Setelah habis sarapan Rio membawa Rafika jalan-jalan sekalian membeli keperluan rumah. Ia membawa Rafika ke taman dulu mereka sering bermain.
"Wah ini taman yang sering kita kunjungi ketika waktu kecil"Rafika berlari menuju ayunan dan bermain disana.
"Kamu memang tidak akan pernah berubah! masih saja bersikap seperti anak kecil"Rio mengikuti Rafika kearah tempat ayunan berada dan ikut bermain disebelahnya.
Tiba-tiba handphone Rio berdering langsung saja ia mengangkatnya ketika melihat nama panggilan yang masuk itu dari ibunya.
"Iya bu?"jawab Rio dengan ketus.
"Kamu pulang lah bersama Rafika kerumah!ada hal penting yang mau ibu sampai kan!apa kalian sudah sarapan?"tanya ibu Rio dari seberang telepon yakni Nyonya Rima Fernandez.
"Kami sudah sarapan Bu... baiklah sebentar lagi kami akan kesana"balas Rio dan menutup panggilan telepon."Ayo kita pulang!ibu menyuruh kita pulang. Katanya ada hal yang ingin disampaikan"Rio berdiri dan menggenggam tangan Rafika masuk kedalam mobil.
Tibanya dikediaman keluarga Fernandez. Rumahnya yang begitu besar dan banyak para pelayan serta pengawal disana.
"Hai semuanya....aku rindu banget sama rumah ini!!"Rafika keluar dari dalam mobil dan berteriak dihalaman rumah yang luas itu.
"Ayokkk...norak tau gak gaya kau tuh!!"Rio menarik tangan Rafika masuk ke dalam rumah.
Namun keadaan rumah tampak sepi dan tiba-tiba lampu menyala serta suara peluit bergema...
"Selamat datang nak..."ibu Rio yang tak lain Nyonya Rima Fernandez langsung menyambut kedatangan anak dan calon menantu nya.
"Ada apa ini ma?"tanya Rafika kepada Nyonya Rima Fernandez.
"Kami memutuskan bahwa hari ini kalau kalian akan bertunangan!!"Nyonya Rima Fernandez memeluk Rafika dan membawa nya masuk ke dalam rumah. Sedang kan Rio tampak kesal dengan keputusan orang tua nya karena tidak ada yang meminta pendapat nya. Bagaimana pun ia tidak bisa melawan keinginan orang tua nya ditambah disana sudah banyak keluarga yang datang ke acara pertunangan itu.
"Baiklah nak kamu berikan cincin ini sama Rafika!"Nyonya Rima Fernandez memberikan cincin itu kepada Rio agar memasangkan ke jari tangan Rafika.
"Aku terpaksa dijodohkan sama mu..."bisik Rio sekalian memasukkan cincin itu ke jari tangan Rafika.
"Justru aku yang lebih terpaksa dijodohkan sama kamu!!"bantah Rafika setelah Rio memasukkan cincin itu ke jari tangan Rafika. Sekarang giliran Rafika yang memasukkan cincin itu ke jari tangan Rio.
"Berarti kau sekarang calon istri ku...jadi aku bisa melakukan apa pun dengan mu??"Rio menjebak Rafika dekat arah dinding dan menguncinya dalam dekapan nya.
"Jangan bodoh kamu!!aku ini masih dibawah umur..."kegugupan Rafika tidak bisa tertutupi karena wajahnya sudah memerah akibat jarak wajah mereka berdua sangat dekat sedikit lagi bisa saja mereka berciuman.
"Ekhemmm...."suara ayah Rafika tak lain ialah tuan Farel Jhonson.
Mendengar suara ayah Rafika yang berdehem membuat Rafika dan Rio langsung salah tingkah.
"Ayah...aku rindu ayah..."Rafika mendekat kearah ayah nya dan memeluk nya.
"Hanya ayah aja? kakak lelakinya tidak?"kakak lelakinya Rafika yang pertama itu tak lain Aditya Jhonson tampak cemberut karena adik kesayangannya tidak rindu dengan nya.
"Aku juga rindu sama kakak..."Rafika berlari ke arah kakak lelakinya dan memeluknya erat.
"Apa Kak Kevin tidak ikut pulang?"tanya Aditya kepada adik nya setelah melepas pelukannya.
"Kak Kevin masih mengurus perusahaan disana nanti setelah selesai dia akan pulang kesini"sahut Rafika.
"Ya sudah mari kita makan bersama..."Nyonya Rima Fernandez mempersilahkan para tamu menuju meja makan yang sudah tersedia berbagai hidangan yang berkelas.
"Wah aku juga udah lapar maa..."Rafika segera berlari ke pelukan Nyonya Rima menuju meja makan.
