..Eza duduk diteras lab yang terdapat bangku panjang,ia memandangi taman yang tertata apik didepan lab,taman itu dijaga baik oleh karyawan perawatan.Ini tempat favorite eza pada jam istirahat setelah ia masuk kerja kembali pasca cuti.Ia memasukkan earphone ke telinganya,masi dengan memandang teduh kearah taman,biasanya jam makan siang vicky mengajaknya makan diluar menghabiskan waktu sampai waktu jam istirahat selesai.Tapi setelah ia menikah,jam istirahat ia habiskan dengan menatap taman didepan lab sambil mendengarkan musik.Saking terbawanya ia tidak menyadari nando sudah duduk disebelahnya mencabut earphone ditelinga kanannya dan memasukkan ketelinganya sendiri."Nando.." seru eza saking terkejutnya.Nando menoleh dan tersenyum manis,"sering banget menyendiri disini....kenapa ngak gabung sama reka dan yang lain..."Eza menatap taman dihadapannya lagi,ia tersenyum hampa,"mereka sibuk telponan sama cowok mereka dijam istirahat,kan bosen dengerin mereka ngobrol enggak jelas...lagian disini tuh adem...view nya bagus."eza masi menatap lurus dengan hati yang menerawang jauh,nando masih menatap wanita disampingnya.Jika ia sudah menikah kenapa aura yang terlihat tidak bahagia,bukankah pengantin baru biasanya bawaannya ceria...
"kamu ngapain disini,kok enggak gabung sama cowok yang lain..."nando melirik sekilas saat mendengar pertanyaan eza,"ah...aku lihat kak eza disini...mereka juga sibuk sendiri...jadi dari pada bosen nemeni kakak dengerin musik kayaknya asik..."eza terkekeh lucu,"Dasar..! emang kamu enggak punya cewek buat kamu telpon juga..?"
"enggak ada."
"masa..?"
"hehehe...masi PDKT sih kak,belum jadian.." jawab nando akhirnya setelah eza terlihat bertanya terus,eza tersenyum sambil menggerakkan alisnya.Sebenernya aku sudah lama mengincar wanita yang kudekati,tapi....saat aku bertemu eza,rasa itu sirna berganti kekaguman pada sosok disampingku ini.Dia cantik,pintar bijak pula...Dan anehnya aku nyaman berada didekatnya,aku akan mencarinya jika tidak melihat dirinya...ah...aku memiliki perasaan yang harusnya tak aku miliki...seketika hati nando berkata kata.
"oh ya kak,katanya pak vicky akan resign ya.." eza tertegun mendengar ucapan nando,ia langsung membuka erphone yang menempel pada telinga kirinya,"resign...? kamu tau dari mana..?" eza begitu terpukul mendengar kata kata itu,kenapa ia tidak tau...dan kenapa vicky tidak bercerita padanya."ehm...aku denger lina berceloteh dengan reka tadi,dan lina juga akan resign sesudah pak vicky..."eza semakin dibuat terkejut mendengar penuturan nando,ia tak percaya mereka semua tidak memberitahu nya.Dengan wajah kesal eza beranjak dari duduknya meninggalkan nando yang terheran heran dengan responnya.
Eza sudah duduk diwarung mbak rum,hari ini diaa akan makan siang dengan vicky setelah lama tidak.Mungkin ini akan jadi makan siang terakhirnya dengan vicky,lelaki yang mampu membuat jantungnya berpacu hebat...lelaki yang seutuhnya memiliki hatinya...namun sayangnya ia tidak bisa memilikinya...
"Kenapa kakak ngak bilang kalo mau resign ?" vicky mengangkat wajahnya menatap eza dengan ekspresi buruk,wanita yang selalu ingin dia lihaat senyum nya kini tampak murung."kakak belum bilang sama kamu.."
"semua orang di lab tau kecuali aku.." vicky menunduk sesaat,ia lalu menarik tangan eza dan menggenggamnya,"maafkan kakak za,sebenarnya ini bukan kemauan kakak...kakak tidak bisa terus disampingmu,mengingat kamu sudah menikah...ada jarak untuk kita meski kita tidak ingin."
"kak.." eza menatap vicky dengan tatapan sendu,matanya terus menerawang kedalam mata vicky,tatapan keduanya menyiratkan bahwa hati mereka masih saling memiliki."maafkan kakak za,mungkin tidak seharusnya...tapi kakak harus mengatakannya.." vicky sekuat tenaga mengumpulkan emosinya,hatinya terasa berat,namun ia tetap harus mengatakannya,"apa..."tanya eza dengan masih menatap vicky,...
"za,kakak akan menikah."jawaban itu kontan membuat eza tersentak,ia memegang dada sebelah kirinya yang terasa sakit sekali,air matanya menetes dipipinya,"Menikah..."
"ehm...kakak menerima perjodohan orang tua kakak,mereka terus mendesak za.kakak tidak punya pilihan,maaf..." vicky dengan tampang menyesal menunduk tak berani menatap eza,eza menghela nafas dalam.Haruskah aku senang,seharusnya....aku sudah menikah,mustahil aku mengharapkannya...dan tidak mungkin dia menungguku,sampai kapan....kenapa aku terlihat begitu egois dan serakah...eza merutuki dirinya sendiri."kenapa kakak minta maaf,seharusnya aku yang minta maaf jika aku terlihat egois ingin memiliki kakak...kak,aku sudah menikah,tidak ada cela untuk kita...aku seneng kok..." eza mencoba melawan hatinya menutupi luka hatinya,meski berat ia tetap harus berkata tegar.Vicky mengangkat wajahnya perlahan melihat wanita yang amat ia cintai mencoba tersenyum kearahnya,"apa karna itu kakak resign..?"
"ehm..."
"melegakan ...setidaknya kakak bisa menemukan wanita terbaik selain aku,itu pilihan orang tua kakak,pasti yang terbaik..." eza mencoba tersenyum meski hatinya terasa dihujam ribuan duri,Menyedihkannya....
Ketika kita mencintai seseorang begitupun sebaliknya tapi tak bisa saling memiliki,seperti dunia berakhir disana...Meski kenyataannya dunia tetap berjalan pada mestinya namun hati mereka terasa mati hanya karna tidak bisa bersama...
Tidak ada yang melegakan,hatiku tetap saja sakit pada akhirnya....tidak ada wanita terbaik yang ingin kumiliki selain dirimu...kamu lah wanita dihatiku...hanya kamu...cukup kamu... vicky menggenggap erat jemari eza seolah enggan melepaskannya.