Chereads / The Legend Of Cursed Dragon / Chapter 3 - Roh Air Kuno

Chapter 3 - Roh Air Kuno

Yugo dan Hao memasuki sebuah wilayah danau yang katanya konon terdapat roh penjaga harta Blue Land di bawah danau. Hari ini tidak terlalu banyak orang di sekitar danau, lagipula mereka juga dilarang mendekat.

Terdapat rumor yang baru-baru ini menyebar tentang danau ini, wisatawan yang tidak sengaja tercebur ke danau tiba-tiba menghilang seperti ada suatu makhluk yang menariknya ke dalam air. Ya, tidak salah lagi bahwa itu adalah tingkat bencana yang menjadi misi buruan Hao.

"Abang, sepertinya aku tidak akan terlalu berguna. Akan kubantu kau dari kejauhan, pukullah musuhmu itu."

"Ya, terima kasih. Dan jangan melakukan keusilan seperti kemarin, kau menghilangkan lapisan sihir ketika aku berniat melompat dan hampir saja aku jatuh ke jurang."

"Ah!? Ketahuan? Hahahaha!"

Tawa Hao menggema di sekitar danau, Yugo berjalan ke samping danau lalu berjongkok memeriksa air danau jika ada racun atau apa. Tidak terlalu aneh seperti air kebanyakan, namun di dalamnya benar-benar ada sesuatu.

Yugo menghirup napas cukup dalam, langsung saja dia memasuki danau dengan cara berenang. Tekanan di dalam air cukup membuatnya kesulitan, di jarak pandangnya yang cukup jelas tidak terlihat adanya makhluk hidup.

Ketika Yugo berniat untuk kembali ke atas permukaan air, tiba-tiba kaki kanannya seperti ditahan oleh sebuah tangan. Tidak terlihat, namun sepertinya air itu hidup dan menahan pergerakan Yugo.

Nafas Yugo hampir habis, ia menarik dirinya sendiri ke dalam lalu memukul ke pergelangan kakinya. Sarung tangannya memiliki anti sihir, apapun yang disentuh dan mempunyai sihir maupun mana maka akan lenyap.

Air yang menahan kakinya langsung lenyap, Yugo segera berenang ke atas permukaan air lalu meraih tombak milik Hao yang sudah memprediksi bahwa hal seperti ini akan terjadi.

"Hao! Tarik aku!"

Seru Yugo, tubuhnya ikut terbawa ketika Hao menarik tombaknya dengan cepat. Jika telat sedikit saja, perut Yugo akan berlubang karena dari dalam air terdapat tombak yang terbuat dari air menyerang Yugo dari belakang.

"Sialan, tingkat bencana ini roh kuno air!"

"Dimengerti!"

Yugo mendarat di samping Hao, mengambil napas beberapa kali hingga paru-parunya berada di kondisi prima. Hao yang memperhatikan danau, muncul sebuah bagian yang membentuk cawan dari dalam air hingga tanah yang dipijaknya bergetar.

Wadah seperti cawan itu terdapat air yang dapat bergerak, membentuk sebuah zirah terbuat dari air dan itu adalah bentuk dari roh kuno air. Mengambil wujud prajurit gugur, tidak salah karena kemungkinan besar roh pejuang yang gugur di medan perang menyatu dengan roh kuno yang tidak aktif hingga ambisi dan balas dendamnya menjadi satu.

"Gawat sekali Abang, aku tidak tahu bagaimana caranya melawan makhluk air ini."

"Tenang saja, ketika aku mengamuk hentikan aku. Jika bisa, jangan sampai aku terbunuh."

"Huff ... menggunakan taktik yang seperti biasa, baiklah ... akan aku temani sampai akhir hayat!"

Yugo dan Hao sudah sepenuhnya siap untuk bertarung. Di sekitar makhluk air dengan bentuk pasukan berziarah itu membentuk pusaran air kemudian berbentuk dua tombak yang mengarah kepada mereka berdua.

Yugo berlari seraya melewati tombak air itu dengan cepat, Hao berlari ke samping kanan cawan dan berlari memutar untuk menghalau sisa serangan yang mengejarnya.

