Chereads / falling love again / Chapter 14 - #14

Chapter 14 - #14

" em... Identitas yang mana ya Bu, saya kan Putri" elak Putri supaya Bu Citra tak mengetahui siapa sebenarnya dirinya.

"kamu nggak usah pura-pura lagi,saya tahu kalau kamu itu Mikage Aino" sekarang ini Putri tidak bisa mengelak lagi.

"eng iya Bu, maafkan saya jika saya berbohong" Putri memang tidak bisa berbohong dari wali kelasnya yang saat jeli.

"nggak papa,ibu cuma ingin tahu kenapa kamu menyembunyikan identitas kamu sebagai Mikage" pertanyaan dari Bu Citra membuat Putri bingung untuk menjawab pertanyaan itu.

"saya tidak terlalu suka menarik perhatian Bu.Jika saya membuka identitas saya akan repot jika setiap hari ada orang yang bergerombol di dekat saya,karena itu sangat membuat saya tak merasa nyaman" jelas Putri mengenai alsan Putri menyembunyikan identitas dirinya sebagai Mikage,ia menceritakan semua yang ia rasakan jika ia menjadi orang yang menarik perhatian banyak murid.

"ibu tau perasaan kamu,tapi kenapa kamu ingin pindah? " tanya Bu Citra.

Lagi-lagi Putri dipersulit oleh pertanyaan dari wali kelasnya,ia tidak tau harus menceritakan alasannya untuk pergi belajar keluar Negeri atau tidak.Ia tidak bisa berbohong kepada wali kelasnya karena ia tak ingin membuat orang tua keduanya di sekolah khawatir,walaupun ia tak seperti tema-temannya yang selalu memberikan perhatikan kepada Bu Citra secara langsung dibandingkan Putri yang terkesan acuh,namun di dalam lubuk hatinya ia sangat menyayangi wali kelasnya walau tak terucap lewat kata.Putri pun bercerita mengenai alasannya belajar ke luar Negeri karena ingin menjauh dari Syafid,ia juga menjelaskan alasannya menjauh dari Syafid karena ingin menghilangkan rasa sukanya.

"ibu tahu berat bagimu untuk menghadapi semua itu,bukan salah kamu jika ingin melupakan Syafid karena menyukai seseorang merupakan sesuatu yang wajar dialami semua orang" ujar Bu Citra untuk memenangkan perasaan Putri yang saat ini sedang gundah.

"saya juga tidak ingin meninggalkan teman-teman saya Bu,tapi ini juga suatu kesempatan saya untuk menggapai mimpi saya" Putri benar-benar bingung memilih diantara tetap tinggal bersama teman-temannya atau akan pergi belajar di luar Negeri.

"Putri... Teman-teman kamu pasti akan mengerti,gapai lah cita-citamu karena kesempatan tidak akan datang untuk kedua kalinya" cegah Bu Citra.

"makasih Bu,Putri akan belajar keluar Negeri untuk menggapai cita-cita saya yang sudah lama saya impi-impikan" ujar Putri yang kembali ceria

"anak pandai, tapi apakah kamu akan tetap menyembunyikan identitas kamu yang sebenarnya kepada teman-temanmu? " Bu Citra ingin tau apakah Putri akan mengungkapkan identitas miliknya.

" saya tidak sanggup Bu,biarkan saya menikmati saat-saat terakhir saya disini bersama para sahabatku" ujar Putri sambil memandangi Bu Citra,

" baiklah jika itu maumu,tapi kamu harus menanggung segala resiko yang akan terjadi ya" Bu Citra tak bisa mengatur apapun lagi karena ia tidak berhak mengatur kehidupan Putri.

" saya tanggung semua resiko itu" Putri langsung pergi setelah memberi salam pada Bu Citra.

Tanpa sadar ia menitihkan air mata ketika ia mengingat sebuah perpisahan akan terjadi esok,ia tak menyadari jika dibelakangnya masing ada Syafid yang masih menunggu dirinya.

"kamu kenapa? " tanya Syafid.

"kenapa kamu masih disini sih,aku itu mau sendiri" baru saja ia ingin pergi namun entah kenapa ada yang aneh dengan Syafid.

Entah itu naluri atau apapun, tapiPutri merasakan ada yang aneh dengan Syafid yang tak seperti biasanya,bola matanya tampak lelah,hidungnya yang berusaha bernafas dengan nyaman,bibirnya nampak pucat serta kedua tangan dan kakinya pun nampak gemetaran.sudah dipastikan bahwa Syafid sedang sakit,terlebih lagi ia melihat dari tadi Syafid memenangi perutnya.

"kamu sakit? " tanya Putri.

"enggak" dusta Syafid sementara Putri sangat mengatahui setiap kondisinya yang terkadang tak sehat.

Tanpa berkata lagi Putri pun menarik lengan Syafid ke pundaknya untuk memapah Syafid keruang UKS,ia tau bukan muhrim jika perempuan dan laki-laki bersentuhan,namun ia tak punya pilihan lain selain memapah Syafid ke UKS karena kondisi sekitar yang sepi disebabkan oleh jam pelajaran yang sedang berlangsung dan ia tak mungkin meminta sahabatnya untuk datang membantunya.