Chereads / Athanasia dan Pangeran Jayden / Chapter 35 - Tersesat

Chapter 35 - Tersesat

Athanasia sepertinya ragu-ragu untuk kembali menapakkan kakinya. Namun tekadnya sangat kuat untuk segera kembali kepada Bao Yu.

Setelah beberapa lama berjalan, suhu terasa semakin dingin. Dan sebenarnya dia tidak kuat lagi mengangkat kakinya yang serasa membeku dan sirih tertusuk jarum.

"Aku harus kuat..." Berulangkali ia memastikan bahwa dirinya harus tetap terjaga untuk sampai ke gua tempat di mana Bao Yu berada. Akan tetapi setiap ia menggerakkan kakinya, jarak yang bisa dia ambil semakin kecil untuk menuju ke depan!

5 jam telah berlalu dan penguasa siang akan segera terbit dari ufuk timur. Benar ia telah tersesat di hutan Pinus yang lebat!

'Bao Yu... Apakah ini akan menjadi akhir ku?' Athanasia telah tergeletak di atas tumpukan salju. Kakinya tidak kuat lagi dan ia sangat kedinginan...

Matanya mulai menutup seakan-akan dia pasrah menghadapi kenyataan bahwa ia tidak sanggup lagi. Ini adalah musim dingin pertamanya selama ia berpetualang!

Daya tahannya kurang baik terhadap suhu yang begitu dingin, sebab ia berasal dari daerah tropis. Sedangkan kerajaan Empire dijuluki sebagai tempat dimana terdapat musim dingin yang abadi. Itu karena waktu musim dingin lebih lama dari pada waktu musim lainnya. Sehingga kerajaan Empire bergantung pada kekuatan sihir untuk memberikan mereka perlindungan di kala musim dingin yang berkepanjangan.

'Seseorang, siapa saja... tolong!' Athanasia menjerit di dalam hatinya.

Ia menutup matanya yang tak lagi kuat untuk memandangi sekelilingnya. Suaranya seperti tertekan oleh sesuatu, sehingga ia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.

Dalam rintihannya ia memanggil nama ibunya, meminta maaf seolah-olah ia sedang menghadapkan dirinya dengan kematian.

'Tidak... aku masih kuat. Tinggal sedikit lagi, mungkin saja guanya ada di depan sana!'

Dengan sedikit kekuatan yang masih tersisa, Athanasia membalikkan badannya. Ia lalu menarik tubuhnya dengan menancapkan jarinya ke dalam salju dan menyeret seluruh badannya ke arah depan, sebisa mungkin.

'Yah... aku masih bisa...'

Tidak lama kemudian terdengar suara gesekan, seseorang mungkin sedang menuju ke arahnya.

"Sudah ku bilang, biarkan aku yang mencari kayu bakarnya!" Ujar Bao Yu yang berdiri dihadapan Athanasia tanpa menggunakan tongkatnya.

Pandangan Athanasia samar. Namun ia bisa mengenali suara pria yang menyapanya!

'Bao Yu... Syukurlah, sekarang aku bisa tenang... Tapi, mungkinkah ini mimpi saat akan menghujung hayat? Bao Yu bisa berjalan tanpa tongkatnya lagi. Jika saja ini mimpi, aku pun sangat bahagia.' Athanasia lalu jatuh pingsan di atas tumpukan salju tersebut.

Bao Yu yang tidak melepaskan pandangannya dari Athanasia, segera mengangkatnya ke atas pelukannya. Ia lalu menggunakan sihirnya agar Athanasia bisa merasakan kehangatan. "Bagaimana bisa aku tidak mengkhawatirkan mu? Kau selalu saja akan tersesat di negeri asing..."

**

Sesampainya di gua, Bao Yu membuatkan Athanasia semangkuk soup zingiber officinale dengan bahan yang masih tersisa di dalam tas obat miliknya. Sembari itu ia juga mengumpulkan bahan-bahan makanan untuk dimasaknya, agar ketika Athanasia siuman ia mendapatkan cukup gizi untuk kembali beraktivitas seperti biasa.

Setelah soup obatnya menjadi hangat, ia lalu membawa tangannya untuk menyuapi Athanasia yang tampaknya belum juga siuman sedari tadi. Akan tetapi, soup itu tidak masuk ke dalam mulutnya dan hanya keluar kembali dari sela-sela bibirnya.

"Ah... obatnya menjadi sia-sia. Apa yang harus aku lakukan?" Bao Yu melihat sekeliling namun ide tidak juga muncul di pikirannya.

"Kakak... apa mulutmu juga membeku? Kau harus cepat sadar... Anak itu saja mau menelan obatnya, padahal dia juga tidak sadarkan diri seperti mu. Ayolah... aku sudah membuat 3 mangkok dan tidak ada yang masuk ke dalam tubuhmu!" Bao Yu terus menggerutu.

