Di sebuah penjara wanita.
Ibu Melati kini sedang duduk dengan wajah yang begitu sedih. Wajahnya memperlihatkan kegelisahan serta tidak tenang.
Dia tidak menyangka perbuatannya mengharuskan dia untuk tinggal di jeruji besi.
Kini bahkan dia harus kehilangan mawar dan bisa saja Mawar membencinya.
Bukan cuma Mawar. Tetapi dia harus meninggalkan Panji dalam keadaan yang menyedihkan.
Putra bungsunya alias putra tunggalnya, sebenarnya sangat membutuhkan dia.
Kondisi Panji saat ini memang masih sangat memprihatinkan. Di rumah sakit sendirian dan hanya dirawat oleh perawat saja.
Seharusnya dialah yang menemani putranya dan merawat putranya selama Panji berada di dalam rumah sakit.
Tetapi pada kenyataannya dia harus mendekam di dalam tahanan. Dan itu akibat perbuatannya sendiri.
Ibu melatih bahkan tidak mengetahui, bahwa ada orang yang berniat membunuh Panji saat ini.
Panji memang hampir saja mati karena oksigen dan jalur infusnya sempat dilepas, oleh orang suruhan Larissa.