Chereads / Cinta Tanpa Batas / Chapter 65 - Obat mujarab

Chapter 65 - Obat mujarab

Eza masih meringkuk ditempat tidurnya sambil terisak,irawan terlihat mondar mandir diluar kamar karna eza tak kunjung keluar dari kamar.Ia terlihat kebingungan,ia merasa bersalah sudah membentak istrinya.

"eza,mas minta maaf sayang.mas ngak sengaja,mas khilaf...eza buka pintunya sayang,jangan begini.." irawan tampak mengetuk pintu berulang kali,sudah hampir tengah malam eza mengurung diri semenjak pulang dari rumah mertuanya.Irawan panik setengah mati karna ia tidak tau kalau istrinya sangat sangat terluka karna ia membentaknya tanpa sengaja.Karna tidak ada respon dari eza ia mencoba menghubungi kak andi,ia meminta tolong kak andi untuk membujuk eza.

Tak lama Kak andi tiba dirumah adiknya itu,ia menghampiri irawan yang duduk dengan risau di ruang keluarga yang berhadapan dengan kamar eza."ada apa ir,...kalian bertengkar..?"

"kak,aku,aku tidak sengaja membentaknya saat pulang dari rumah mama ani,dan dari situ sampai sekarang eza tidak keluar dari kamar..." jelas irawan terbata bata karna ia begitu khawatir eza melakukan hal buruk didalam."Astaga...." andi tampak memijit pelipisnya,irawan heran," kanapa kak..?"

"kau tau irawan,bahkan aku tidak pernah membentaknya,keluarga ku tau anak itu tidak bisa dibentak.Dia pasti sedang demam sekarang.."

"apa.??" ekspresi irawan seketika berubah mendengar penjelasan andi,ia merosot kelantai menyesali perbuatannya.Andi berjalan kealmari mencari obeng untuk membobol pintu kamar eza,ia tidak punya cara lain.

"eza...eza..." Andi langsung berhambur menghampiri eza yang meringkuk ditempat tidur,ia mengusap kepala eza,ia melihat mata adiknya yang sembab.

"dia demam....dia baru aja menangis,cepat kamu ambil obat dia di lemari...dia selalu punya stok obat dilemari ruang makan." irawan mengangguk dan bergegas mengambil obat itu,setelah mendapatkan obat ia berlari menuju kamar.

"aku peringatkan kamu untuk tidak membentaknya lagi..." andi berbicara dengan nada sinis,mereka sudah berada diruang keluarga setelah selesai memberikan obat eza.Irawan menunduk menyesal,ia tidak pernah berpikir ingin menyakiti eza.Ia begitu menyayangi istrinya itu,ia begitu mencintai istrinya.

"Aku tau keluargamu tidak menyukai adikku entah karna alasan apa,semua sudah terjadi.untuk itu kamu lah yang harus menjaga hatinya....dia sering menelponku jika perlakuan keluargamu tidak mengenakkan,tapi aku selalu berkata agar ia bertahan...dia wanita penurut,untuk itu...jangan terlalu memaksakan dia untuk dekat dengan keluargamu..." irawan mengangguk mengerti.

Sudah seharian namun demamnya tidak juga turun,irawan sudah bekerja dari tadi pagi.Ia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya sebagai supir taxi on line,sementara andi cuti untuk menjaga adiknya.Kenapa panasnya tidak turun juga,bagaimana ini....Andi mulai paanik dengan kondisi eza.Awalnya ia ragu,tapi dengan terpaksa ia meraih ponselnya dan menggulir nomor seseorang.

Dengan secepat kilat vicky keluar dari areal perkebunan mengendarai motornya,kebetulan hari minggu jadi terlihat sepi karna semua orang sibuk dikediamannya masing masing.Ia mendapat telpon dari Andi jika eza sakit,hatinya langsung terasa ngilu dan dengan cepat ia menuju rumah eza.

