Chereads / The Legend Of Cursed Dragon / Chapter 2 - Blue Land

Chapter 2 - Blue Land

Malam telah berlalu ...

Terdapat Yugo yang tertidur lelap, di sampingnya terdapat Hao yang telanjang namun diselimuti sehelai kain. Yugo yang masih tidur, wajahnya ditatap oleh Hao yang telah bangun cukup lama.

Dia memainkan alis Yugo yang cukup tebal, perawakan Yugo memiliki rambut putih karena kutukan dari Naga Terkutuk mempengaruhi tubuhnya. Tubuhnya yang telah dia latih sejak kecil, membuat kekuatan fisiknya sangat kuat.

Yugo terbangun karena sentuhan lembut dari Hao, matanya langsung menatap Hao yang tersenyum manis ke arahnya.

"Selamat pagi."

"Pagi, kenapa kau tidak membangunkanku? Kita harus pergi."

"Hahaha! Melihat wajah Abang yang tidur membuatku ingin membunuhmu."

"Untunglah aku bangun sebelum dibunuh olehmu."

Yugo mengubah posisinya dari berbaring menjadi berdiri, meregangkan tubuhnya yang penuh luka yang terukir dari peperangan serta tugas yang dia emban. Ia memakai pakaiannya yang memiliki dua lapis, mengenakan tangannya dan melempar pakaian Hao yang tengah duduk menutupi tubuhnya dengan kain.

"Untuk sarapan lebih baik di Blue Land saja, kita pergi Hao."

"Ya."

* * * * *

Blue Land, seperti namanya tempat ini memiliki perairan lebih banyak dan mereka memiliki mata pencaharian berupa nelayan. Blue Land juga merupakan tempat wisata, tempat indah penuh kenangan yang dapat dijadikan tempat liburan.

Memasuki Blue Land cukup dengan membayar biaya muka satu keping emas. Uang di negeri ini menggunakan kepingan emas, perak, dan bisa juga dengan barang lainnya namun harganya harus imbang tanpa kurang dan lebih.

Memasuki Blue Land yang penuh dengan orang-orang, mereka berasal dari berbagai tempat yang datang untuk berwisata maupun melakukan bisnis. Souvenir dan barang hiasan lainnya bergantungan di toko pinggiran jalan, sepanjang jalan memandang banyak orang yang memiliki perbedaan.

Di negeri ini, manusia dan ras lainnya berdampingan karena penguasa Northelia juga berasal dari kalangan ras bangsawan namun bukan manusia. Tidak ada diskriminasi, namun perbudakan masih dilakukan hanya saja derajat mereka dihormati karena mereka rela menjual diri mereka bukan untuk uang, keluarga mereka juga akan lebih hidup tanpa penderitaan.

Karena itu, sistem di Negeri Northelia ini bisa dikatakan sangatlah bagus tidak ada yang dirugikan. Aturan yang tertulis dan tidak tertulis dapat ditaati setiap warga, karena itu mereka memiliki kepribadian disiplin yang amat bagus.

"Abang, ikan pedang itu sepertinya enak."

Ucap Hao seraya membawa tombak miliknya, ia menunjuk ke arah kedai kecil penjual ikan bakar. Seperti namanya, ikan pedang memiliki sebilah pedang di kepala mereka namun daging mereka sama seperti ikan yang biasanya dan memiliki bau yang tidak terlalu amis.

"Ya, aku akan mengikuti keegoisanmu hanya untuk sekarang. Namun sebelum itu, kita bereskan dulu orang-orang yang mengikuti kita."

"Woaw! Tidak kusangka Abang bisa menyadarinya, aku melihat dua di belakang sedang duduk."

"Samping kiri satu dan depan sana dua, apa yang harus kita lakukan?"

"Kerusuhan di tempat banyak orang seperti ini akan membuat kita seperti buronan. Untungnya wajah kita tidak terlalu tersebar dari poster pasukan bayaran, biasanya ada yang meminta untuk berjabat tangan denganmu."

"Baiklah, aku yang akan mengurus mereka. Hao, belilah sarapan untuk kita berdua."

"Siap, ah! Jangan terlalu banyak terluka, aku tidak dapat melakukan penyembuhan tapi membunuhmu tanpa rasa sakit aku ahlinya."

"Ya ... "

Hao dan Yugo berpisah, Hao membeli ikan pedang yang dibakar di kedai kecil ditunjuk sebelumnya oleh dia. Yugo berjalan di tengah kerumunan, memasukkan kedua tangannya ke dalam celana panjangnya berbahan khusus.

Pakaiannya saat ini memang tidak dilapisi pelindung, namun pakaian yang dikenakannya telah ditambah sirkuit sihir yang membuat pertahanannya terjamin. Pedang biasa dapat ditahan dari tusukan, namun akan rusak jika terus menerus ditahan tanpa menghalau.