"Aku tidak memasukkan racun... tapi obat untuk memulihkan tubuhmu... Obat..." Bao Yu tampak kacau. Ia bingung harus melakukan apa dengan pertahanan Athanasia yang kuat.

Ia berjalan mondar-mandir di depan Athanasia tergeletak dan tiba-tiba saja ia bergeming! Pipinya merona hanya dengan sebuah ide bodoh yang muncul di kepalanya...

'Apa aku harus mencobanya?'

Bao Yu mendekati Athanasia dengan ragu-ragu. "Kakak... kau yang memaksaku untuk melakukan ini! Aku... aku tidak bermaksud bermain curang, tapi jika aku tidak melakukannya, kakak tidak akan pulih."

Bao Yu menatap Athanasia dan membulatkan keputusannya. 'Baiklah... hanya ini cara satu-satunya.'

Sambil menelan ludahnya, Bao Yu lalu mengambil mangkuk obat yang ada di sisi kirinya. Kemudian ia memasukkan soup itu ke dalam mulutnya dan bersiap untuk membawa bibirnya seperti saluran impuls yang akan membawa obat itu masuk ke dalam tubuh Athanasia.

Bao Yu lalu membungkuk dan perlahan menuju ke arah mulut Athanasia. Saat kedua bibir mereka akan bersentuhan, dengan refleks Bao Yu menarik kembali bibirnya dan menelan obatnya!

"Ah... aku tidak bisa melakukan ini!" Gumamnya kecil sambil memukul-mukul bibirnya.

Ia lalu berdiri lagi dan mengusap kepalanya seperti seorang yang sedang frustasi. "Tidak... aku harus melakukannya!" Ujarnya lagi meyakinkan dirinya sendiri...

Dengan cepat ia mengambil mangkuk yang berisi zingiber officinale itu lagi. "Ini adalah bahan yang terakhir dan aku tidak bisa menyia-nyiakannya." Bao Yu menganggukkan kepalanya dengan menatap berani. Kali ini dia tidak akan bimbang lagi.

Untuk kali kedua ia lalu membungkuk dan mencoba untuk memberikan Athanasia obat itu melalui mulutnya. Ia menutup matanya dengan erat sampai kulit terlihat terlipat di sekitar matanya.

'Sedikit lagi...' Bao Yu terus mendekatkan bibirnya ke arah mulut Athanasia.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Athanasia telah siuman dan melirik Bao Yu dengan tampang yang sedikit terkejut, sebab kedua wajah mereka sungguh terlalu dekat.

"!?"

Bicara soal kejutan, Bao Yu bahkan lebih terkejut dibandingkan Athanasia saat itu! Dengan cepat ia membuka matanya dan menyaksikan bahwa Athanasia sedang terbelalak.

Glek... Bao Yu menelan soup itu untuk kedua kalinya. Ia mengeluarkan ekspresi seperti seseorang yang kebingungan...

"Itu... Ano..." Bao Yu ingin menjelaskan apa yang sebenarnya sedang terjadi kepada Athanasia, akan tetapi ia tidak bisa memikirkan apapun untuk diutarakan.

Pandangan Athanasia berubah menjadi lembut setelah melihat ekspresi Bao Yu. "Kau bisa menjelaskannya perlahan-lahan. Tapi bukankah posisi ini tidak nyaman?"

"Ah!" Bao Yu tersadar bahwa ia masih dalam posisi untuk mencium Athanasia. Ia dengan cepat lalu menarik tangan dan tubuhnya untuk duduk dengan sopan.

Sambil memalingkan wajahnya dari hadapan wajah Athanasia, Bao Yu menjelaskan tindakannya. "Aku tidak bermaksud untuk mencium kakak... Hanya saja, obat yang aku berikan terus terbuang keluar dari sela-sela bibir kakak... Jadi... jadi makanya..." Bao Yu sedikit terbata-bata memberikan penjelasan kepada Athanasia, dengan wajahnya yang mulai memerah seperti kepiting rebus! Ia mulai berceloteh dengan pernyataan yang diulang-ulang dan tidak pernah sampai kepada kesimpulannya.

Athanasia menghela nafasnya dan sedikit tersenyum. Ia lalu bangun duduk dari pembaringannya dan menatap Bao Yu yang sedang memalingkan wajahnya dengan hangat. Dibawanya kedua tangannya dan mengarahkan pandangan Bao Yu hanya tertuju ke arahnya. Sehingga bibir Bao Yu akhirnya terkatup diam. "Aku percaya..." Ujar Athanasia.

"Apa?"

~To be continued