Chereads / falling love again / Chapter 22 - #22

Chapter 22 - #22

"hah? serius kak? hebat banget kak Syafid yang super cuek bisa disukai sama cewek secantik kakak " puji Nia pada kakak laki-lakinya karena bisa disukai perempuan sebaik dan secantik Putri walaupun ia sangat tahu bahwa kakaknya sangat pendiam jika bersama seorang perempuan atau pun ia pasti manatao semua perempuan dengan tatapan yang dingin sekaligus menusuk.

"hahaha bisa aja kamu" ujar Putri karena melihat Nia yang tak menyangka bahwa ia menyukai kakaknya,mesti ia tak tau apa yang aneh tapi ia tak mengerti hal yang mana Putri tidak suka pada Syafid karena bagi perempuan Syafid adalah lelaki yang sangat di idam-idamkan.Syafid itu sudah tampan,suaranya yang lembut,agamanya pun juga sudah sangat bagus jika disetaran oleh lelaki semurannya,dan yang membuat Putri terpukau karena Syafid itu unik,karena baru ia temui seorang laki-laki yang hanya punya lagu sholawat di dalam HPnya,tidak ada lagu lain yang berada di HPnya membuat Putri sangat menyukai sangat lelaki idaman.

"tapi kalo suka... kenapa kakak pergi ke luar Negeri? " raut wajah Putri kembali sedih karena mengingat selain belajar di luar Negeri tapi juga ia ingin menjauh dari Syafid supaya ia bisa melupakan semua kenangan yang telah ia ukir bersama Syafid.

" kakak harus menjauh dari kakak kamu" ujar Putri yang tetap tersenyum walaupun hatinya merasa berat karena mengingat saat Syafid menceritakan perempuan lain kepadanya.

" lho katanya kakak suka,tapi kenapa kakak malah pergi? " tanya Nia yang tak mengerti alasan Putri pergi meninggalkan tempat kelahirannya.

" karena kakak kamu suka sama perempuan lain,makanya kakak harus mundur,kebetulan temen kakak mengajak kakak belajar di luar Negeri.jadi selain belajar di luar Negeri kakak bisa melupakan rasa suka kakak" ujar Putri sambil menatap langit-langit.

"ish, kak Syafid jahat banget sih" cibir Nia yang sedang kesal terhadap kakaknya.

" itu bukan salah kakak kamu kok,ini salah kakak karena terlalu menyukainya" ujar Putri dengan senyuman walau harinya masih saja sedih.

" kakak baik banget sih" puji Nia karena kagum dengan ketulusan hati Putri.

Putri hanya tersenyum hangat ke arah Nia lalu mengalihkan pandangannya menuju buku sketsa,ia menggambar seseorang seolah-olah tarinya sedang menari diatas selembar kertas putih.ia yang tadinya masih kesal karena kelakuan Syafid yang tak mencerminkan seperti kakak yang biasa ia banggakan, sekarang tersenyum karena melihat gambar tersebut adalah sketsa wajah Nia yang sedang tertawa.

" wah mirip banget sama Nia,eng kak boleh liat sebentar nggak? " tanya Nia karena ingin melihat Sketsa milik Putri.dengan senang hati Putri memberikan buku sketsa miknya ke Nia.

" setelah melihat sketsa kakak Nia jadi punya cita-cita deh,Nia pengen jadi komikus yang terkenal " ujar Nia dengan penuh semangat membuat Putri tersenyum karena masih ada semangat anak muda untuk menggapai cita-citanya.

"sama dong" ujar Putri membuat Nia menatapnya dengan penuh pertanyaan.

" lho bukannya cita-cita kakak jadi idol ya? " cetus Nia karena tak memahami sebenarnaya ada beberapa cita-cita yang dimiliki oleh Putri.

" itu cita-cita kakak yang kedua,cita cita kakak yang pertama itu jadi komikus" jawab Putri.

" cerita dong kak,gimana kakak bisa punya cita-cita jadi komikus" Pinta Nia karena siapa tahu dia bisa terinspirasi lewat cerita Putri.

" Dulu.... kakak dibelikan komik oleh ibu kakak,saat membacanya membuatku terpesona karena gambarnya yang indah di komik itu dan setelah itu kakak punya cita-cita menjadi komikus.walaupun baru pertama mencoba menggambar kakak sangat jelek tapi kakak tak pernah menyerah,jadi kakak berlatih sampai gambaran kakak menjadi sebagus ini" ia kaget setelah bercerita melihat Nia sudah tertidur di pangkuannya.Putri tersenyum hangat sambil membelai pujuk jilbab Nia dengan lembutnya seperti halnya yang ia lakukan terhadap adiknya sendiri sambil menyenandungkan sholawat,entah kenapa walaupun baru saja bertemu tapi ia sudah sangat menyayanginya.

" Nia? " terdengar suara lembut dari seorang wanita yang terdengar dari kejauhan membuat Putri memalingkan wajahnya ke sumber suara itu,terlihat seorang wanita yang seumuran dengan mamahnya sedang berdiri sambil memandang Putri dengan senyum merekah di bibir wanita tersebut.