lelaki lain,meski sebatas teman...pandangan orang lain,Nando banyak karyawan wanita lain disini,kenapa harus eza,kamu tau suaminya sedang tidak bersamanya,.."
"bu,memang benar eza sudah menikah,kami hanya sebatas teman,dia juga tau menempatkan dirinya,saya yang ingin lebih dekat dengannya,tapi kami memang tidak ada hubungan apa apa selain berteman,bahkan dia sedikit tertutup meski kami dekat,dia menjaga jarak,dia tau batasannya...kenapa saya dekat dengannya tidak dengan yang lain,saya nyaman dekat dengannya,dia baik,humble,dia tipe orang yang nerima mau bagaimana pun,sementara yang lain,saya tidak lihat ketulusan dari mereka,selain untuk perhatian mereka bekerja tidak dengan hati...maaf bu,diantara yang lain bagi saya dia yang terbaik..."