Chereads / STARS : The Light / Chapter 4 - Chapitulum IV

Chapter 4 - Chapitulum IV

Seluruh murid dengan panik berusaha untuk keluar dari gedung asrama. Para murid wanita kebanyakan terduduk lemas di depan asrama setelah berhasil keluar. Bahkan beberapa dari mereka ada yang menangis ketakutan. Para murid pria berusaha untuk membantu semua murid untuk keluar dari gedung asrama.

"Edie! Erie!" seseorang dari belakang memanggil kami berdua.

"Henny!" kata Edie terkejut melihat Henny dan langsung menghampirinya penuh khawatir.

"Apa kau baik-baik saja?" tanyaku kepada Henny khawatir karena melihat gaun tidur dan jubah tidurnya yang tersobek-sobek.

"Ini bukan apa-apa. Ini terjadi saat aku berusaha keluar dari asrama melalui jendela" kata Henny menepuk lengan kiri Edie, menenangkannya.

"Syukurlah jika begitu" kataku setelah melihat ekspresi Edie mulai menghilang.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Edie buru-buru.

"Aku tak tau kejadian pastinya. Tetapi dari murid-murid lain, yang kudengar adalah di salah satu kamar di asrama wanita ditemukan seorang penyusup. Yang sebenarnya penyusup itu adalah Hybrid. Para guru sedang menenangkan Hybrid yang marah itu" kata Henny.

"Di lantai berapa penyusup itu berada?" tanyaku buru-buru karena mendengar kata 'penyusup'.

"Yang anak-anak lain bilang, penyusup itu ada di salah satu kamar di lantai asramamu" jawab Henny.

"Oh no" kataku tak bisa berpikir apapun.

"Sebenarnya siapa yang pertama kali menemukan penyusup itu?" tanyaku.

"Aku yang pertama kali menemukan 'penyusup' yang disembunyikan itu" entah dari mana Hideon muncul dan berdiri di samping Edie lalu tersenyum miring ke arahku.

'Tamatlah riwayatku' kataku dalam hati.

"Disembunyikan? Berarti seseorang dengan sengaja membawa masuk penyusup itu?" tanya Edie terlihat tak habis pikir.

"Sampai dimanapun juga itu masih dugaan. Jangan berbicara sembarangan" peringat Henny kepada Hideon.

"Karena hal yang aneh terjadi pada penyusup itu" kata Hideon.

"Hal aneh apa?" tanyaku menggenggam kedua tanganku ketakutan.

"Hybrid itu hidup tanpa luka sedikitpun. Jadi, otomatis seseorang menggunakan mantra penyembuh pada Hybrid itu" jawab Hideon lagi-lagi tersenyum miring ke arahku.

Aku yakin ia pasti sudah tau siapa orang yang membantu penyusup itu dengan jelas, bahwa yang tak lain adalah, . . Diriku. . .

"Itu juga masih dugaan tak berbukti. Karena faktanya, kaum The Original mampu menembus portal sekolah kita hidup-hidup tanpa terluka" kata Henny.

"Lalu? Maksudmu Hybrid itu adalah kaum The Original?" tanya Edie kepada Henny.

"Kemungkinan itu lebih besar daripada perkataan Hidion" jawab Henny.

'ROARGH!!!!' auman itu semakin mengencang.

'Tolong aku!!!!' suara kali ini lebih terdengar terancam.

Tanpa aku sadari aku langsung berlari masuk ke dalam gedung asrama menuju kamarku yang dipenuhi para guru.

"Miss Galli! Sebenarnya ada apa ini?" tanya Mrs. Dorollo yang melihatku terdiam di depan pintu kamarku.

"Sa. . ya. . Saya. . tidak tau harus menjelaskan seperti apa" kataku dengan suara semakin mengecil ketakutan.

"Miss Galli! Anda harus bertanggung jawab atas kekacauan ini. Dan terlebih dahulu anda harus menjelaskan kepada kami secara rinci atas kejadian ini" kata Mrs. Dorollo.

Mrs. Dorollo adalah guru elemen yang menjabat sebagai penanggung jawab asrama. Mrs. Dorollo sering disebut WiB (Women in Black), sebutan itu ia dapatkan bukan karena ia selalu berpakaian hitam, tetapi itu karena seluruh baju berwarna pun saat ia pakai akan terlihat gelap bahkan hitam. Beberapa rumor mengatakan bahwa ia mantan Black Siphon*. Mrs. Dorollo terkenal atas kekejamannya saat menegakkan peraturan asrama saat terjadi pelanggaran di asrama.

"Sebelum itu, izinkan saya untuk mendekat ke arahnya sebentar" kataku menunjuk makhluk mistis di depanku yang paling ditakuti oleh makhluk mistis lainnya karena kaum mereka adalah kaum terkuat.

"Tidak! Dia makhluk berbahaya. Anda bisa melukai diri anda sendiri, Miss Galli" kata Mrs. Dorollo.

"Saya ingin mengetahui apakah saya bisa menenangkannya" kataku memberikan tatapan penuh keyakinan kepada Mrs. Dorollo.

"Gigitannya bahkan bisa membunuh vampir dan warewolf. Kaum kita jauh lebih lemah karena memiliki fisik seperti manusia" kata Mrs. Dorollo yang sepertinya benar-benar takut aku terluka.

"Saya pasti bisa menenangkannya tanpa terluka sedikitpun" kataku meyakinkan Mrs. Dorollo.

"Saya berikan waktu 5 menit. Jika dalam waktu itu anda tak bisa menenangkannya, anda harus keluar dari gedung ini saat itu juga" kata Mrs. Dorollo.

"Saya mengerti, Mrs. Dorollo" kataku yakin.

Dengan langkah kecil namun percaya diri, aku mendekat ke arah makhluk besar yang sedang terpojok oleh mantra-mantra yang dirapalkan oleh guru-guruku. Para guru berhenti merapalkan mantra sejenak dan memberiku ruang untuk mendekat ke arahnya yang terlihat sangat lemas.

'Walaupun saya tak tau apa yang sebenarnya terjadi, tetapi anehnya saya dapat mendengar suara lain dibalik suara 'auman' anda' aku memberikan telepati kepadanya sembari perlahan mendekatinya.

'Apa benar begitu? Nona benar-benar bisa mendengar suara saya?' lagi-lagi aku bisa mengerti bahasanya dengan ajaib.

'Benar. Buktinya saya berlari saat mendengar anda berteriak meminta tolong' kataku mengirim telepati kepadanya lagi.

'Anda harus kembali ke wujud normal anda. Jika tidak, anda akan benar-benar disiksa tanpa ampun oleh mereka semua' kataku.

'Mereka tak akan menyiksa anda ketika anda dalam wujud normal anda. Percayalah pada saya' kataku perlahan mengulurkan tanganku dan menyentuh puncak kepalanya.

Dengan ajaib perlahan tubuhnya berubah menjadi normal kembali.

Aku ternganga terkejut. Ia menatapku dalam dengan tatapan yang tak kumengerti. Aku terdiam terpaku oleh tatapannya yang sulit diartikan.

___________________________

* : Penyihir dengan sihir hitam