Chapter 26 - BERHENTI MENYALAK!

Namun, Senja tak peduli dan mendorongnya menjauh.

"Tutup mulutmu dan pergi!"

Dia melangkah ke arah lain sementara Yoda tidak bisa berkata apa-apa lagi dan hanya mengikutinya.

Ketika keduanya dalam perjalanan ke gudang persenjataan, mereka bertemu dengan tiga tentara, yang mana salah satu prajurit menunjuk Yoda dan tertawa dengan maksud mengejek.

"Ada apa Yoda? Melakukan hal sepele, ya? " Zee mengejeknya secara terang- terangan.

Namun, alih-alih membalas perkataan mereka untuk membela diri, Yoda menundukkan kepalanya dengan ekspresi tidak nyaman. Melihat bagaimana Yoda bereaksi, Zee berjalan di sampingnya dan terus berbicara kepada Yoda, sementara dua prajurit lainnya mengikuti dia.

"Kau tahu kan? Saat ini hampir setengah dari prajurit pergi ke luar dan prajurit lain yang tinggal memiliki tugas penting, tapi apa yang sedang kau lakukan? Berjalan dengan seorang gadis dengan santai? Apa kau berkencan dengan gadis aneh itu? " Zee menunjuk Senja yang berjalan lima langkah di depan mereka dengan dagunya.

"Aku bahkan harus mengelola semua tangki air kita dan mendistribusikan airnya kepada teman- teman yang baru datang dari misi. Bisa kau bayangkan betapa sibuknya aku?" Kata Adi. Menyeka dahinya sendiri.

"Ya, dan aku harus menyiapkan semua peralatan ledakan yang dibutuhkan selama misi." Yang lain ikut menimpali dan dengan arogan menambahkan. "Dan kau? Apa yang sebenarnya kau lakukan? Membuntuti gadis ini seperti anjing bodoh?" Saat Rian mengatakan ini, Zee dan Adi tertawa terbahak-bahak.

"Ha ha ha…" Senja pun ikut tertawa, tawanya terdengar semakin renyah dan senang seolah baru mendengar hal yang paling lucu.

Setelah mendengar tawanya, mereka bertiga akhirnya diam dan menatap dengan heran pada Senja dengan ekspresi bingung.

"Kenapa berhenti?" Senja menyeka air matanya, masih ada sisa tawa di suaranya. "Kenapa berhenti? Memangnya tidak boleh aku ikut tertawa? "

"Apa kau mencoba bermain-main denganku? Kau tidak mengenalku?" Zee berjalann mendekati Senja, dengan badannya yang tinggi, dia terlihat begitu dominan dibandingkan dengan Senja.

"Haruskah aku mengenalmu?" Senja melipat lengannya dengan agresif, kali ini dia benar-benar berhenti tertawa dan menatap Zee dengan tatapan mengancam.

"Aku adalah salah satu dari tim pemimpin pasukan ini!" Dia menunjuk dadanya dengan bangga.

Bibir Senja membentuk senyuman mengejek.

"Aku tidak mengenalmu. Tapi, kalian semua mengenalku. Jadi apa gunanya aku tahu orang- orang seperti kalian?" Senja menilai Zee, sorot matanya terlihat tidak tertarik dengan apa yang dilihatnya.

"Hah! Memang orang bodoh tidak tahu apa-apa!" Merasa Senja meremehkannya, Zee mengumbar amarahnya.

"Orang bodoh ini menyelamatkan kepala kalian semua! Jadi, kau harus tahu siapa yang berkuasa disini, oleh karena itu berhentilah menggonggong dan berhenti bertindak seperti orang penting, lanjutkan pekerjaan kasarmu dan biarkan anak muda ini menjaga wanita penting ini!" Senja mengangkat alisnya secara provokatif.

"Kau….!!" Zee meraung. Tidak bisa mengendalikan amarahnya, Zee menghunus pedangnya pada Senja.

Jantung Senja berdegup kencang. Ugh! Apa kata- kataku terlalu kelewatan?

Apapun itu, yang terpenting saat ini adalah untuk menjaga tubuhnya tetap utuh agar Senja bisa pulang tanpa kekurangan satu apapun.

Dia menatap pedang panjang yang dipegang Zee.

Senja belum pernah berurusan dengan pedang sebelumnya. Otaknya mulai bekerja dengan cepat, memikirkan jalan keluar dari masalah ini. Mereka saat ini sedang berada di area terbuka dan hal ini tidak menguntungkan baginya untuk menghindari serangan langsung.

Kalau Senja harus melawan Zee… dia kekurangan senjata dan tidak ada material di sekitar Senja yang bisa dia gunakan untuk melindungi diri.

Dan, di saat kritis ketika Zee memutuskan untuk menyerang gadis itu, Yoda melompat di antara mereka dan juga menghunus pedangnya.

"Jangan pergi terlalu jauh," katanya dengan suara rendah pada Senja.