Chereads / falling love again / Chapter 24 - #24

Chapter 24 - #24

Syafid melihat sebuah buku sketsa yang dipegang oleh adiknya,ia baru menyadari jika itu adalah milik Putri.ia bisa mengingatnya karena buku sketsa itu selalu dibawa oleh Putri dimanapun,entah apa saja yang digambar Putri.

" iya tan,Putri kasih buku sketsa itu ke Nia" ujar Putri

" terimakasih ya put,kalau begitu tante pulang dulu.... assalamualaikum " salam ibu Syafid dibalas oleh mereka berdua secara bersamaan.

Perlahan-lahan sosok ibu Syafid pun menghilang dari pandangan,senyuman yang tadinya hangat sekarang menjadi dingin seperti semula,Lagi-lagi Putri masih saja memandang an langit yang cerah membuat Putri memincingkan mata,sementara Syafid masih saja berdiri di belakang sambil bersandar kan dinding.

"bolehkah aku bertanya? " tanya Syafid yang sebelumnya ragu-ragu untuk menyatakannya.

" aku sedang tak ingin bicara.bisakah kamu meninggalkanku sendiri? aku sedang ingin sendiri " jawab Putri ketus membuat dada Syafid sedikit nyeri karena mendapatkan oeelakun yang tidak biasanya Putri berikan kepadanya.

" aku nggak akan pergi sebelum kamu menjawab pertanyaanku" bantah Syafid yang masih bersikukuh untuk tempat tinggal di sisi Putri.

" ck" Putri sudah semakin malas untuk menanggapi semua omongan Syafid yang terasa membuat dirinya naik darah.

Putri pun beranjak pergi dari zona nyamannya karena seseorang pengganggu yang sangat menyebalkan baginya,namun setiap ia pergi kemanapun pengganggu itu tetap saja mengikutinya.yang ia takutkan bahwa dirinya akan menghajar pengganggu itu karena ia tak bisa menahan emosi terlalu dalam.

"berhenti disitu" perintah Putri kepada Syafid karena sudah mencapai batas sabarnya.

"apa kamu suka sama aku? " pertanyaan spontan dari mulut Syafid membuat Putri membelalakkan matanya karena perasaannya sudah diketahui oleh orang tersebut.

"kalo iya kenapa? toh katamu kan kalo ada yang suka kamu nggak peduli,jadi kenapa kami sok peduli? " ujar Putri yang semakin ketus.

Bungkam bibir Syafid karena memang benar jika ada yang menyukai dirinya pasti dia tak pernah peduli,namun entah kenapa dia sangat penasaran saat yang menyukainya adalah Putri.

" toh kamu nggak mungkin juga kamu balik suka aku kan,karena hati kamu cuma buat temen kamu.aku nggak maksa kok,jadi dari pada memaksa lebih baik aku pergi ke luar Negeri,belajar dan lupa sama kamu" cibir Putri yang membuat rasa sakit di dada Syafid semakin sakit karena perkataan itu.

"jangan khawatir... bentar lagi aku akan hilang dari pandangan kamu,jadi kamu nggak perlu gelisah "

Betapa terkejutnya Syafid saat Putri mengatakan seperti itu sambil menitihkan air mata yang membuat mata itu sangat sedih.karena tak kuat menahan air kata,Putri pun langsung lari menjauh darinya meninggalkan bulir-bulir air mata yang berserakan di sepanjang lorong.

" Put,lo kenapa nangis? " tanya Ami yang karena menemukan Putri yang menangis di sepanjang lorong.

"aku nggak mau ketemu lagi sama Syafid lagi am,semakin melihatnya semakin aku sakit" jawab Putri sambil menghamburkan tubuhnya ke Ami dan menumpahkan semua air mata di pelukan Ami.

"iya gue tau persaan lo put,lo boleh kok pergi keluar Negeri buat lupain Syafid,kita semua nggak bakal marah kok" ujar Khofifah sambil mengusap pucuk rambut jilbab Putri.

" ayolah semangat Put,lupain dia" ujar Riska.

" iya tuh,dimana badgirl kita" ujar Kiki yang untuk mengembalikan semua semangat Putri yang tadinya telah sirna.

"yee itu kan kamu,aku udah tobat" jawab Putri sambil tertawa membuat para sahabatnya bernafas lega.

" nah gini dong ketawa" jawab Gia.

" Put!! " panggil Dika dari kejauhan.

" sono samperin Dika,siapa tau bisa comeback lagi" goda Ami membuat pipi Putri merah merona. Putri Pu menghampiri Dika dengan raut yang penuh dengan kegembiraan.

" ada apa dik? " Tanya Putri karena tak tau kenapa dirinya dipanggil.

" lo tau ini hari apa? " tanya Dika.

" em hari jumat" jawab Putri dengan wajah bingung.

" tanggal dan bulan? " tanya Dika lagi.

" 31 jul-" Kata-kata nya terhenti karena sepertinya ia mengingat sesuatu yang telah ia lupakan.

"masih inget kan? " tanya Dika dengan senyuman hangatnya yang selalu menjadi bagian favorit Putri.