☇3
"Lagian kita dimana lagi?"Tanya Edlyn dengan wajah kesal.
"Ke kantor aku"
"Hah?Gak!Orang aku udah daftar di kantor lain!"
"Beneran gak mau?Rugi loh!Banyak orang yang memohon sama aku untuk diterima"
"Oh sorry ya,asal gak ketemu kamu pekerjaan sebagus apapun kutolak!"
Denver sedikit terkejut mendengar penolakan Edlyn yang tegas itu.
"Ya udah,dimana tempat kamu bakal ngelamar pekerjaan?"
"Karena kita tinggal di PIK,yaa...deket-deket situlah.."
"Jadi kamu gak tau dimana kamu bakal ngelamar?"Tanya Denver tidak percaya.
"Ng..makanya..aku minta temenku yang jemput,habisnya dia kerja disana"Kini,Edlyn malah merasa bersalah.
"Aduh..ya udah,kantornya namanya apa?"
"Star Arrow." Denver sedikit terkejut.
"Untuk apa kesana?"
"Ngelamar kerja lah!"
"Kenapa harus disana?"
"Ya,karena aku ada kenalan disana"balas Edlyn galak.
"Tck,turun!"
"Hah?"
"Turun!" Ulang Denver keras.
Edlyn langsung keluar sambil membanting pintu mobil itu sampai retak.
'Jangan remehkan aku Denver!'
#Sesampainya ditempat temannya menunggu#
"Kamu..kenapa ngos-ngosan begitu?"
"Yunko,apa sudah terlambat?"
"Belum,nah ayo kamu-"Ucapannya terpotong begitu Edlyn jatuh dalam pelukannya.
"Edlyn?"
'Zzz..'
"Hmphh...Edlyn,kamu sudah bertumbuh ya.." Pemuda berambut coklat dengan wajah chinese itu,langsung memasukkan Edlyn kedalam mobilnya.
Dari kejauhan,Denver memandang mereka dengan perasaan tidak suka.
"Ada apa denganmu Denver?Bagaimana kau bisa seperti ini?"
'Pik..' Tiba-tiba ponselnya berbunyi.
"Halo?"
'Denver,kamu kenapa tidak masuk hari ini?'
"Sorry Ryan,aku..terjebak macet"
*Begitu Edlyn sadar*
'Siapa yang sedang mengelus tanganku?Kenapa rasanya dingin sekali?' Dengan sekuat tenaga,Edlyn membuka matanya.
Dilihatnya beberapa gadis muda sedang mengelus perutnya dan tangannya.
"Ma..Maaf!!" Ucap salah satu dari mereka mewakili yang lain.
"Aku dimana?" Tanya Edlyn sambil mengusap kedua matanya.
"Nona Edlyn sedang berada di kediaman keluarga besar Orlando."
"ORLANDO?!!" Teriak Edlyn.
"Ya,hihi..oh iya!Tuan Yunko menyampaikan pesan untuk anda." Salah satu dari pelayan itu memberikan secarik memo pada Edlyn.
'Kau diterima!' Eh?
Edlyn memandang memo itu bingung dan menggumam, "Kenapa dia seenaknya saja?Dia kan hanya pegawai disana!Kenapa seenaknya?"
"Ehh..Nona mau kemana?"
"Aku mau pulang!"
"Tidak bisa!!Nona!!" Pekik para pelayan itu sambil berusaha menahan tangan Edlyn.
"Aduuhh..." Sampai saat Edlyn berhasil membuka pintu ruangan itupun,para pelayan itu masih bergelayut ditangannya.
'Cklek..' Dan saat itu juga Denver baru saja menutup pintu,tampaknya ia baru pulang dari kerja.
Mereka saling berpandangan untuk beberapa detik.
"Ahh...Edlyn!Denver!Kalian kenapa disitu?Ayo kemari!" Panggil Ibu Denver.
Merekapun berjalan sambil menyalahkan satu sama lain.
"Edlyn,Denver,kalian datang berkunjung ya?" Tanya Ibu Denver senang.
"Bu..Bukan begitu...anu.."
"Tidak mom!" Tiba-tiba Yunko datang dan berdiri didekat Edlyn.
"Edlyn sudah disini lebih dulu,dia pingsan tadi..." Edlyn langsung tersentak dan mengingat kejadian siang tadi.
"Hah?Kenapa bisa pingsan?" Jerit Ibu Denver.
"Aku..." Entah kenapa ada sebuah perasaan yang aneh didalam diri Edlyn.
"Kamu kenapa?" Ulang Ibu Denver.
"Tadi aku hanya kecapaian,habis aku..terlambat bangun haha.."
"Ahh..begitu..Kalau begitu,apa kau mau dinner bersama?"
"T..Tidak,aku ada urusan..permisi.." Edlyn bingung,kenapa dengannya?Emosinya sangat tinggi dan tiba-tiba air mata yang sudah 10 tahun tak pernah ia keluarkan,kini mengucur dengan sendirinya.
'Ada apa denganku?'
***
"Edlyn,ba-" baru saja ibu Edlyn ingin membangunkannya,Edlyn telah lebih dulu keluar dari kamarnya.
"Wahhh...tumben sekali.." Gumam Ibunya.
"Haha..."
Tapi,mata Ibu Edlyn menangkap sesuatu.
"Tunggu!Ada apa dengan lingkar hitam dibwawah matamu itu?Apa jangan-jangan kau tidak tertidur ya?"
"Tidur!!(Walau hanya 2 jam)" tukas Edlyn cepat.
"Hmmh..ya sudah,jangan terlalu banyak berpikir!Oh iya!Mom ada kejutan lohh..."
Ibu Edlyn segera menunjukkan sebuah..kotak.
"Kotak?"
"Hei..ini bukan kotak sembarangan!Ada sesuatu didalamnya.Nanti sepulang kerja,jangan kemana-mana!Kita akan dinner bareng keluarga Orlando.Nanti mom mau menunjukkan ini!"
'Kok aku merasakan perasaan buruk ya?'
Dengan cepat Edlyn menghapus perasaan tersebut,kemudian berpamitan dengan ibunya.
"Aku pergi dulu!" Ia segera berlari keluar rumah.
Saat membuka gerbang rumahnya,ia menarik nafas lega karena tidak ada Denver.
"Oy!" Panggil seseorang.
'Jangan katakan kalau itu Denver!' Gumamnya.
"Edlyn!" Panggil orang itu lagi.
"Yunko?!Hufft..kukira Denver!"
"Dia juga disini.." Yunko hanya tersenyum bersalah.
"Memangnya kenapa kalau aku ada?" Tanya Denver kesal.
"Ahaha...maaf aku tidak tau kau ada disitu..." Edlyn berniat ingin melarikan diri.
"Hei,mau kemana?"Tahan Denver.
"Kerja,ahaha...."
'God...help mee!!!!'
"Yunko..tolong!!" Pinta Edlyn memberontak.
'Grep..' Tiba-tiba Yunko menarik tangan Edlyn.
"Hei,apa yang kamu lakukan?" Gertak Denver.
"Dia meminta tolong,jadi.." Yunko langsung menarik Edlyn dari gendongan Denver.
"Ya sudahlah.." Denver langsung menuju mobilnya dan melajukan mobilnya.
"Hhh..sudah kuduga,dia gak ikhlas(-3-)." Decih Edlyn.
"Ayo kita berangkat!" Ajak Yunko.
"Hmm!!"
Mereka terus berjalan tanpa menyadari ada seseorang yang mengamati mereka.
'Edlyn Cordelica...Gotcha!'
.
TBC