Ergy tertunduk malu sambil memiringkan badannya ke samping, "He… ayolah!" Kata Ergy lalu sedikit memonyongkan bibirnya.
Athanasia melepaskan tangannya dari wajah Ergy, lalu tertawa terbahak-bahak. Ia memegangi perutnya dan air mata mulai keluar dari ujung matanya. Ergy pun tertegun! "Mungkinkah ada yang salah denganmu, Nasia?" Tanya Ergy bodoh.
"Kau… kau tidak berfantasi yang aneh-aneh kan?" Tutur Athanasia gamblang masih tertawa.
Dengan cepat Ergy menggelengkan kepalanya menyangkal. Ia memang memikirkan hal yang aneh, tapi ia tidak pernah menyangka bahwa Athanasia akan bereaksi seperti sekarang.
"Kemarilah…" Tarik Athanasia membawa Ergy mendekat ke tempat ia melihat tumbuhan yang hanya hidup 100 tahun sekali tersebut.
"Lihatlah. Rumput dewa yang katanya hanya hidup 100 tahun sekali di tempat yang tidak bisa terjangkau! Akhirnya aku menemukan tumbuhan ini." Sambung Athanasia dengan kepuasan diri.
