lepas sholat subuh kayra segera keluar dari kamarnya, biasanya tiap pagi dia selalu menyempatkan diri membantu utari di dapur kadang mencuci kadang memasak namun kali ini dia ke dapur untuk mencari ayahnya
"ayah di mana tan"
"di halaman sedang mencuci mobil" tanpa menoleh utari menjawab sambil terus mengupas bawang. kayra segera pergi ke halaman hendak bicara dengan ayahnya
namun niatnya diurungkan karena melihat ayahnya yang sedang sibuk mengelap mobil dia kembali masuk ke kamarnya mengganti pakaian dan memakai jilbab nya dia tidak suka bersolek bahkan memakai lipstik tak pernah setelah rapi dia keluar ayahnya sudah duduk di meja makan sambil minum kopi kayra ikut duduk dan minum teh hangat yang telah tersedia di meja
sebenarnya ia ingin bicara namun niatnya diurungkan karena adanya desi dan utari.
"ayo yah berangkat"
"masih terlalu pagi kay"
"ini kan hari Senin yah, ntar jalanan keburu macet lo"
"baiklah ayah ganti baju dulu"
"sarapan dulu kay"
"ndak tan roti ini saja" sambil membuka roti dan memakannya, belum habis rotinya ayah nya sudah siap untuk mengantarnya
"sudah yah ayo" kayra minum tehnya kembali
"habiskan dulu rotimu kay"
"aku bawa saja" dimasukkannya rotinya dalam tas "tan aku berangkat assalamualaikum"
"waalaikumsalam hati hati" sahut utari
"pelan pelan yah aku ingin ngomong" ucap kayra saat ayah nya baru melajukan mobilnya dengan agak cepat
"apa kay" jawab pak darman santai, kayra mencoba memberanikan dirinya.
"a..anu yah,....aku ingin menikah" suaranya agak lirih, pak darman jadi tersenyum
"iya kay tiga bulan lagi kan kau sudah menelepon danu kay"
"tidak yah dua bulan lagi, dan bukan Danu"
"lho dengan siapa kay"pak darman jadi kaget dan heran
"dokter Wisnu yah"
"jangan bercanda kay, apa kau naksir dokter Wisnu"
"ayah menyuruhku untuk menikah sedang dokter Wisnu ingin mencari ibu untuk Tania jadi kita sepakat untuk menikah" perlahan kayra menceritakan pembicaraan nya dengan Dr wisnu semalam ayahnya pun mulai paham apa maksud dan keinginan kayra
"kay pernikahan bukan sekedar untuk menjadi seorang ibu,kau juga harus menjadi seorang istri lalu bagaimana dengan danu, apa dia setuju kau harus mendapat izinnya dulu kay"
"entah yah danu belum bisa ditelfon"tak terasa
perjalanannya telah sampai pak darman menepi kan mobil nya sembari berkata
"gini saja kay, kita tunggu danu pulang dulu setidaknya sampai danu telfon"
"tapi yah...."
"dah nanti kita bicara lagi di rumah, assalamualaikum" dengan terpaksa kayra turun dari mobil
"waalaikumsalam yah" kayra melangkah dengan gelisah masuk ke halaman sekolah sembari menoleh kebelakang mobil ayahnya belum pergi"apa ayah marah ya " gumannya dalam hati setelah sampai di kelas dia menulis pesan wa pada Dr wisnu
"aku sudah bicara sama ayah, tampak nya ayah tidak setuju disuruh nunggu izin dari danu" tanpa menunggu jawaban dimatikan nya ponsel nya dan mencoba fokus mengajar
pak darman yang terkejut dengan omongan kayra segera mengambil ponsel nya hendak menghubungi Dr wisnu dalam hati dia heran "apa sebenarnya yang difikirkan kayra dan apa maksud dokter Wisnu memenuhi keinginan kayra"dan tak berselang lama
"halo assalamualaikum pak"
"waalaikumsalam, dokter ada di mana boleh saya bicara" Dokter Wisnu paham apa yang dimaksud oleh pak darman karena dia sudah membaca pesan dari kayra
"saya dalam perjalanan ke rumah sakit pak kita bertemu di kafe dekat rumah sakit saja"
" baik dok saya tunggu" pak darman segera melaju kan mobilnya tak berapa lama dia telah sampai di kafe yang dimaksud Dr wisnu karena jarak rumah sakit dan sekolah tempat kayra mengajar tidak lah jauh di lihatnya di parkiran mobil Dr wisnu belum ada dia segera masuk ke dalam kafe yang agak sepi itu di ambil nya tempat duduk di pojok agar bisa bicara dengan tenang