Sinar matahari menembus kaca membuat Rafika menggeliat dan terbangun dari tidurnya. Ia merasa sebuah tangan besar memeluk pinggangnya dan segera ia berbalik melihat siapa yang memeluknya.
"Ah....Rio kamu ngapain tidur di sini?"sontak Rafika kaget melihat Rio yang memeluknya.
"Apaan sih...berisik tau!aku masih mau tidur"sahut Rio yang tetap menutup mata namun tangan nya dilepas oleh Rafika dari pinggang nya."Harusnya aku yang nanya kamu ngapain tidur di sini?ini kan kamar aku dan rumah ku!aku bebas lah mau tidur dimana..."Rio membalik kan badan nya membelakangi Rafika yang termenung.
"Aku kan gak tau kalau kamu bawa aku ke kamar kamu! kalau tadi malam aku tau aku tidak akan mau tidur sama kamu"Rafika ingat tadi malam ia sangat lelah dan tidak tau kalau ia akan tidur bersama Rio.
"Harus nya kamu bersyukur aku tidak ninggalin kamu tidur didalam mobil. Lagi pula kita kan dari kecil juga sering tidur sama dan mandi sama masa sekarang hak boleh?"Rio menarik selimut nya dan tetap melanjutkan tidur nya. Entah kenapa tiba-tiba pipi Rafika terasa merah dan panas mendengar perkataan Rio. Wajar saja itu kan dulu ketika mereka masih kecil yang tidak tau apa-apa. Sekarang kan mereka sudah dewasa jadi tau membedakan hal yang baik dan hal yang buruk. Rafika yang melihat sikap Rio sangat kesel dan memutuskan untuk mandi karena ia sudah gerah habisnya tadi malam ia tidak sempat untuk membasuh dirinya. Selesai mandi ia melirik kamar Rio yang masih tidur dan pergi menuju dapur melihat isi kulkas apa ada makanan yang bisa dimakan. Namun ketika membuka isi kulkas tidak ada sama sekali makanan hanya ada air mineral kemasan dengan susu kemasan.
"Riooo....apa dirumah mu tidak ada makanan?aku lapar...."teriak Rafika dari dapur menuju kamar dimana Rio berada. Sedangkan Rio yang mendengar teriakkan Rafika hanya menutup telinga nya dengan bantal.
"Rioooooo....aku lapar!!"teriak Rafika ditelinga Rio dan menarik bantal yang menutupi telinga Rio.
Tapi Rio tidak menggubris perkataan Rafika dan tetap lanjut sama tidur nya. Melihat sikap Rio yang tidak peduli dengan perkataan nya membuat Rafika menjadi sedih karena selama ini ketika ia meminta sesuatu maka akan langsung diberikan baik itu sama ayahnya maupun kedua kakak lelakinya serta keluarga dari Rio sendiri. Ia sangat disayangi dan dimanjakan dikeluarga nya maupun di keluarga Rio. Apa pun keinginan nya maka akan diberikan tapi melihat sikap Rio yang acuh tak acuh seakan tidak peduli padanya membuat ia meneteskan air mata. Rio yang sadar bahwa Rafika tidak mengeluarkan suara rengekan nya lagi langsung saja ia menoleh ke arah Rafika yang ternyata sekarang ia sedang menangis.
"Maaf kan aku...apa kau lapar?kita akan keluar cari makan ya?aku hanya ingin jahil sama kamu..."Rio langsung duduk dan mencubit hidung Rafika yang sedang menangis.
"Kamu kok berubah?kamu gak peduli lagi sama aku!!"rengek Rafika didekapan Rio."Semalam kamu lama jemput aku...sekarang kamu gak mau nyiapin sarapan untuk aku"Rafika menatap kearah Rio yang masih dalam dekapan nya.
"Maaf aku semalam sudah jelasin kalau aku lupa kamu akan datang semalam. Dan aku juga biasanya sarapan diluar nyari makanan karena aku gak bisa masak"Rio mengelus kepala Rafika dengan lembut dan menatap mata nya. Tanpa sadar tatapannya tertuju pada dada Rafika yang menempel pada tubuhnya karena Rafika masih dalam dekapan nya. Ia tidak menyangka gadis kecil yang dulu sering main bersama nya sekarang sudah beranjak dewasa. Dia berpikir hanya badan nya aja bertambah tapi sikapnya masih kayak anak-anak. Rio langsung tersadar akan pikiran nya.
"Apa yang kau makan selama di London?berat badan mu semakin bertambah..."Rio terkekeh melihat wajah Rafika yang cemberut.
"Biar aja aku banyak makan...kamu juga kok yang akan menikah dengan aku!"Rafika tak mau kalah dengan ledekan Rio sambil menjulurkan lidahnya keluar untuk mengejek Rio yang terkekeh.
"Kamu masih aja kayak anak kecil..."Rio kembali mengacak rambut Rafika.
"Jadi apa kita makan keluar?"tanya Rafika dengan kepala nya menghadap ke Rio.
"Oke tunggu aku mandi dulu! habis itu kita akan makan diluar sambil jalan-jalan"Rio segera bangkit dari tempat tidur nya menuju kamar mandi. Sedangkan Rafika sibuk memainkan ponselnya sambil menunggu Rio selesai mandi. Rio yang selalu siap mandi akan langsung berpakaian didalam kamar nya karena ia terbiasa hidup sendiri dirumahnya jadi ia tidak membawa pakaian ganti ke kamar mandi. Dengan santai nya ia bersiul melewati Rafika yang fokus main ponselnya sambil mengambil pakaian ganti dari dalam lemari dan akan memakai nya. Disaat yang sama Rafika akan menoleh kearah Rio tanpa sengaja ia melihat Rio dalam keadaan telanjang.
