Eza kembali bekerja setelah seminggu kepergian lina ia terlihat sibuk menghandle pekerjaannya,namun hari ini ia bisa sedikit bernapas lega karna sudah ada karyawan baru yang menggantikan lina meski ia akan sibuk mentraining nya.
"Eza ikut saya kelapangan yuk,saya ada project baru di belakang gedung lab..." nining menghampiri eza yang tengah melihat rekap data pengamatannya.
"terus pekerjaan saya bu..?"
"Reka akan handle,atau panggil amel untuk membantu..."
"amelie..."
"hmm....eh,tapi sepertinya amel perlu ikut kita,suruh saja hartini membantu reka..."
Eza mengangguk,ia berjalan keluar ruangan pathology untuk mencari amelie dan karyawan baru hartini.
"amelie..."
"kak eza.. " wanita dengan logat melayu kental tersenyum kearah eza,eza sudah lama tinggal ditanah melayu meski ia suku jawa dan terlahir dikota lain ia cukup fasih berbicara dengan logat melayu seperti amelie yang merupakan putri daerah tidak seperti reka atau rekan yang lain yang merupakan kalangan pendatang.
"kenapa kak ? tumben cari amel bukannya akak banyak kerjaan..." serunya dalam bahasa melayu.
"hmm...banyak kerjaan.tapi ibu suruh kita kelapangan sama dia..." sahut eza dengan kata ibu kebiasaan mereka menyebut atasan mereka.
"kerjaan akak.."
"reka dan hartini yang akan kerjakan.." amelie mengangguk,ia menurut mengikuti eza menemui nining di staff room.Setelah menyiapkan peralatan mereka pergi dengan berjalan kaki,karna jaraknya tidak begitu jauh dari gedung lab.
"Nando..." eza terheran melihat lelaki yang terus menempel padanya itu ada ditempat mereka akan bekerja.
"hey kak eza,amelie..."sapa nando dengan senyum ramahnya.Amelie merasa tersipu melihat senyuman nando,sedang eza terlihat biasa saja.
"engkau kojo disiko jugo..."
eza menoleh spontan,ia tersenyum karna amelie selalu tidak bisa menahan diri untuk berbicara dengan bahasanya,jika ia paham tidak dengan nando dan nining."ngomong apa sih mel..?" nando menoleh ke eza yang terlihat menahan senyumnya."kamu kerja disini juga..? itu katanya...." jawab eza dengan senyum yang ditahan.
"amelie,lain kali gunakan bahasa indonesia.kawan kamu tak paham,saya juga enggak,...eza aja yang ngerti..." nining menimpali.
"baik bu..."jawab amelie tersenyum kecut.
"engkau pula,ngapo teh becakap macam tu,lah obe uang tak paham.."
"talope kak..." (kelepasan kak)
Amelie nyengir kuda kearah eza,ia begitu mengagumi seniornya itu.Selain pintar ia cukup bijak,ia terampil,cekatan,seniornya juga begitu loyal sehingga ia senang karna sering ditraktir,lebih lebih seniornya itu begitu fasih berbahasa melayu,jadi ia begitu nyambung bercerita dengannya.
Tak lama mereka melanjutkan pekerjaannya,project nining kali ini adalah Ganoderma,salah satu hama berjenis fungi fungian yang menyerang tanaman kelapa sawit.Mereka akan uji coba sampel yang dibuat dilab,untuk mengamati pertumbuhan ganoderma dengan penularan yang dibuat dilab melalui tranfer atau okulasi pada kayu karet yang nantinya akan ditanam di lapangan.Dan mereka sedang menyiapkan media tanamnya sebelum penanaman ganoderma tiruan sebagai sampel pengamatan.
"sini aku bantu..." nando menghampiri eza yang mengangkat polybag berukuran sedang,ia tengah mengisi polybag dengan amelie sementara nando mengangkatkan tanah nya.Dari ujung paranet nining mengamati kedekatan mereka,cukuo intens sekali.
"kalian dekat banget sih,jadi obat nyamuk akunya..." gerutu amelie yang melihat kedekatan keduanya,mereka saling melempar canda disela pekerjaan,nando tidak keberatan membantu eza,ia terus tersenyum penuh kasih kearah eza yang berstatus sudah bekeluarga.
"apaan sih amelie,macam tak tau akak engkau ni..."
"akak,tak merasa nando suka ke akak..." eza menggeleng dan tersenyum kecut,ia tau bahkan sangat tau,tapi hatinya tidak bergetar sedikit pun,ia sudah menikah dan sudah ia tegaskan itu tapi nando tetap bersikuku ingin berada dekat dan akrab dengannya.
"tak paya piki do,la jole ambo la nikah,tuk apo lagi..." pungkas eza.(gak usah dipikirkan,uda jelas aku uda nikah,untuk apa lagi)
Amelie mengangguk ia cukup percaya eza,wanita yang nasih terlihat cantik,bahkan ia sendiri merasa kalah.Meski tidak berdandan,seniornya itu sudah terlihat manis dari sananya.
"akak,akak cantik...pintar pula.wajar sih..."
"apaan sih.mulai deh.." eza mencibir kesal,sudah banyak orang mengatakannya cantik.Namun kisah cintanya tak secantik harapannya..