Chereads / Cinta Tanpa Batas / Chapter 85 - Hati yang bergetar

Chapter 85 - Hati yang bergetar

Setelah menempuh perjalanan hampir tiga jam lamanya mereka sampai dipusat kota P.Mobil mereka beriringan dan bertemu dilokasi yng dishare oleh Pak win kepada mereka.

"Uda sampai ya..." Nando membuka matanya,ia terpejam sesaat setelah mendengarkan musik bersama eza.

"iya uda nih,kita turun dulu untuk makan malam,entar baru lanjut nonton kata pak win..." rendy menyahut dari bangku depan.

Nando melirik kearah wanita disampingnya,wanita itu tertidur pulas dibahunya,ia seperti menanggung lelah yang amat sangat.Nando pandangi wajah eza cukup lama sebelum ia membangunkannya,wajahnya damai saat tidur,jika terbangun ia seperti menanggung sesal dan lelah,bisik Nando.

"za bangun,uda sampai nih..." ia menggenggam jemari wanita itu meski sejatinya ia tidak tega membangunkan wanita yang masih terlelap damai.Eza mengerjabkan matanya,ia mengucek perlahan matanya.

"uda sampai ya,"

"ehm...ayo turun,kita makan dulu baru nonton kata pak win..." Nando bersiap akan turun,sementara eza merapikan pakaian dan jilbabnya baru turun.

"amelie,revan....ayo turun..." eza menoleh keduanya yang masih malas malasan didalam mobil.

Mereka semua sudah berkumpul disalah satu angkringan yang cukup populer dikota P. Ke enam staf mereka juga sudah ada disana sedari tadi.

"lama banget sih sampainya,ayo buruan makan.Entar enggak keburu nonton filmnya..." nining mengarak masuk para karyawannya yang masih berdiri malas.

"kamu makan pake apa za..?"

"Terserah kamulah Nan,kepala aku masih pusing..." Nando mengangguk saja,ia mengambilkan makanan untuk eza,namanya juga angkringan,mereka ambil sendiri sesuai keinginan.

"kamu kenapa sih...?" Nando duduk memberikan makanan dan menyodorkan air hangat ke eza."pusing..."

"Mabuk darat ya..?" eza langsung mengangguk dan nyengir kuda.

"Dasar ! enggak bisa jadi orang kaya tau,naik mobil aja mabuk..."

"belum terbiasa nan,entar kalo punya sendiri juga terbiasa...hahaha.." keduanya tertawa kekeh sendiri.Nining melirik keduanya yang kontan membuat mereka terdiam.

Setelah usai makan mereka melanjutkan perjalanan menuju Bioskop yang ada di Mall terbesar kota P.Mereka sudah sampai didepan mall,Nining menuntun didepan para karyawannya,seperti induk ayam yang menggiring anak anaknya masuk kedalam kandang. Dengan masih menggenggam tangan eza,Nando dengan kebahagiannya terus berada disamping wanita yang amat dilindunginya itu.Tak perduli beberapa teman mereka menatap curiga kedekatan mereka,menebak nebak apa hubungan keduanya,apalagi eza sudah menikah,kenapa begitu nempel dengan lelaki lain.

"kamu tau enggak,diantara kalian tujuh karyawan cewek, fashion kamu paling oke tau..." Nando berbisik kearah eza disela perjalanan mereka.

"apaan sih,mereka terlihat cantik kok..."

"No... kamu jauh lebih cantik.Fashion kamu mendukung dibanding mereka.Jika dilihat kamu tidak seperti wanita yang sudah menikah,kamu jauh sangat cantik dari segi apapun..."

"ngegombal bos..."

"seriusan,mereka tidak tau bergaya.Untuk amelie dan reka lumayanlah,tapi rena dan dua orang itu entahlah..."

"Nando,tidak semua dilihat dari penampilan.."

"iya aku tau.Itu opini aku.."Ia lantas tersenyum bangga berjalan disisi eza.

Mereka menunggu saat Bu nining tengah sibuk membeli tiket nonton,Eza menoleh keseluruh penjuru arah,deg...deg...deg... entah mengapa jantungnya berdebar keras,hatinya bergetar hebat,eza memegang dadanya.

'aku kenapa,kenapa dadaku terasa hebat berdebar,hatiku terasa begini,ini seperti perasaan saat aku melihatnya,apa ini...kenapa ini...' eza berbisik sendiri dihati,ia terus meraba dadanya yang berdesir seolah merindukan perasaan yang telah lama ada dihatinya.

"kamu kenapa za,kamu sakit ?" Nando begitu mengamati raut wajah eza yang berubah,ia melihat kepucatan dari wajah wanita disampingnya.

"aku enggak apa apa nan..." jawabnya singkat.

Dari sisi lain seseorang tampak melihat kedekatan keduanya dari belakang wanita yang berdiri didepannya,ia bersembunyi seolah tak ingin terlihat.

"Ayo kita masuk,film nya sudah akan dimulai..." Nining seketika menggiring mereka masuk kegedung bioskop,Semakin lama jantung eza semakin kuat berpacu.

Sementara Nando terus mendampingi eza,karena tangan wanita itu tiba tiba dingin seperti es,ia seperti menahankan sesuatu yang bergeliat aneh didadanya.Sekilas mata Nando melihat sosok yang ia kenal dibelakang seorang wanita yang tengah memperhatikan eza begitu lekat,matanya tidak berkedip menatap eza,wanita yang saat ini tengah ia gandeng,mereka juga turut masuk kedalam gedung bioskop.