"Ahhhh.... Rio kamu gak punya otak ya?kamu gak ingat aku masih dikamar kamu?"Rafika memalingkan wajahnya kearah berlawanan dengan tangan menutup matanya.
"Aku lupa kalau kamu disini... habis nya aku dah terbiasa sendiri disini"Rio tertawa melihat tingkah laku Rafika yang terlihat seperti anak kecil."Lagi pula kita kan dulu pernah mandi sama..."sambil mengenakan celana nya ia masih aja menggoda Rafika. Sedangkan Rafika yang mendengar perkataan Rio merasa pipinya memerah.
"Itu dulu ketika kita masih kecil sekarang sudah beda!!"teriak Rafika.
"Apa bedanya?"Rio makin terkekeh melihat tingkah Rafika."Sudah...ayo!!"Rio langsung menyimpan handuk nya dan mengambil handphone nya di atas meja. Mendengar ajakan Rio langsung saja Rafika berdiri dan mengikuti Rio ke sebelahnya. Tibanya diarea parkiran disana sang asisten membuka pintu mobil dan segera menghidupkan mesin mobil.
"Kita mau kemana tuan?"tanya Pak Bagas sambil melirik tuanya dan gadis tadi malam melalui kaca spion.
"Kau mau makan apa?"tanya Rio kepada Rafika yang sedang menikmati angin pagi melalui kaca mobil yang dibuka sedikit.
"Nasi goreng!!aku sudah rindu sama nasi goreng kota ini"sahut Rafika dengan senyum.
"Tempat biasa pak!"lirik Rio kepada asisten nya.
Tibanya di warung makanan...
"Ini tempat kita dulu biasa makan kan?"tanya Rafika dengan antusias.
"Iya... yuk masuk!!"Rio melingkar tangan nya ke leher Rafika dan membawa nya masuk kedalam warung makan itu.
"Bu... pesan nasi goreng dua sama teh manis hangat dua!"Rio menarik kursi untuk Rafika duduk.
Disana banyak mata yang memperhatikan mereka dan saling berbisik satu sama lain.
"Bukan kah itu tuan muda Rio ya? pewaris keluarga Fernandez?"sahut salah satu dari mereka.
"Iya...itu dia! siapa gadis yang bersamanya?"sahut yang satu lagi.
"Biarin aja tuan muda Rio kan suka gonta-ganti pasangan...palingan nanti udah putus lagi habis itu cari lagi"jawab yang satu lagi.
"Sultan kan bebas mau ngapain aja"jawab yang satu lagi.
Rio dan Rafika mendengar dengan jelas perkataan mereka. Hal itu yang membuat Rafika tertawa ternyata banyak juga para gadis yang mau sama nya.
"Ternyata ada juga ya cewek yang mau sama kamu?"suapan pertama nasi goreng masuk ke dalam mulutnya.
"Kamu pikir aku ini tidak tampan? banyak para wanita yang mengantri menjadi kekasih ku!aku pria tertampan di sekolah"balas Rio sambil memasukkan nasi goreng nya kedalam mulutnya. Rafika yang mendengar perkataan Rio menjadi tersedak.
"Apa kamu bilang? tampan?Oh My God...you now masih banyak cowok yang lebih tampan dari kau!!"jawab Rafika sambil meminum teh manis hangat nya.
"Buktinya banyak para wanita mengantri menjadi kekasih ku..."balas Rio dengan sombong.
"Mata mereka mungkin ada masalah"balas Rafika yang tak mau kalah.
"Ngaku aja kamu juga berharap kan menjadi kekasih ku? buktinya kamu menerima perjodohan ini!"balas Rio lagi sambil mengunyah makanan nya.
"Asal kamu tahu aku aja terpaksa dijodohkan sama kamu!aku hanya menuruti keinginan ayah ku saja karena selama ini ayah selalu menuruti keinginan ku. Jadi apa salah nya hanya menuruti satu permintaan dari ayah ku?"balas Rafika yang terus mengunyah makanannya. Akibat ia makan sambil berbicara membuat dia menjadi tersedak.
"Uhuk...uhuk..."Rafika menjadi terbatuk-batuk karena berbicara sambil makan.
"Makannya jangan berbicara sambil makan!!"Rio menyodorkan minuman teh manis nya kepada Rafika sambil menepuk punggung nya dengan lembut.
"Habis nya kamu nyari gara-gara dari tadi"balas Rafika setelah meminum teh manis dari tangan Rio.
"Cepat habisin makannya biar kita keliling dulu"Rio melanjutkan makannya ketika sudah memastikan kalau Rafika sudah tidak tersedak lagi.
"Oke..."Rafika mengangkat jempol jari nya tanda setuju.
Untung nya sekarang akhir pekan jadi ia bisa membawa Rafika jalan-jalan sebentar baru dia akan pergi ke arena balap.
~~~~~~~~~~
Maaf ya atas ketelatan update nya🙏 sebagai gantinya aku akan update dua bab...😊 Terima kasih udah mau mampir ke cerita aku...
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya😊👇 boleh kasih tanggapan dan berikan vote atau beri bintang nya yaaaa....agar author nya semangat ngetik nya dan akan sering upload dan kalau mau tau tentang author nya bisa follow ig nya @meirita_501 atau @taa_situmorang ya!! nanti di follback kok👍