Yugo pergi ke gang kecil menghindari keramaian, dia terus berjalan meskipun diikuti oleh tiga orang yang membuntutinya setelah memasuki Kota Blue Land.

Setelah dirasa cukup jauh dari tempat keramaian, Yugo berhenti di sebuah tempat yang cukup lega karena tempat ini berbentuk lingkaran namun juga sebagai jalan perempatan.

"Keluarlah! Apa yang kalian mau!?"

Seru Yugo dengan suara lantang, tiga orang yang mengikutinya menampakkan diri dengan wujud ditutupi jubah hitam yang robek. Blue Land memiliki anggota khusus yang di dalamnya berisikan ras keturunan dari Iblis, wujud mereka manusia tapi kemampuannya di atas rata-rata.

"Yugo dari Northelia, ikutlah bersama kami."

"Baiklah, sepertinya kalian bukan musuhku."

Hugo berjalan ke arah tiga orang tersebut. Posisi di depannya satu, samping kiri dan kanan satu sehingga dia seperti dijaga oleh tiga orang itu.

"Ngomong-ngomong kita akan ke mana?"

"Berkumpul di satu tempat, rekanmu yang satunya mungkin sudah sampai di sana."

"Jadi begitu ya, tapi setidaknya ... sembunyikan dulu nafsu membunuh kalian kepadaku."

Yugo langsung melangkah mundur lalu menggenggam kepala orang yang berada di samping kanan dan kiri lalu menabrakkannya. Mereka berdua dikalahkan lebih dulu sebelum menghunuskan belati kecil yang disembunyikannya.

Satu lagi orang yang di depannya mengayunkan belati kecil ke arah dadanya. Namun sayang, pakaian Yugo yang memiliki sihir pertahanan dapat menahan belati kecil tersebut.

"Seharusnya kau menusukku dari posisi dekat seperti ini, racun yang melumuri belati itu tidak akan sampai padaku."

Yugo menggenggam tangan musuhnya lalu menusukkan belati kecil itu ke dada musuhnya. Layaknya bumerang senjata makan tuan, tewas terbunuh karena senjatanya sendiri.

"Abang! Kau sudah selesai!?"

Hao berlarian menghampiri Yugo yang tengah berjongkok menggeledah tiga orang telah dia kalahkan dalam sekejap. Ia mencari informasi mengenai musuh, terdapat beberapa benda yang menjurus identitas musuh namun tidak terlalu cukup karena tiga orang yang membuntutinya hanya pesuruh.

"Hao, bagaimana denganmu?"

"Beres, ini bagianmu. Aku sengaja belum makan duluan karena ada Abang yang akan sarapan bersamaku."

"Bodoh, biasanya kau yang mencuri sarapanku."

Mereka berdua berhenti sejenak di gang kecil ini bersama dengan dua orang yang diikat dan satu tergeletak telah terbunuh karena racun dan senjatanya sendiri.

"Pakaianmu yang tidak menutupi perutmu itu cukup berbahaya, apakah dua orang yang mengikutimu memakai racun?"

"Begitulah, tetapi pandanganmu sepertinya tertuju ke dadaku. Setiap Abang melakukan pembicaraan dengan seorang perempuan, pandanganmu ke arah wajah, dada, lalu paha mereka. Ah, jangan-jangan kau ingin menyentuhnya?"

Tanya Hao kepada Yugo seraya memberi celah di belahan bajunya yang dikaitkan dengan kancing. Yugo yang tengah makan menjitak Hao, nafsu boleh namun tahu tempatnya.

"Tingkat bencana yang akan kita musnahkan sudah kau dapatkan informasinya?"

"Begitulah, makhluk itu menghuni danau yang di dalamnya terdapat harta peninggalan. Dengan kata lain, bentuknya bukanlah padat dan kemungkinan besar adalah air. Tugas kali ini sepertinya berat, tombak milikku yang dapat menghilangkan keabadian tidak terlalu berguna."

"Air ya ... pelangganmu yang meminta tugas ini sudah kau tahu keberadaannya?"

"Ya, anggota khusus Blue Land yang merupakan keturunan Iblis adalah pelanggan kita sekarang ini. Sepertinya mereka tidak bisa memusnahkannya."

"Begitu ya ... orang-orang ini hanya pesuruh yang tidak tahu apa-apa. Sepertinya anggota khusus Blue Land sendiri yang menyewa mereka, aku cukup kesal karena mereka meremehkan kemampuan kita."

"Hahaha! Jadi bagaimana? Apakah kita harus membantai mereka?"

"Tidak, tugas untuk memusnahkan tingkat bencana lebih penting. Untuk urusan itu kita pikirkan dulu, kemungkinan besar aku akan terluka parah."

"Pada saat itu aku akan membunuhmu."

To Be Continue ....