Seperti dugaan Starla, sebelum ia dapat tes, waktu sudah menunjukan pukul tujuh dan suasana sekolah sudah ramai, ada beberapa murid yang sengaja duduk di luar kelas untuk melihatnya.
Starla sendiri panik luar biasa, matanya sesekali melirik kelas 3 IPS 4 tempat Aozora berada, tetapi tidak nampak pemuda itu, hanya ada Rendy dan teman-temannya di sana.
Starla mengembuskan dan mengeluarkan napas berkali-kali mencoba menenangkan dirinya.
Luna dan Gea sudah selesai tes meski begitu mereka dengan setia menunggunya untuk tes agar bisa ganti baju bareng.
"Starla Annora." panggil Pak Abdul.
Dengan mengembuskan napas, Starla berdiri lagi di garis start.
"La, pikirkan saja mereka tidak ada," Gea kembali mengingatkan.
"Dan hanya ada Kak Aozora berada di ujung sana menunggumu." goda Luna.
Starla otomatis membayangkan ucapan teman-temannya, tidak ada siapa-siapa hanya Aozora di ujung sana—dan tak berhasil justru semakin gugup. Ia bersiap, mengambil napas lagi, beru melompat, tidak seperti percobaan pertamanya, kali ini ia tidak melewati garis dan mendarat dengan sempurna.
"Satu setengah meter, Pak." kata Hendra.
Starla sedikit terkejut lompatannya tidak lebih jauh dari lompatan pertamanya mungkin karena yang pertama ia melanggar garis meski begitu ia cukup puas.
"Selamat kau berhasil." kata Gea.
"Vitamin Kak Aozora pasti berhasil ya?" goda Luna.
Starla memutar bola matanya, "Ayo ke kelas, ganti baju." katanya, sebelum pergi, ia sempatkan melirik kelas Aozora berada, tetap tidak ada tanda-tanda pemuda itu, mungkin sudah di dalam kelas?
***
Ketika Starla bilang jika pelajaran hari rabu kacau, ia bersungguh-sungguh, pelajaran pertama ada PPKN, gurunya Pak Hendri yang super sibuk mengurus tugas sebagai wakil kepala sekolah sampai-sampai sekarang pun tidak bisa mengajar, lalu olahraga, setelahnya geografi yang gurunya jarang sekali masuk mengajar entah karena apa, hanya pelajara bahasa Indonesia yang gurunya hadir yaitu Pak Adi itu pun pelajaran terakhir.
Sudah tahu kan seberapa kosong hari rabu?
Situasi kelas santai sekali setiap hari rabu, kebanyakan mereka pada jajan di kantin atau sekedar nongkrong di bawah pohon yang memang disediakan gazebo di setiap sudut sekolah, terdapat Wi-Fi gratis disediakan.
Starla memilih berteduh di gazebo sendirian agar tidak ada yang menempati sementara Luna dan Gea sedang membeli makanan. Ia sedang mengecek akun fakebook, mencoba memahami cara kerja fakebook.
"Starla."
Starla menengadahkan kepalanya melihat siapa yang memanggilnya. "Kak Rendy!?"
Rendy melambaikan tangannya, lalu duduk di seberang gadis itu. "Kau tidak belajar?"
Starla tertawa. "Ya seperti inilah kelasku, Kak. Kacau. Sekarang kan pelajaran olahraga, tadi kami sudah olahraga jadi bebas deh,"
"Oh," Rendy mengangguk-anggukan kepalanya.
"Kakak sendiri sedang pelajaran apa? Tidak masuk?" tanya Starla.
"Pelajaran agama islam," kata Rendy.
"Oh," Starla ingat bahwa Rendy non-muslim, memang jika pelajaran agama islam, murid yang non-muslim diperbolehkan keluar bila mau.
Jika begitu ada kemungkinan besar Aozora juga keluar, kecil kemungkinan pemuda itu beragama islam jika dari Jepang.
Starla memutuskan untuk memancingnya. "Kakak sendirian saja?"
Rendy mengangguk. "Kenapa? Kau mengharapkan seseorang?" tanyanya menggoda.
Starla terkejut mendengarnya, baru pertama kalinya Rendy bersikap seperti itu padanya, setiap di klub, mereka hanya mengobrol soal voli.
Mungkin efek Rendy dekat dengan Luna? Jadi pemuda itu juga ingin dekat dengannya yang merupakan teman dekat Luna?
"Aku hanya bertanya, Kak." sahut Starla.
Rendy tertawa kecil. "Aozora hari ini tidak masuk." katanya.
***
***
Cerita ini udah lama banget, sebelum saya keluarin novel 'Terpaksa Menikah Kontrak'
saya bukan orang yang update masalah pelajaran sekolah, jadi klo ada yang berubah, kalian bisa beritahu saya