Setelah enam bulan berada jauh dari mereka, ia akhirnya kembali menuju Ibu Kota.
Menunggangi kuda sendirian, ia berkuda melewati gerbang desa G. dari sini, ia hanya harus menunggangi kuda untuk menyeberangi hutan yang berlokasi di antara dua kota dan dalam waktu satu jam ia akan sampai dirumah.
Segalanya berjalan dengan mulus hingga ia merasakannya.
Perasaan yang seakan merayap di punggungnya adalah perasaan yang seakan memberitahunya bahwa ada seseorang yang sedang mengikuti. Ia menjadi berwaspada.
Seperti memberitahukan bahwa firasatnya benar, sebuah pisau belati melayang melewati wajahnya dan menancap di sebuah pohon di sebelahnya. Jika bukan karena gerakan refleknya yang luar biasa, ia pasti sudah mati sekarang.
Setelah itu sebuah anak panah ditembakkan dan mengenai kaki kudanya.