"Kami akan menjadi keluarga, jadi apa salahnya dengan hal itu?" Senja mengangkat alisnya dan bertingkah bodoh.
"Kau tahu bahwa itu adalah sikap yang tidak pantas."
"Jadi, caramu bersikap sekarang ini terlihat pantas?"
Sana mengepalkan telapak tangannya dan kukunya terasa menancap dengan sakit di telapaknya. "Aku datang kesini untuk membicarakan tentang surat itu!" Sana berkata dengan marah, namun itu adalah bohong karena tidak ada hal apapun yang tersisa untuk dibicarkan tentang surat itu.
"Oh, selain memberikan laporan bulanan itu aku datang kesini untuk membicarakan tentang surat itu juga." Senja melipat lengannya dengan sombong.
Dengan mendengar kalimat tidak masuk akal Senja mengenai surat itu, Sana mencibir. "Kau? Membicarakan tentang surat? Apa yang diketahui oleh seseorang yang lupa ingatan sepertimu?"