"kak andi,eza kenapa.." vicky langsung menyongsong masuk kedalam kamar eza,ia tidak peduli lagi jika eza adalah istri orang lain.Dirinya hanya merasa khawatir dengan kondisi eza.

Andi meninggalkan vicky berdua didalam kamar eza,ia juga ingin rehat sejenak karna ia begadang menunggu adiknya satu malam.Vicky mendekati tempat tidur eza,ia duduk didekat wanita yang paling ia cintai.

"kamu kenapa za,kemarin baik baik aja...kenapa sekarang begini...?" vicky mengusap lembut kepala eza,jika biasanya ia melihat eza menggunakan hijab,tapi kali ini untuk pertama kali ia melihat wanita itu tanpa hijab..Merasakan kehangatan tangan vicky,perlahan eza membuka matanya."kak vicky..." eza mencoba bangun dan duduk bersandar.

"kenapa kakak ada disini..." tanya eza menatap vicky dengan matanya yang masih sayu,"kamu kenapa.?" bukannya menjawab vicky malah balik bertanya,"kak andi menelponku katanya kamu sakit,sudah diberi obat tapi tidak turun,..." eza mengusap keningnya sendiri,"sepertinya demamnya sudah turun,aku juga sudah merasa baikan..."

"benarkah...?" vicky juga ikut meletakkan tangannya dikening eza,ia mengangguk angguk."sepertinya obat yang diberikan kak andi tidak bekerja..."

"kenapa.."

"karna kamu butuh kakak.bukan obat,kakak obat mujarab nya.." vicky terkekeh usil kearah eza,eza hanya tersenyum malu mendengar ucapan vicky.Sudah sangat lama,setelah eza menikah keduanya tidak lagi tertawa ringan seperti ini.Andi mengamati dari ambang pintu,ia melihat vicky menyuapi eza...sesekali keduanya bercanda,ia bahkan lebih sering mendengar tawa adiknya bersama vicky.ia tidak pernah melihat adiknya seperti itu dengan irawan,suaminya sendiri.Jika waktu bisa diputar,Andi dengan senang hati memberikan eza adik kesayangannya dengan vicky...karna dengan lelaki itu eza selalu merasa bahagia.

Setelah menyuapi eza dan memberinya obat,vicky menyarankan agar eza istirahat.Tak lama eza pun tertidur kembali,vicky berjalan keluar menemui andi yang menunggunya diruang keluarga.

"apa dia sudah tidur..." andi bertanya saat melihat vicky menghampirinya."ehm,dia sudah tidur.sudah tidak demam lagi..."

"maaf vicky,sudah merepotkanmu.padahal jelas jelas adikku sudah menikah,tapi tetap saja merepotkanmu..."

"tidak apa kak.Meskipun eza sudah menikah,dia satu wanita dihatiku.aku sangat mengkhawatirkannya..." Andi tertegun mendengar ucapan vicky,"sampai kapan kamu akan menunggunya...."

"aku juga tidak tau,entah kami berjodoh atau tidak.Aku tetap ingin menyimpannya,..."

seketika keduanya tampak terdiam,hening tanpa suara...hingga akhirnya vicky membuka percakapan kembali.

"kak,sebenarnya aku akan menikah,aku menerima wanita pilihan orang tuaku.Meski ini berat untukku,karna aku hanya punya satu wanita dihatiku...dia eza...."

"apakah eza tau ?"

"ehm,dia sudah tau.aku juga akan resign kak...,tolong jaga eza saat aku tidak ada disampingnya lagi kak...." vicky menatap andi dengan serius,andi tersenyum lembut,"jangan khawatir..."

"aku hanya berharap,kami bisa bersama entah kapan pun itu..."

Vicky tersenyum,sementara andi begitu terlihat merasa bersalah.Seharusnya ia mendukung hubungan adiknya dengan pria ini dulu...dia terlambat menyadari.Setelah berbincang bincang vicky pun pamit pulang,andi pun mempersilahkan...karna sebentar lagi irawan juga akan pulang.Andi tidak ingin irawan tau jika vicky menjenguk eza..