Yugo melompat, kekuatan fisiknya ditambah menggunakan kekuatan mana dari alam yang ia serap karena kutukan naga miliknya membuat dia dapat mempengaruhi apapun di sekitarnya.

Memukul bahu sebelah kuno roh air kuno yang ukurannya besar, serangannya efektif karena sarung tangan anti sihirnya bekerja dengan baik. Tetapi, tangan kirinya terluka akan serangan dari perlindungan otomatis yang dimiliki oleh roh air kuno.

Memukul kepala roh air kuno menggunakan tangan kanannya, namun roh air kuno itu menghindar sehingga hanya bahunya dan perutnya ditembus dengan tombak air yang membuatnya terluka.

Hanya dalam beberapa menit, Yugo mulai mengerti dengan roh air kuno yang menjadi tingkat bencana itu.

Ia mundur sementara menjauhi cawan yang terdapat roh air kuno. Hao segera berlari ke arahnya yang terluka di tangan kiri dan di perut sebelah kanan.

"Bagaimana Abang, kau sudah mengetahuinya?"

"Ya, lihatlah seranganku yang mengenai kedua bahunya. Hanya pukulan yang mengenai bahu kirinya yang meregenerasi lambat, namun bahu kanannya lebih cepat beregenerasi."

Jawab Yugo, ia dibantu berdiri oleh Hao yang membawa tombak penghilang keabadian. Ia pun menunjukkan beberapa titik tempat di mana ada inti yang membuat roh air kuno itu hidup, jika intinya dihancurkan maka lengkaplah sudah.

"Baiklah, informasi yang Abang dapatkan lebih dari cukup. Setelah ini kita pulang dan minum-minum bersama yang lainnya."

"Ya, aku sudah memikirkan hal itu."

Setelah melakukan percakapan singkat, mereka berdua memasuki cawan air itu dengan dibantu sihir milik Hao yang membuat lapisan segel sihir dapat mereka injak. Dengan seperti ini, Yugo dan Hao dapat mendekati roh kuno air dengan cepat lalu melakukan serangan telak.

Di sekitar roh kuno air membentuk puluhan tombak air yang menyerbu mereka berdua. Hao berlari ke depan menghalangi Yugo, menghalau segala tombak air menggunakan tombak penghilang keandalan airnya dengan cara memutar-mutarnya dengan cepat.

Yugo yang ada di belakangnya melompat melewati Hao, tombak yang digenggam roh kuno air melesat menyerang ke arahnya. Yugo memukul udara di sampingnya yang terdapat segel sihir Hao, ia dapat menghindarinya dan kini di depan matanya terdapat kepala roh kuno yang pertahanannya lemah.

"Selamat tinggal!"

Yugo memukul kepala roh kuno air sampai hancur dengan menembusnya. Hao yang ada di bawah segera berlari dengan cepat, mengayunkan tombak miliknya beberapa kali hingga tubuh roh kuno air tidak dapat beregenerasi dan terpisah.

Inti roh kuno air terlihat, itu sebuah kristal berwarna biru dan berada di tengah-tengah perutnya. Hao yang ada di bawah, menusuk kritsal biru tersebut hingga pecah berkeping-keping.

Air yang berniat membentuk kembali wujud pasukan berziarah terbuat dari air kembali menjadi air biasa. Cawan yang terbuat dari batuan tanah mulai kembali ke dalam, danau ini menjadi danau sebelumnya lalu di dalam danau terdalam terdapat cahaya keemasan.

"Begitu ya ... cawan ini yang menjadi tumpuan harta di dalamnya. Hao, kita akan mengambil harta itu."

"Ya, lagipula kita sudah terlalu menarik perhatian di tempat ini."

* * * * *

Malam hari ...

"Baiklah, dua puluh lagi."

"Ya, terima kasih sudah mau membantuku Hao."

Di dalam sebuah ruangan penginapan, Yugo tengah melakukan push up dan di atasnya terdapat Hao yang duduk. Udara panas memenuhi ruangan ini, suhu tubuh Yugo benar-benar membuat pengap.

