"Jiro," Reon memanggil dengan santainya kembali bersandar di pintu, "Apa kau lebih percaya dengan dia? Di saat kau melihat dengan matamu sendiri, kami hanya mengenakan pakaian dalam saja? Bahkan Asuka malah hanya mengenakan jubah handuknya." Ia menyeringai lebar setelah selesai berbicara
Asuka terkesiap, dan tanpa sadar mengeratkan tali ikatan jubah handuknya malu. Seharusnya ia membuka pintu setelah memakai pakaian. Sekarang ia menyesal karena tampilannya jadi bumerang baginya, "Jiro, aku tidak berbohong padamu. Percayalah padaku ..."
Jiro yang sejak tadi berdiri membeku karena masih mencerna kata demi kata yang keluar dari bibir kekasih serta temannya akhirnya melirikan mata pada Reon—yang dibalas kedipan mata—memberi sinyal untuknya. Ia menepuk keningnya. Sudah dapat dipastikan ini hanya kebohongan belaka, namun untuk apa? Ia yakin ada alasan kuat kenapa dia mau melakukannya, "Asuka, kau ..."