Dalam ketergesaan mereka, kereta kuda ini terlalu melonjak-lonjak untuknya.
Senja sangat ingin menangis. Ia ingin berteriak dengan kencang. Namun, suara yang dapat ia keluarkan hanyalah sebuah bisikan.
"Kau bisa mati…"
Cung tentu saja tidak bisa mendengar Senja, ia terlalu fokus untuk tetap membuat kereta berjalan dengan stabil di jalan berbatu ini.
"Nona Muda Senja!" Cung memanggil Senja lagi dengan jengkel.
Senja mengepalkan tangannya hingga terasa sakit ketika ia akhirnya berkata. "Berhenti disini!"
Dengan mendengar kalimat Senja, Cung mencoba untuk menghentikan kereta kuda dengan mulus dan melompat turun dari kursi kemudi untuk membantu Qianru untuk turun.
Ketika mereka bertiga sudah keluar, Qianru menghampiri Cung dan dengan air mata yang mengalir di pipinya yang pucat, ia berkata.