Chereads / Cinta Tanpa Batas / Chapter 62 - Dua bodyguard

Chapter 62 - Dua bodyguard

Vicky mengamati eza yang masih bekerja mengecek barang satu per satu,sesekali ia tampak menoleh kearah nando teman kerjanya,sesekali tersenyum...semua tidak lepas dari tatapan vicky.Jika sedang serius dia terlihat cantik....batin vicky.

"apakah suami mu bersikap baik padamu...?" vicky bertanya saat eza telah selesai dengan pekerjaannya dan sedang mengunci pintu gudang sementara nando sudah berjalan duluan meninggalkan mereka."ehm...dia baik."jawab eza seraya memaksakan senyumnya kearah vicky."kamu baik baik aja kan."tanya vicky sekedar memastikan saja."aku baik kak,apa kakak juga baik."

"tidak,aku tidak baik.."eza menoleh mendengar jawaban vicky,"kenapa.?"

"aku hampir gila karna merindukanmu," eza langsung menatap lelaki disampingnya dengan serius,"kak,mungkin ini terlalu berat buat kita...tapi nyatanya sekarang aku sudah menikah dan menjadi istri orang..."

"lalu...?" vicky membalas tatapan serius itu,mungkinkah hati eza sudah tidak ada lagi dirinya,mungkinkah wanita dihadapannya sudah melupakan perasaannya,mungkinkah ia sudah takluk dengan suaminya...

"kak...mengertilah kondisi kita." eza menunduk karna matanya terasa panas menahan gejolak hatinya,"sudahlah...itu tidak penting." vicky mengusap lembut kepala eza,ia hanya tidak ingin wanita disampingnya bersedih dengan semua yang sudah terjadi.

Eza duduk di sudut ruangan tempat biasa ia menulis laporan,disana reka sedang melakukan pengamatan dan nando sudah disana untuk membantu mereka."maaf ya re kamu jadi pengamatan sendiri dari aku cuti," reka menoleh kearah eza sambil tersenyum lebar memperlihatkan giginya yang tersusun rapi,"tidak apa kok,malahan aku yang harus minta maaf karna kerjaan kamu menumpuk usai cuti.mau gimana lagi za,kami tidak begitu paham merincikan data...lagian biasanya emang kamu yang handle data pengamatan dan aktivitas lab...kami jadi sadar ternyata berat jadi kamu..." reka masih memperlihatkan tampang bersalahnya,"apa sih...kalian bisa kalo kalian mau belajar." eza tersenyum sekilas dan kembali menatap kertas kertas dihadapannya,"kak eza itu autoclave nya bunyi kak ? gimana ?kami takut..." tiba tiba amel karyawan baru muncul diruangan pathology tempat dimana eza menulis laporan,"siapa yang pake autoclave..?" tanya eza heran,biasanya kalo bu nining pasti ia akan menitip pesan pada eza tapi tadi pagi bu nining tidak meninggalkan pesan sama sekali.Eza langsung melirik ke Reka karna tidak mendapat jawaban dari amel,reka yang dilirik tampak mengangkat bahunya bahwa ia tidak tau soal itu."barangkali rena tau za.."jawab reka spontan.Eza langsung beranjak dari duduknya menggeser pintu dengan cepat menuju ruang pengamatan sebelah yang terpisah oleh satu lorong.Melihat eza keluar reka langsung menyenggol tangan nando,"kamu ikut gih sama eza,bantu dia...kamu suruh ikut dia kan.?" nando mengangguk lalu menuruti eza dari belakang,reka sengaja menyuruh nando ikut karna ia masi ingat tragedi diruang autoclave.Eza menggeser pintu ruangan dan melemparkan pandangannya keseluruh ruangan,ia mendapati lina disana dan tap...matanya tertumpu pada rena yang terkejut dengan kehadirannya,"eza... ada apa.?" sapanya begitu melihat eza masuk menghampirinya,"apa pak krish pakai autoclave,kamu ada dipesankan tadi..?"tanya eza langsung,rena mengangguk pelan,"ehm...pak krish menyuruhku memakai autoclave untuk mensterilkan peralatannya,ada apa...?"

"apa kamu sudah bertanya cara menghidupkannya dengan pak krish..?"

"tidak,pak krish menyuruhku bertanya padamu,tapi kamu terlihat sibuk..." mendengar jawaban rena eza menggeleng dan membuang nafasnya kasar,ia berlalu meninggalkan rena yang sedikit kesal dengan sikap sok yang ditunjukan eza,nando mengikuti kemana eza pergi...kali ini dia sudah seperti bodyguard buat eza.Dari cela pintu ruang staf yang terbuka sedikit vicky melihat eza yang berjalan cepat dan terlihat sedikit berlari,ada apa itu...? tanyanya sendiri. Eza membuka pintu autoclave benar saja autoclave itu berbunyi cukup kencang seperti tanda darurat.Astaga...eza sudah ketakutan sendiri,ia langsung menekan tombol off dan menggeser geser knop pembukanya.Eza melihat air yang keluar dari samping autoclave,astaga...ia menggerutu kesal sendiri.Tak lama rena menyusul mereka dengan tampang tidak bersalah."ren lain kali kalo ngak tau tanya dulu,aku bukan sok pintar atau apa...kalo nih alat meledak,mampus kita,ini berhubungan dengan listrik ren..." eza mencibir kesal kearah rena yang tampak biasa aja,"ada apa za," vicky tiba tiba datang setelah melihat eza berlari dan mendengar keributan diujung lorong."tidak ada pak,hanya masalah kecil..."jawab eza dengan malas,ia sudah benar benar muak dengan sikap acuh rena.ia bahkan sudah melihat tampang itu pada salah satu karyawan baru yang dekat dengan rena."kamu bersihkan ruangan ini.." pungkas eza terakhir setelah membenarkan kerja autoclave.Eza berjalan keluar dibarengi dengan nando disamping kanannya dan vicky disamping kirinya,ya...seperti dua bodyguard.

Eza kembali keruang pathology dengan wajah sedikit ditekuk,sudah dipastikan ia lagi jengkel setengah mati melihat ekspresi buruknya.Nando duduk disebelahnya karna eza memintanya membacakan isi laporan dalam kertas dan eza menulis rinciannya kedalam kertas lainnya.Disela sela itu nando mencuri pandang wajah eza yang terlihat serius,matanya bergerak kesan kemari membaca laporan,tangannya juga tampak memainkan ujung pena yang dipegang....dia unik...entah kenapa dada nando berdesir melihat eza sedekat itu.