"Bukan kah kita baru saja makan tadi?kalau aku sudah tidak lapar bu,aku mau langsung ke kamar aja dulu!"sahut Rio sambil berjalan keatas menuju kamarnya.
"Asal kamu tau Rafika hanya makan aja terus kerja nya..."ledek Aditya.
"Awas nanti kamu jadi gendut"sahut Rio yang masih melangkah menuju kamar nya.
"Biarin..."balas Rafika mengeluarkan lidahnya untuk meledek Rio dan Aditya.
"Udah jangan diledek terus Rafika nya"mama Rio membela Rafika.
"Oh iya ma...kak Ria mana ya?"tanya Rafika setelah tiba dimeja makan.
"Masih kuliah mungkin pulang nya bentar lagi"balas mama Rio sambil menyendokan nasi ke piring suaminya yakni Roy Fernandez.
"Iya mungkin bentar lagi pulang kok"timpal papa Rio.
Selama makan siang semuanya tampak menikmati semua makanan yang tersedia di masak oleh Nyonya Rima Fernandez. Setelah selesai makan Rafika pergi keatas menuju kamar nya juga untuk berbaring. Namun ketika melewati kamar Rio pintunya sedikit terbuka. Ia terhenti karena melihat Rio yang sedang tertidur. Dengan niat jahil ia masuk kedalam kamar Rio untuk mengganggu nya. Ia mengibaskan rambutnya kedalam telinga Rio yang untungnya rambut Rafika lumayan panjang jadi ia bisa mengibaskan rambutnya. Rio yang merasa ada sesuatu masuk kedalam telinga nya langsung saja menggeliat. Langsung saja ia mengibaskan yang menggangu tidur nya. Rafika yang melihat tingkah Rio tertawa karena Rio juga tak kunjung bangun meski sudah diganggu. Rio mendengar kekehan Rafika langsung tau tapi ia pura-pura tetap tidur dan tiba lagi Rafika memasukkan rambutnya langsung saja Rio menarik rambut serta kepala Rafika kedalam dekapannya. Sontak Rafika terkejut karena ia berpikir bahwa Rio masih tertidur tapi ternyata Rio menarik rambut nya tentu saja badan nya juga ikut tertarik ke dekapan nya.
"Aku tau itu perbuatan kamu..."bisik Rio ke telinga Rafika yang sekarang berada di dalam dekapan nya.
"Kalau kamu udah tau kenapa tidak langsung bangun?"Rafika membalik kan badannya kearah Rio sehingga wajah mereka sangat dekat.
"Memang kenapa?kamu baru tadi malam kamu tidur sama aku,sudah rindu aja"balas Rio menatap mata Rafika.
"Idihhhh,aku gak ada rindu sama kamu!aku cuma pingin cepat pulang aja..."balas Rafika dengan memukul kepala Rio.
"Sakit tau!ya udah bilang dulu sama mama baru kita pulang"Rio mengelus kepala nya yang sakit dipukul Rafika. Baru aja Rafika mau beranjak keluar namun dihentikan oleh Rio dengan menarik tangan nya.
"Apa?"Rafika membalik kepala nya kearah Rio.
"Bisa tidak kita manggil nya kayak dulu kita kecil?aku manggil kamu Onyong dan kamu manggil aku Inyong?"Rio bangkit dari tempat tidur nya dan menggenggam tangan Rafika.
"Iya deh... Inyong"Rafika menatap mata Rio.
"Oke deh! yuk pulang?"Rio masih menggenggam tangan Rafika menuju ke lantai bawah dimana semua keluarga berada.
"Cieee... pegangan tangan nih??"ledek kakaknya Rio yang baru pulang dari kampus dan udah bergabung bersama keluarga nya diruang tamu.
"Apa sih kak?"Rafika berlari ke arah kakak nya Rio dan memeluk nya."Aku rindu sama kakak"Rafika melepas pelukannya.
"Kakak pikir kamu cuma rindu sama Rio nya aja"Ria memegang pipi Rafika.
"Pa,ma...kami pulang dulu ya?besok kan Rafika mau sekolah ditempat aku jadi kami mau mempersiapkan keperluan nya"sahut Rio yang tibanya diruang tamu.
"Tenang semuanya sudah mama siapkan...jadi besok Rafika hanya tinggal berangkat sama kamu aja! masalah kepindahan Rafika sudah mama atur. Bibi...ambil barang keperluan Rafika yang udah disiapin dikamar ibu!!!"mama Rio berdiri dan memeluk Rafika.
"Makasih mama..."Rafika membalas pelukan Nyonya Rima.
~~~~~~~~~~~~~~
jangan lupa tinggalkan jejak kalian yaa😊👇... biar lebih semangat ngetik nya dan jangan lupa beri ulasan bintang atau tanggapan...oke?