Satu menit kemudian, ibu dan ayahnya sudah berjongkok di sebelah Senja, menatap batu itu dengan terpesona dan tercengang.
"Itu adalah batu Paradox of Time?" Ibu Senja berbisik.
"Ya, inilah batunya."
Senja mengangkat kepalanya dan menatap ayahnya yang masih menolak untuk menatap dirinya. Bukan menatap batu itu, ayahnya malah menatap ke bawah dengan sangat muram.
"Ayah…" Senja memanggil ayahnya dengan lembut dan menyentuh lengannya. "Kau tidak ingin mengatakan sesuatu kepadaku?"
Ayah Senja tidak bergeming sama sekali, menatap suaminya yang menunjukkan ekspresi yang tidak bersemangat dan putrinya yang khawatir, Ibu Senja menyiku pria yang ada di sebelahnya untuk menarik perhatian darinya.
"Apa?" Ayah Senja membentak dengan kesal ke arah istrinya.
"Apa kau tidak ingin mengatakan sesuatu kepada putri kita?" Ibu Senja mengangkat alisnya.
"Jika aku mengatakan sesuatu apa dia tidak akan pergi?!"
"Jadi, kau ingin melihatnya pergi tanpa mengatakan sesuatu?!"