"Bagaimana dengan lukamu? Tombak air itu benar-benar menembus pakaianmu."

"Tenang saja, kutukan ini membuatku tidak bisa mati begitu saja. Jika aku mati, maka Naga yang mengutukku akan mati."

"Ah ... benar juga."

Beberapa detik kemudian, Hao beranjak dari atas punggung Yugo kemudian duduk di atas kasur. Menghela napas sebentar, menatap ke langit-langit ruangan yang terbuat dari kayu.

"Abang, bagaimana dengan keadaan Vine saat ini? Dia masih mengintai negeri sebelah?"

"Aku tidak begitu tahu, tetapi aku yakin dia masih hidup. Pedang kutukan miliknya membuatnya sangat kuat, kita yang dikutuk memiliki takdir yang menyimpang."

Ucap Yugo seraya mengenakan pakaian miliknya, Hao menghela napas namun menghembuskan napasnya dengan lega. Ia menunjukkan belahan dadanya kepada Yugo melalui kancing baju yang dibuka.

"Bagaimana dengan malam ini? Kau tertarik?"

"Sialan, tidak ada pilihan lain."

Yugo berjalan menghampiri Hao yang duduk di atas kasur. Menyentuh wajahnya lalu mendekatkan wajah mereka berdua hingga beberapa senti. Hao mengambil tangan kiri Yugo, membiarkan Yugo menyentuh dadanya.

"Jangan terlalu berlebihan, aku sedikit lelah."

"Aku akan lembut padamu."

Saat momen ini, Yugo menjatuhkan Hao di atas kasur yang empuk. Dia menaiki ranjang tersebut, menyentuh pipinya dengan tangan yang kasar. Tangan kanan ia kerahkan, tiba-tiba saja satu anak panah menembus jendela yang ada di samping kanan.

Dengan cepat, Yugo menangkap anak panah tersebut dengan tangan kanannya yang sudah melakukan persiapan. Ya, dia sudah menyadari bahwa ada yang mengintai mereka berdua.

"Sepertinya malam ini kita tidak bisa tidur dengan tenang Hao."

"Ya, kita harus menyambut tamu kita terlebih dahulu."

Yugo segera beranjak dari atas kasur, mengambil tombak penghilang keabadian milik Hao sedangkan dirinya sendiri tengah mengancingkan bajunya yang terbuka. Yugo melemparnya, Hao menangkapnya dengan tangan kanan pada momen yang tepat.

Ketika Hao berdiri, suara berisik yang berasal dari langkah kaki bergemuruh dan itu cukup banyak bahkan mengarah ke ruangan mereka berdua. Pintu didobrak, beberapa pasukan penjaga datang dengan pedang yang telah dihunuskan.

Hanya ada satu yang tidak, dia berjalan melewati pasukan penjaga dan berdiri di depan Yugo dan Hao yang sudah siap akan situasi ini.

"Aku lupa untuk melapor padamu bahwa tugas memusnahkan tingkat bahaya yang kau minta telah diselesaikan."

Ucap Hao, sosok yang berdiri di depannya adalah seorang perempuan dengan zirah besi serta pedang menempel di pinggang sebelah kanan. Rambut panjang dengan warna pirang, Yugo sudah mengira bahwa perempuan itu adalah keturunan bangsawan.

"Jadi, apakah kau berniat untuk membayarnya sekarang? Kau tidak sabaran sekali ya."

Ucap Hao dengan santai, Yugo mulai berkeringat dingin dan ia mengharapkan agar Hao tidak memprovokasi terlalu jauh. Kebiasaan Hao adalah mengeluarkan sifat asli musuh sampai dengan tujuannya hingga terlihat jelas.

"Harta yang kau ambil itu, kembalikan sekarang juga!"

Perempuan Pemimpin Pasukan Penjaga itu menghunuskan pedangnya tepat di depan wajah Hao. Yugo mulai mengubah posisinya dari santai menjadi siaga, pasukan penjaga di sekitarnya mengarahkan pedang mereka ke arah Yugo.

"Huh, tidak menarik sama sekali. Enyahlah."

To Be Continue ....