Pagi ini eza akan berangkat kerja,ia melirik jam ditangannya,masi ada waktu lima belas menit lagi sebelum berangkat.Tiba tiba ia mendengar dering ponsel suaminya,ia melirik sebuah pesan masuk.Pagi pagi begini sudah ada yg kirim pesan,siapa ?batinnya,tanpa sengaja tangannya menyentuh icon pesan dan pesan itu terbuka.
"ir... mama minta uang lagi ya,mama lagi butuh ni..."
Deg !
Seketika mood eza langsung tidak enak membaca pesan dari mertuanya itu,tepat saat itu suaminya masuk memeluknya dari belakang.
"mama kamu minta uang lagi nih.." eza langsung menyodorkan ponsel kearah irawan dengan muka tidak enak.Irawan menerima ponsel itu,ia tau istrinya pasti jengkel dengan orang tuanya yang selalu meminta uang dan uang.
"mas,kita kan baru kasih uang dua hari yang lalu.masa uda habis sih,itu tu enggak sedikit mas,jumlahnya banyak...aku tambahin pake simpenan aku.Mas pengeluaran kita juga banyak,tolong dong ngomong sama mama..."
"sayang.... maaf mungkin emang mama lagi butuh."
"baru dua hari loh mas,jatahnya kan sebulan dua kali,mama aku juga enggak pernah tu aku kasih,aku prioritas ke mama ani....tapi enggak gini juga mas..."
Pertengkaran pun tidak terelakkan,eza sudah terbakar emosi sepagi ini.
"sayang,orang tua aku juga berhak atas uang aku...."
"aku tau,...mas.lalu jika semua uang kamu kasih ke mereka,aku dapat apa. Selama ini aku uda meloroti simpenan aku buat tambahan hidup kita,aku emang kerja...tapi..." eza sudah tidak tau lagi mau berkata apa,ia membanting tubuhnya dengan frustasi ke kursi.
"kamu enggak ikhlas ngasih ke ortu aku...?" irawan menatap istrinya tajam,eza menantang tatapan itu."aku ikhlas...tapi ada batasannya mas.kalo aku menghidupi diriku sendiri untuk apa kita nikah,toh aku juga masi pake hasil kerja aku,hasil kerja kamu uda selesai di ortu kamu....."
"eza..." irawan menggertakkan gigi nya mendengar ucapan eza,ia tersulut mendengar ocehan istrinya yang memojokkan orang tuanya.Padahal hatinya sendiri mengaku itu kebenarannya,.
"kamu ingin aku mewujudkan impianku.... tapi hal begini....sama aja bohong mas.Udalah...capek ngebahas mama kamu.." eza lantas meraih tas kerjanya dan berlalu meninggalkan irawan yang masi berdiri mematung.
Irawan mengusap wajahnya dengan kasar,ia melupakan kewajibannya sebagai suami sebab orang tuanya yang selalu meminta uang.Ia meraih ponselnya dan menghubungi mamanya,
"Ma...untuk apa lagi sih uangnya,? bukannya baru kemarin dikasih."
"......"
"aku uda enggak ada simpenan ma..."
"..."
"uang eza bukan hak aku ma,tolong dong ma,aku juga punya kebutuhan..."
"..."
Tiba tiba panggilan ditutup secara sepihak,irawan mengacak acak rambutnya dengan frustasi.Istrinya marah,bahkan tidak menyalaminya saat pergi kerja.Ia tidak dapat kecupan manis,ditambah mama nya yang ngamuk enggak karuan.Ah....sial....irawan mengumpat sendiri.
Semantara eza bekerja dengan wajah ditekuk sepanjang hari,ia benar benar tidak berselera berbicara dengan siapapun.Meski vicky beberapa kali menatapnya,ia tetap tidak bergeming.Hatinya masih terasa panas,sejujurnya ia ingin menangis....Tapi rasanya sudah kering terbakar emosinya.
Sepanjang hari pula eza tidak mengabari suaminya,ia masih enggan berbicara dengan irawan.Hingga tengah malam irawan tidak kunjung pulang pun eza tidak menggubris,mungkin sekarang ia tidur dirumah orang tuanya...pikir eza.
Tepat pukul tiga dini hari ponselnya berdering,eza mengucek matanya dan meraih ponsel dimeja nakas.Tanpa melihat ID pemanggil ia menjawab,
"Hallo..." eza mendengar suara tangis tertahan dari ujung telpon.Ia terperanjat,ia melihat layar ponselnya dan mendapati nama suaminya yang memanggil." Mas ir... mas kenapa..." eza seketika panik mendengar suara isakan irawan.
" eza...a...aku...aku....aku menabrak orang,aku terlibat kecelakaan..."
Deg.!!!
Seketika kaki eza terasa lemas,ia merosot kelantai mendengar ucapan suaminya dari telpon,"La lalu...gimana kondisi mas..?" tanya eza dengan panik,meski ia tidak mencintai lelaki yang berstatus suaminya itu...tapi ia masi punya perasaan dibalik perhatian suaminya selama menikah dengannya.
"mas tidak apa,ta tapi...dia...dia...meninggal..." tepat saat itu bulir air mata bergulir dari pelupuk mata eza,suaminya menabrak orang hingga tewas...Astaga...eza tidak mampu lagi berpikir."sekarang kamu dimana,...?
"aku dibawa ke polsek kota S,beberapa polisi sudah berdatangan..." Tanpa menunggu perkataan irawan selanjutnya eza mematikan ponselnya,ia tidak sanggup memerima semuanya.Dalam hitungan detik pertengkarannya dengan irawan pagi tadi berpusing di pikirannya,dan sekarang suaminya berada dalam kekacauan berurusan dengan pihak polisi karna menghilangkan satu nyawa manusia...
Tanpa pikir panjang eza menggulir nomor kak andi,ia menghubungi beberapa kali karna tidak ada jawaban,mungkin mereka masih terlelap karna masi dini hari.Eza mondar mandir tidak karuan dikamar tidurnya sendirian..