Hari berlalu begitu saja,eza menjalani hari harinya tanpa senyuman dan keceriaan nya yang dulu selalu menghias wajahnya.
"kamu sudah pulang.." irawan muncul saat eza tengah melamun ditempat tidurnya,ia menoleh sekilas dan tersenyum."ehm"
"kamu terlihat lelah sekali.." irawan duduk didekat eza dan memijit kaki eza perlahan,irawan begitu menyayangi eza sebagai istrinya,tapi entah kenapa sampai sekarang orang yang menjadi suaminya itu tidak pernah bisa menyusup dihatinya.Hatinya seakan sakit saat eza ingin menerima irawan dengan segenap hatinya,namun nihil...ia tak bisa.
"apa pekerjaanmu lancar?"
"ehm...aku lelah karna menulis laporan,berpikir itu menguras banyak energi.." eza tersenyum kearah irawan yang langsung memegang kedua pipinya dan mengecup keningnya,"semoga capeknya hilang.." kelakar irawan yang membuat eza terkekeh lucu.
"sayang,nanti malam kita main kerumah mama ani ya,uda lama mas enggak kesana.."
"ehm...iya mas..." sebenernya irawan sering main kesana namun tanpa eza,ia sengaja bilang begitu agar eza mau ikut dengannya.Bukan karna eza tidak perduli dengan mertuanya itu,tapi...keluarga irawan terlihat tidak menyukainya.Bahkan eza ingat betul 2 bulan mereka menikah bertepatan lebaran eza memberikan semua kebutuhan bapak,mama,dan kakak kakak iparnya,...tapi tidak ada satu pun ucapan terima kasih ia dapatkan.Eza menyediakan seluruh kue lebaran untuk mertuanya,sama saja...ia tetap tidak bisa mengambil hati mertuanya...entah itu hasutan dari kakak kakak ipar irawan ia pun tidak tau.Yang eza tau,saat ia berbaur dengan keluarga itu...dirinya seperti lenyap,tidak ada.Itu mengapa ia jarang kesana,jika irawan tidak mendesaknya.
Irawan menggandeng tangan eza kedalam rumah mamanya,eza membawa makanan kesukaan mertuanya itu.
"ma ini eza bawakan sate kesukaan mama.." eza menyodorkan plastik kresek kearah mertuanya,namun ia mendapatkan respon yang tidak enak,"letakkan aja dimeja makan...nanti banyak keponakan kamu yang mau makan..."
"Ma...eza belikan untuk mama.." irawan mencoba membela istrinya,ia tau keluarganya tidak menyukai eza,ia hanya mencoba mengakrabkan keduanya...
"kamu kan kerja za,duit kamu banyak...tabungan kamu banyak toh...beli apa apa kalo mau kesini itu yang banyak,kakak kakak kamu loh banyak,belum lagi keponakan irawan...bukan mama aja yang mau makan,mereka juga kalo kesini itu makan..."
Deg !!Hati eza terasa begitu sakit mendengar ucapan mertuaanya,ia selalu berharap mempunyai mertua yang menyayangi nya bukan yang menganggapnya remeh apalagi menguliti uangnya.
"Ma...kok ngomong gitu sih.Eza kerja juga untuk ditabung.Dia juga punya keinginan,mama jangan begitu ke eza..."
"kamu tu ya,tergila gila sekali dengan wanita ini.Kamu bahkan melawan mama demi dia,.."
"ma..."irawan memegang tangan mamanya supaya tidak berkata kasar lagi...
"kamu kerja bantu mama dong,istri kamu kan kerja juga ir,itu berarti uang dia uang kamu juga."
"Ma..." irawan menatap mamanya dengan perasaan bersalah,eza sendiri sudah tidak kuat mendengar ocehan mertuanya"aku keluar dulu mas..." seru eza akhirnya meninggalkan mertuanya bersama suaminya.Diluar ia nampak termenung menatap langit,disudut matanya sudah mengalir bulir airmata.
"Eza ngapain disana..? bantuin gih didapur,beres beres.Dateng dateng kaya ratu.." cetus seorang kakak iparnya,eza menoleh dan mengangguk.ia tidak ingin menambah rasa benci iparnya itu terhadapnya.
"mau kemana za..?" irawan tiba tiba muncul didepannya yang akan berjalan menuju dapur."aku akan bantu kak anti didapur mas,.."
"enggak perlu,kamu pasti capek.."
"tapi mas..."eza membantah irawan,tepat saat anti melihat kearah mereka."eza tadi pulang agak sore kak,dia masih capek,tolong kakak lanjutkan sama kak isti aja..." irawan menolak kakak iparnya untuk membawa istrinya.Anti berlalu kedapur dengan kesal,"belagu amat sih.Mentang mentang banyak duit,dimanjakan sama irawan itu,bahkan dirumah mama pun istrinya itu ngak boleh ngapa ngapain,Dasar..!" Anti tampak mengomel dan isti mendengar dengan tatapan kesal juga,"menantu emas,kita yang uda lama jadi menantu tidak seperti itu." sahut isti tak kalah sewot.
Namun tetap saja,meski irawan sering membelanya...eza tetap tidak bisa merenggut hati keluarganya.Mamanya terlalu dingin,walaupun ayah mertuanya bersikap biasa saja,abang abang irawan juga terlihat menyukai eza meski istri istri mereka begitu membencinya.Pada intinya eza tidak bisa menerima irawan dihatinya karna ia merasa keluarga irawan tidak menerimanya...
"Sudah jangan menangis.." irawan menyeka air mata istrinya saat mereka pulang kerumah.Rumah tangga macam apa ini,batin eza...
"Perlahan mereka pasti bisa nerima kamu..."
"bukankah pernikahan kita karna perjodohan mas,seharusnya mama kamu sudah tau aku seperti apa hingga mengusulkan perjodohan ini,tapi kenapa ia jadi tidak menyukai ku setelah kita menikah....saat tunangan ia begitu muluk muluk menyanjungku..." eza menatap irawan dengan tatapan menyedihkan,irawan sendiri tidak mengerti dengan orang tuanya yang dianggap plin plan.
"apa karna aku tidak seperti menantunya yang lain,yang tunduk hormat.Atau karna mereka tidak bisa menguliti uangku....karna yang mereka lihat sebelum kita menikah adalah uang,bukan aku..."
"Eza.!!!" terdengar irawan membentak eza setelah eza mengatakan hal itu,eza tertunduk...bahkan kakaknya saja tidak pernah membentaknya,karna mereka tau eza pernah operasi pada jantungnya,ia tidakk bisa dibentak sedikitpun....gadis itu akan sakit mendadak karna terkejut.
Eza mengunci diri dikamar,setelah irawan membentaknya ia bahkan tidak mau melakukan apapun,ia hanya meringkuk ditempat tidurnya sambil terisak.